Liputan6.com, Makassar: Teka-teki kenapa Partai Golongan Karya menarik diri dari koalisi dengan Partai Demokrat terjawab sudah. "Sebenarnya saya sendiri tak ingin berpisah sejak awal, tapi keadaanlah yang menyebabkan ini," kata Jusuf Kalla di hadapan Politisi Golkar Sulsel dan alumni Universitas Hasanuddin di kediamannya, Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (2/5).
Kalla menambahkan, saat mengetahui perolehan suara Golkar berada di posisi kedua dalam pemilu legislatif 9 April 2009, partainya menyadari sulit berjalan sendiri dalam pemilu presiden. Karena itu, Golkar menjalin komunikasi dengan Partai Demokrat dan Susilo Bambang Yudhoyono. "Tapi, tidak disambut baik dengan memberikan syarat-syarat," ucap Kalla.
Hal itulah yang dianggap telah menghina Partai Golkar. "Sudah wapres masih dikasih syarat," kata Kalla. "Kita tak ingin melanjutkan sesuatu yang keikhlasan tidak utuh."(BOG/Tim Liputan 6 SCTV)
Kalla menambahkan, saat mengetahui perolehan suara Golkar berada di posisi kedua dalam pemilu legislatif 9 April 2009, partainya menyadari sulit berjalan sendiri dalam pemilu presiden. Karena itu, Golkar menjalin komunikasi dengan Partai Demokrat dan Susilo Bambang Yudhoyono. "Tapi, tidak disambut baik dengan memberikan syarat-syarat," ucap Kalla.
Hal itulah yang dianggap telah menghina Partai Golkar. "Sudah wapres masih dikasih syarat," kata Kalla. "Kita tak ingin melanjutkan sesuatu yang keikhlasan tidak utuh."(BOG/Tim Liputan 6 SCTV)
