4 Ancaman Ini Bikin Orang Kaya Dunia Susah Tambah Harta

Setiap orang terkaya di dunia tercatat memiliki hasrat yang kuat untuk terus mengembangkan bisnisnya demi mendulang lebih banyak harta kekay

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 21 Mar 2015, 21:30 WIB
(Foto: The Richest)

Liputan6.com, New York - Setiap orang terkaya di dunia tercatat memiliki hasrat yang kuat untuk terus mengembangkan bisnisnya demi mendulang lebih banyak harta kekayaan. Sayangnya, tahun ini, survei yang digelar perusahaan konsultan properti komersial global Knight Frank menemukan empat risiko yang dapat membuat orang kaya sulit menambah harta kekayaannya.

Mengutip laporan bertajuk The Wealth Report 2015 yang diterima Liputan6.com, Sabtu (21/3/2015), Senior Preisedent dan Chief Economist di Yes Bank Shubhada Rao menjelaskan, lambatnya laju perekonomian negara berkembang di dunia sebagai salah satu hambatan bagi konglomerat untuk menambah hartanya tahun ini.

"Risiko penciptaan kekayaan di banyak negara berkembang akan meningkat jika pertumbuhan di berbagai sektor ekonomi tidak berjalan baik," terang Rao.

Banyak negara berkembang yang berubah menjadi negara maju dan lantas mampu menghasilkan pertumbuhan orang kaya yang cukup signifikan. Sayangnya, ini akan sulit terjadi jika pertumbuhan ekonomi di setiap negara melaju dengan lamban.

Berikutnya, Chief Investment Officer di Stonehage Investment Partners John Veale menilai konflik geopolitik di berbagai negara serta meningkatnya ketegangan politik antara  Rusia dan Ukraina juga dapat membuat sejumlah bisnis sulit berkembang. Pada level ekstrim, jika bank sentral keliru mengambil langkah terhadap tekanan inflasi itu akan membuat pertambahan harta orang terkaya dunia ikut terhambat.

Risiko ketiga adalah rendahnya koneksi antara harga obligasi dan komoditas serta ekuitas dan aset lainnya.

"Buktinya, saat harga komoditas dan obligasi melemah, harga saham justru melonjak," tutur Chief Economist di Markit Chris Williamson.

Dia memprediksi tahun ini akan menjadi perioden di mana pasar akan bereaksi luar biasa terhadap kebijakan ekonomi AS.

Terakhir, risiko yang dapat membuat orang kaya semakin sulit menambah hartanya adalah kondisi ekonomi dunia yang kian tak stabil.

Sekadar informasi, The Wealth Report 2015 ini merupakan hasil survei Knight Frank, perusahaan konsultan properti komersial global yang berbasis di London. The Wealth Report 2015 melakukan survei setiap tahun pada kalangan Ultra High Net Worth Individuals (UHNWI) yang memiliki aset paling sedikit senilai US$ 30 juta termasuk aset pribadi dan properti. (Sis/Ndw)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya