Sukses

TikTok Jawab Isu Pindah Kantor Pusat ke London

TikTok memberikan jawaban atas kabar yang menyebut perusahaan akan memindahkan kantor pusat di London.

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan Tiongkok ByteDance mengklarifikasi, pihaknya mempertimbangkan untuk memindahkan kantor pusat TikTok, di luar Amerika Serikat (AS).

Hal ini diumumkan oleh ByteDance selaku induk TikTok, pada hari Senin, setelah pemberitaan dari media Inggris yang menyebut kemungkinan kantor pusat TikTok direlokasi ke London.

Sebelumnya, koran Inggris The Sun melaporkan, pendiri ByteDance bakal segera mengumumkan niatnya untuk memindahkan kantor pusat TikTok di London. Sebagaimana diketahui, London juga menjadi lokasi kantor perwakilan yang kuat unruk perusahaan teknologi seperti Google dan Facebook.

"ByteDance berkomitmen menjadi perusahaan global. Dengan situasi saat ini, ByteDance tengah mengevaluasi kemungkinan mendirikan kantor pusat TikTok di luar Amerika Serikat, agar bisa melayani pengguna global dengan lebih baik," kata juru bicara ByteDance, sebagaimana dilaporkan Reuters, Selasa (4/8/2020).

Sementara itu, pemerintah Inggris menyebut, keputusan untuk menentukan lokasi kantor pusat TikTok ada di tangan perusahaan, bukan pemerintah.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kata PM Inggris

"Ini merupakan keputusan bisnis dan saya tidak mengetahui kalau ada keputusan yang sudah diambil," kata seorang juru bicara untuk perdana menteri Inggris Boris Johnson.

Langkah ByteDance untuk memindahkan kantor ini datang di waktu yang berat bagi hubungan antara Tiongkok dan negara-negara barat. Apalagi belum lama ini Inggris melarang penggunaan alat telekomunikasi yang dibuat oleh perusahaan Tiongkok Huawei.

3 dari 3 halaman

Nasib TikTok di AS

Seperti diketahui, nasib TikTok di AS belum jelas setelah Presiden AS Donald Trump dan sejumlah politisi AS menganggap TikTok merupakan risiko terhadap keamanan nasional AS.

Karena anti dengan perusahaan Tiongkok, Microsoft pun disebut-sebut bakal menjadi pembeli potensial untuk operasional TikTok di AS. Tujuannya agar TikTok tetap bisa beroperasi di Amerika.

Baru-baru ini, Trump juga memberi waktu selama 45 hari bagi kedua pihak, ByteDance dan Microsoft, untuk merampungkan kesepakatan.

(Tin/Why)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.