Sukses

Mengenal ChatGPT, Bot Pintar Buatan OpenAI yang Bisa Jawab Pertanyaan Nyeleneh

OpenAI mengumumkan kehadiran ChatGPT, sebuah bot berbasis kecerdasan buatan dengan kemampuan yang mumpuni.

Liputan6.com, Jakarta - Perkembangan kecerdasan buatan tidak dimungkiri telah begitu pesat dalam beberapa tahun terakhir. Terbaru, ada ChatGPT yang berhasil menarik perhatian publik.

Alasannya, bot berbasis kecerdasan buatan ini disebut memiliki kemampuan menjawab pertanyaan yang lebih baik dibandingkan mesin penelusuran lain. Dikutip dari The Guardian, Senin (5/12/2022), ChatGPT merupakan kecerdasan buatan yang dikembangkan OpenAI.

Sebagai informasi, OpenAI merupakan yayasan kecerdasan buatan yang dibuat oleh Elon Musk. OpenAI menyebut kecerdasan buatan ini dikembangkan dengan berfokus pada kemudahan penggunaan.

"Format dialog memungkinkan ChatGPT menjawab pertanyaan tindak lanjut, mengakui kesalahannya, menantang premis yang salah, dan menolak permintaan tidak pantas," tulis OpenAI dalam unggahan saat ChatGPT rilis.

Selain itu, berbeda dari kecerdasan buatan sebelumnya, ChatGPT kini dirilis untuk semua orang dan gratis selama masa percobaan. Perusahaan berharap umpan balik yang diberikan pengguna bisa meningkatkan kemampuan kecerdasan buatan ini.

Salah satu kemampuan ChatGPT yang menarik adalah bisa mengenali pertanyaan yang dibuat-buat dengan lebih baik. Sebagai contoh, kecerdasan buatan ini dapat menjawab pertanyaan mengada-ada seperti kapan Columbus tiba di Amerika pada 2015.

Pada versi terdahulu, sistem ini bisa menampilkan hasil penelusuran yang fiktif. Namun, ChatGPT dapat mengenali pertanyaan itu mengada-ada dan memperingatkan jawaban apa pun adalah fiktif.

Sistem ini juga mampu menolak menjawab pertanyaan. Misalnya, saat pengguna minta saran untuk mencuri mobil, kecerdasan buatan ini bisa menjawab 'mencuri mobil adalah kejahatan serius yang dapat menimbulkan konsekuensi parah', dan menyarankan untuk 'menggunakan transportasi umum'.

Meski memiliki kemampuan yang menjanjikan, bot ini tetap mempunyai batasan. Mengingat pelatihan data kecerdasan buatan ini kebanyakan mengambil informasi hingga 2021, informasi yang ditampilkan kadang tidak terlalu aktual.

Kendati demikian, ChatGPT saat ini belum bisa menjelajah internet atau mengakses informasi eksternal. Karenanya, sistem ini baru memberikan jawaban atau saran untuk pertanyaan yang lebih bersifat lokal, seperti rekomendasi restoran di kota tertentu.

Dalam melatih kecerdasan buatan ini, tim pengembang mengambil banyak teks yang diambil dari internet, tapi pengumpulan itu tidak mendapat izin eksplisit dari penulis materi yang dipakai. Hal ini pun menimbulkan kontroversi, karena berpotensi melanggar hak cipta.

Untuk menjajal kemampuan bot ini, pengguna tinggal mengakses situs resmi OpenAI. Dari situ, mereka tinggal memilih opsi 'Try ChatGPT', lalu login untuk mulai mengajukan pertanyaan.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Nilai Pasar Kecerdasan Buatan Tumbuh 20,7 Persen pada 2021

Di sisi lain, nilai pasar kecerdasan buatan (AI) di seluruh dunia, termasuk perangkat lunak, perangkat keras, dan layanan untuk aplikasi Artificial Intelligence sentris dan Artificial Intelligence non-sentris, mencapai USD 383,3 miliar pada tahun 2021.

Angka itu meningkat 20,7% dibandingkan tahun 2020, menurut International Data Corporation (IDC) Worldwide Semiannual Artificial Intelligence Tracker terbaru.

IDC memperkirakan nilai pasar kecerdasan buatan akan mencapai hampir USD 450 miliar pada tahun 2022 dan mempertahankan tingkat pertumbuhan tahunan yang tinggi selama perkiraan lima tahun.

"Di semua industri dan fungsi, organisasi pengguna akhir menemukan manfaat teknologi kecerdasan buatan karena solusi itu semakin kuat dan memungkinkan pengambilan keputusan lebih baik dan produktivitas lebih tinggi. Kenyataannya adalah, Artificial Intelligence menawarkan solusi untuk semua yang kita hadapi saat ini," ujar Rasmus Andsbjerg, Associate Vice President, Data & Analytics di IDC, dikutip dari laporan teraktual IDC, Senin (19/9/2022).

Solusi kecerdasan buatan, kata Rasmus, dapat menjadi sumber untuk mempercepat perjalanan transformasi digital. Selain itu, solusi itu juga memungkinkan penghematan biaya di tengah inflasi dan mendukung upaya automasi di kondisi kekurangan tenaga kerja.

Secara keseluruhan, perangkat lunak kecerdasan buatan kembali menyumbang pangsa terbesar pasar kecerdasan buatan pada tahun 2021.

Jika digabungkan, empat kategori perangkat lunak kecerdasan buatan, yakni Artificial Intelligence Applications Delivery & Deployment, Artificial Intelligence Applications, Artificial Intelligence System Infrastructure Software, and Artificial Intelligence Platforms, menghasilkan nilai pasar lebih dari USD 340 miliar pada tahun 2021 dengan subkategori Artificial Intelligence Applications mewakili hampir setengah dari total pendapatan.

Sementara itu, Artificial Intelligence Platforms menghasilkan pertumbuhan tahunan tertinggi sebesar 36,6%, meskipun bergerak dari garis dasar yang lebih kecil.

 

3 dari 5 halaman

Kategori AI Applications

Di kategori AI Applications, AI Customer Relationship Management (CRM) Applications dan AI Enterprise Resource Management (ERM) Applications masing-masing berkontribusi sekitar 16 persen dari total kategori. Sisanya disumbang oleh segudang AI Applications lainnya yang tersedia di pasar.

Dengan hampir 300 perusahaan yang berlomba-lomba mencari peluang untuk mendapatkan pangsa, pasar AI Applications tetap sangat kompetitif.

Laporan ini juga menunjukkan bahwa aplikasi AI sentris, di mana teknologi AI merupakan pusat dan penting untuk fungsi aplikasi, terus perlahan-lahan menumbuhkan pangsa pasar AI Software.

Pada tahun 2021, aplikasi AI sentris menangkap 12,9 persen pangsa pasar, naik 29,3 persen dari tahun sebelumnya.

Sisa pasar dipegang oleh aplikasi AI non-sentris, di mana teknologi AI menjadi bagian integral dari alur kerja tertentu dari aplikasi.

4 dari 5 halaman

Kategori AI Software dan AI Services

Demikian pula, penyebaran AI Software ke layanan komputasi awan terus menunjukkan pertumbuhan stabil. Pada tahun 2021, 47,3 persen pembelian AI Software digunakan ke layanan komputasi awan publik, meningkat empat persen dibandingkan tahun 2020 dan 8,4 persen dibandingkan tahun 2019.

IDC memperkirakan penerapan layanan komputasi awan dari AI Software akan melampaui penerapan on-premise pada tahun 2022.

Kemudian, Pasar AI Services mengalami peningkatan nilai total 22,4 persen secara tahunan menjadi USD 24 miliar pada tahun 2021.

Permintaan klien akan keahlian dalam mengembangkan solusi AI tingkat produksi membantu kategori AI IT Services tumbuh 21,9 persen dari tahun ke tahun menjadi USD 18,8 miliar.

Kemudian, Kategori AI Business Services tumbuh 24,2 persen dari tahun ke tahun karena organisasi mencari bantuan tentang tata kelola, proses bisnis, dan strategi AI.

Selanjutnya, kategori AI Hardware menjadi segmen pasar AI terkecil seniali USD  18,8 miliar. Namun, segmen ini paling cepat berkembang dengan pertumbuhan 38,9 persen dari tahun ke tahun.

Pertumbuhan perangkat keras didorong oleh upaya untuk membangun sistem AI khusus yang mampu memenuhi peningkatan permintaan komputasi dan penyimpanan model dan kumpulan data AI.

Sementara AI Server dan AI Storage menghasilkan pertumbuhan yang kuat pada tahun 2021,  masing-masing 39,1 dan 32,9 persen.

(Dam/Isk)

5 dari 5 halaman

Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia (Liputan6.com/Triyasni)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.