Sukses

Ancaman Kejahatan Siber Mengintai di Balik Film James Bond No Time to Die di Internet

Waspada, pelaku kejahatan siber juga memanfaatkan momentum penayangan film James Bond terbaru, No Time to Die

Liputan6.com, Jakarta - Pelaku kejahatan siber dilaporkan memanfaatkan popularitas judul terbaru dari James Bond yaitu No Time to Die. Mereka disebut mengambil celah dari para penonton yang ingin duluan menonton film tersebut.

Para ahli Kaspersky sendiri telah mengamati adanya aktivitas intensif dari para penipu online menjelang pemutaran perdana film terakhir Daniel Craig sebagai James Bond itu, pada 30 September 2021.

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang bagaimana pelaku kejahatan siber mencoba memonetisasi minat penggemar film, para ahli Kaspersky menganalisis file berbahaya yang disamarkan sebagai situs web phishing terkait film terbaru.

Dalam siaran persnya, ditulis Kamis (7/10/2021), para pakar Kaspersky menemukan ada upaya untuk menginfeksi pengguna dengan berbagai jenis malware dan perangkat lunak berbahaya, yang dapat diunduh dengan kedok film James Bond terbaru.

"Meskipun tidak banyak pengguna yang mencoba mengunduh file-file ini, ancaman yang terdeteksi tidak terbatas Adware, hingga cukup fleksibel dan berbahaya," tulis mereka.

Ancaman ini termasuk Trojan, program berbahaya yang memungkinkan pelaku kejahatan siber untuk mendapatkan akses menuju data sensitif, dan Trojan-PSW-Stealer yang mampu mengumpulkan data login, bahkan ransomware.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Situs Penipuan

Selain itu, Kaspersky juga menemukan sejumlah situs web phising yang dibuat untuk mencuri detail bank pengguna.

Mereka menjabarkan, pengguna mengunjungi situs tersebut dengan harapan dapat menonton film No Time to Die yang telah lama mereka tunggu. Setelah melihat beberapa menit pertama dari film itu, seseorang diminta mendaftar untuk lanjut menonton.

Saat registrasi, korban diminta memasukkan informasi kartu kreditnya. Namun usai pendaftaran, pengguna tidak dapat melanjutkan filmnya. Alih-alih, uang didebit dari kartu mereka dan data pembayaran berakhir di tangan penjahat.

"Berbagai sumber hiburan, termasuk film, selalu menjadi daya pikat yang menarik bagi penjahat dunia maya untuk menyebarkan ancaman dan halaman phishing," kata Tatyana Shcherbakova, pakar keamanan di Kaspersky.

"Dengan pemutaran perdana film dan serial TV baru yang bergerak secara online, ini telah memicu minat tidak hanya untuk bioskop tetapi juga di antara para penipu online," ujarnya.

 

3 dari 4 halaman

Melupakan Keamanan Internet

Dengan hebohnya pemutaran film, penonton yang terburu-buru untuk menonton pun melupakan keamanan internet.

"Pengguna harus waspada terhadap halaman yang mereka kunjungi, tidak mengunduh file dari situs yang belum diverifikasi dan berhati-hati dengan siapa mereka membagikan informasi pribadi," kata Shcherbakova dalam pesannya.

Kaspersky pun menyarankan pengguna dunia maya untuk menghindari tautan yang menjanjikan penayangan awal suatu film atau serial TV. Jika ragu dengan keaslian konten, segeralah hubungi penyedia hiburan.

Periksa juga keaslian situs web sebelum memasukkan data pribadi dan hanya gunakan laman web resmi dan terpercaya untuk menonton atau mengunduh film. Periksa ulang format URL dan ejaan nama perusahaan.

Selain itu, perhatikan ekstensi file yang diunduh. File video tidak akan pernah memiliki ekstensi .exe atau .msi.

Terakhir, gunakan solusi keamanan yang andal, yang mengidentifikasi lampiran berbahaya dan memblokir situs phishing.

(Dio/Isk)

4 dari 4 halaman

Infografis Pemblokiran Massal Web Streaming Ilegal

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.