Rahasia Irman Gusman di Balik Gagalnya KIH Duduki Kursi Ketua MPR

Zulkifli Hasan terpilih menjadi Ketua MPR 2014-2019 yang diusung Koalisi Merah Putih (KMP).

oleh Taufiqurrohman diperbarui 08 Okt 2014, 15:30 WIB
Irman Gusman bersiap menuju bilik suara pemilihan Ketua DPD RI 2014-2019 di Kompleks Parlemen gedung Nusantara V, Jakarta, (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Zulkifli Hasan terpilih menjadi Ketua MPR 2014-2019 yang diusung Koalisi Merah Putih (KMP). Paket calon yang diusung Koalisi Indonesia Hebat (KIH) kalah 17 suara dalam voting yang dihadiri 678 anggota MPR.

Ketua DPD Irman Gusman mengungkap, faktor utama kalahnya paket pimpinan MPR yang diajukan KIH bukan berasal dari suara DPD yang pecah. Justru penyebabnya adalah karena ada anggota KIH yang membelot mendukung Koalisi Merah Putih (KMP).

"Suara DPD itu sesuai dengan target tapi jangan lupa juga dari fraksi partai pendukung (Jokowi) juga ada yang merembes (berseberangan) juga tentunya," kata Irman di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (8/10/2014).

Irman menjelaskan, di atas kertas suara anggota DPR dari KIH ditambah PPP yang mengusung Paket Calon A sesungguhnya sebanyak 247. Sedangkan suara anggota KMP yang mengusung Paket B sebanyak 313 suara. Dan suara anggota DPD sebanyak 130.

Namun kenyatanyaan, KMP berhasil memenangkan pemilihan paket pimpinan MPR dengan perolehan 347 suara dari 678 anggota MPR yang hadir pada Rabu dini hari tadi. Adapun paket yang diajukan yakni Zulkifli Hasan dari PAN sebagai Ketua MPR, Muhyidin dari Golkar, Hidayat Nur Wahid dari PKS, EE Mengindaan dari Demokrat dan Oesman Sapta Odang dari DPD sebagai Wakil Ketua MPR.

Sedangkan, paket pimpinan Koalisi Indonesia Hebat yang terdiri dari adalah Calon Ketua, Oesman Sapta Odang dari DPD, dan 4 Calon Wakil Ketua yakni Ahmad Basarah dari PDIP, Imam Nahrawi dari PKB, Patrice Rio Capella dari Partai Nasdem, dan Hazrul Azhar dari PPP, mendapat 330 suara. Adapun 1 suara lainnya dinyatakan abstain.

"Jadi suara yang tersolid masuk sampai masuk (ke KIH) 330 itu justru dikontribusi dari DPD," ujar Irman.

Irman mengaku mendapat informasi adanya suara partai pengusung Jokowi yang secara diam-diam mendukung opsi paket B dari KMP. Namun Irman tidak mau mengungkap dari fraksi mana yang membelot.

"Saya mendapatkan informasi dari dalam, tapi kan tidak etis menyebut partainya apa. Kita tidak perlu menyalahkan satu sama lain. Apa yang terjadi semalam perbedaan sangat tipis sekali, itu menandakan bahwa terjadi perimbangan kekuatan," tandas Irman Gusman.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya