Sukses

Aturan Baru, Google Bakal Hapus Data Milik Akun yang Tak Aktif

Google baru saja mengumumkan perubahan untuk layanan penyimpanan yang disediakannya.

Liputan6.com, Jakarta - Google baru saja mengumumkan aturan baru mengenai penggunaan layanan miliknya. Lewat peraturan baru ini, Google mengatakan bakal menghapus data dari akun yang diketahui tidak aktif.

Dikutip dari GSM Arena, Jumat (18/12/2020), perubahan aturan ini diketahui dari laman Google Help beberapa waktu lalu. Jadi, akun yang diketahui tidak aktif selama dua tahun, data-data miliknya akan dihapus oleh Google.

Menurut perusahaan, langkah ini diambil untuk membersihkan kapasitas penyimpanan yang tidak digunakan. Aturan ini akan mulai diterapkan Google pada 1 Juni 2021.

Sementara proses penghapusan mulai dilakukan pada 1 Juni 2023. Penghapusan data ini mencakup sejumlah layanan, seperti Drive, Docs, Sheets, Slides, Jamboard, Gmail, Photos, Drawings, Forms, dan Sites.

Oleh sebab itu, Google mengingatkan para pengguna yang tidak ingin kehilangan datanya harus menjaga akunnya tetap aktif, baik lewat aplikasi maupun situs web.

Hanya perlu diketahui, aturan ini tidak berlaku untuk pengguna Google One. Pemilik akun Google Workspace, GSuite for Education, maupun GSuite for non-profits juga tidak dikenakan penerapan aturan baru ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tren Penelusuran di Google Sepanjang 2020

Di sisi lain, Google baru saja merilis Year in Search 2020 yang berisi momen dan tren yang terjadi sepanjang tahun ini berdasarkan penelurusan di Indonesia.

Pandemi Covid-19 pada tahun ini memberikan sedikit perubahan pada kebiasaan penelusuran pengguna internet di layanan pencarian Google, yang lebih menunjukkan ketangguhan menghadapi tantangan dan perubahan.

Google merangkum tren penelusuran pada tahun ini dalam sembilan kategori yaitu Siapa, Kepergian Tokoh, Peristiwa Nasional, Lirik Lagu, Apa itu, Bagaimana Cara, Resep, Film dan daftar utama Tren Penelusuran secara keseluruhan.

"Pencarian di Indonesia sekarang bukan hanya soal pertanyaan mencoba mengerti, tapi juga mengubah dari pertanyaan itu menjadi suatu tindakan. Ini menunjukkan betapa orang Indonesia sebagai bangsa yang tangguh, bisa beradaptasi dengan new normal, dan sifatnya bergerak maju," ungkap Head of Consumer App Marketing Google Indonesia, Fida Heyder dalam konferensi pers dengan awak media pada Selasa (9/12/2020).

Tantangan baru yang muncul di tahun ini, menyebabkan orang Indonesia tidak ingin hanya mengikuti percakapan, tetapi berusaha memahami kabar terbaru. Hal ini terlihat dari isu-isu nasional yang menjadi tren pencarian utama seperti Virus Corona, Omnibus Law, Hand Sanitizer, Kartu Pra-Kerja, Odading, dan Google Classroom.

Tren penelusuran tahun ini juga menunjukkan bagaimana orang Indonesia tergerak oleh tindakan. Beberapa penelusuran yang menduduki tren teratas tahun ini membuktikan hal tersebut, yaitu bisa dilihat dari kata kunci seperti "cara membuat hand sanitizer", "cara mendaftar UKM online", "cara menjadi reseller", hingga "cara menjadi YouTuber pemula."

3 dari 3 halaman

Tren Pencarian Lain

Untuk kategori Apa Itu, yang menjadi tren pencarian antara lain adalah Ghosting, Gabut, Lockdown, Virus Corona, PSBB, dan Among Us.

Sementara di kategori Siapa yang populer termasuk Bintang Emon, Hyun Bin, Kim Soo Hyun, Najwa Shihab, dan Tara Basro.

Tren pencarian dalam karegori Kepergian Tokoh di antaranya Glenn Fredly, Didi Kempot, Omas, Kobe Bryant, dan Ria Irawan.

Pada kategori Resep yang populer termasuk Donat, Dalgona Coffee, Odading, Bakso Mercon, dan Rendang Sapi. Sementara kategori Lirik Lagu, Lathi dari Weird Genius ft Sara Fajira, Dynamite milik BTS, dan How you Like That dari Blackpink.

Untuk tren penelusuran di kategori Film/TV Series antara lain Tilik, Carash Landing on You, Mulan, dan Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini. Sementara di kategori Berita termasuk Kartu Pra Kerja, Daftar UMKM online, Omnibus Law, Covid-19, dan PSBB Jakarta.

Sebagai catatan, daftar ini tidak disusun berdasarkan tingkat popularitas hasil penelusuran. Data diperoleh berdasarkan penelusuran sampai dengan 30 November 2020.

Year in Search 2020 menggambarkan topik apa saja yang populer di Indonesia sepanjang tahun ini, dan mengalami peningkatan dalam periode yang berkelanjutan selama 2020 dibandingkan 2019.

(Dam/Isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.