Sukses

IBF Net Luncurkan Metaverse dengan Prinsip Syariah

IBF Net mengatakan, Netverse diharapkan menjadi kontributor utama dalam pergerakan digitalisasi di dunia Islam

Liputan6.com, Jakarta Penyedia solusi teknologi untuk ekonomi Islam, IBF Net Group, Netverse, metaverse pertama pada blockchain Algorand, yang merupakan metaverse sesuai syariah pertama di dunia pada teknologi blockchain.

Dalam siaran persnya, dikutip Kamis (26/1/2023), IBF Net mengatakan bahwa Netverse diharapkan menjadi kontributor utama dalam pergerakan digitalisasi di dunia Islam.

IBF Net mengatakan, ekonomi digital diperkirakan akan tumbuh sekitar 20 sampai 25 persen dari ekonomi global, dan pangsa ini diperkirakan akan terus tumbuh. Di sisi lain, ekonomi virtual diperkirakan akan tumbuh besar bersama ekonomi digital.

Menurut para bankir investasi global seperti Goldman Sachs dan Morgan Stanley, ukuran peluang metaverse diperkirakan berada di kisaran USD 8 sampai 10 triliun.

Lebih lanjut, para ahli menyebut, teknologi web 3.0 di satu sisi dipengaruhi oleh pemahaman dan pengamatan dari kegiatan interaksi dan transaksi kaum milenial, dalam ruang virtual dan digital dalam skenario tersebut.

"Tren ini juga terlihat di beberapa negara Islam yang menganggap pengembangan ekosistem halal sebagai sebuah kebijakan yang krusial. Netverse dari IBF Net berharap dapat memanfaatkan tren yang sedang berkembang ini," tulis perusahaan.

IBF Net mengklaim, selain kebahagiaan dan interaksi sosial, Netverse akan berkontribusi pada kebaikan sosial.

"Kontribusi ini hadir melalui proyek Netversity yang menawarkan berbagai macam kursus, dapat diikuti oleh siapa saja dan di mana saja," tulis IBF Net.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Proses Membentuk Dewan

Mohammed Alim, CEO IBF Net Group mengatakan IBF Net juga berfokus pada pertumbuhan organik dalam keanggotaan jaringan pada IBFNex.

IBFNex adalah portofolio platform pada blockchain yang melayani sektor filantropi, nirlaba, dan sektor profit yang membentuk miniatur ekonomi Islam. Platform IBFNex juga dapat diakses dalam Netverse.

"Jaringan ini telah mengalami pertumbuhan keanggotaan lebih dari 600 persen selama dua tahun terakhir setelah berada di kisaran 5 ribu anggota dalam jangka waktu yang lama dan akan melewati target 50 ribu anggota pada pertengahan tahun 2023," klaim Alim.

IBF Net sedang dalam proses membentuk Dewan (Governance Council), yang terdiri dari para penggerak di dunia akademis, profesional, dan cendekiawan syariah dari industri jasa keuangan Islam.

Founder IBF Net Group, Dr. Mohammed Obaidullah menambahkan, ajakan ini terbuka untuk semua kalangan.

"Keanggotaan Dewan berbasis luas (broad based) ini dibatasi hanya 50 ribu anggota," ujarnya. Menurutnya, tidak ada biaya keanggotaan atau biaya tersembunyi lainnya untuk peserta yang bergabung di Dewan. 

3 dari 3 halaman

Akan Mulai Proses Daring

 

Setelah mencapai target keanggotaan, IBF Net akan memulai proses daring, di mana para anggota akan memilih perwakilan untuk berbagai panel yang didedikasikan dalam ekosistem IBF.

Ekosistem tersebut seperti perbankan komersial, asuransi, perbankan investasi, zakat, wakaf, lembaga nirlaba, pembiayaan pembangunan, dan bidang-bidang lintas sektoral seperti tata kelola, regulasi, dan teknologi syariah.

Dewan ini akan berperan penting dalam program dan kegiatan yang bertujuan untuk pembelajaran dan promosi, termasuk seminar, lokakarya, konferensi, publikasi, penghargaan, dan beasiswa dalam kemitraan dengan universitas dan perusahaan.

"Kami sangat senang melihat dampak positif yang akan diberikan Netverse terhadap ekosistem syariah di dunia Islam dan sekitarnya," pungkas Obaidullah.

(Dio/Isk)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini