Sukses

Keuntungan Samsung Melonjak 23 Persen di Tengah Pandemi Covid-19

Samsung diperkirakan memperoleh laba operasional sebesar USD 6,8 miliar pada bulan April-Juni 2020 atau naik hampir 23 persen dari tahun sebelumnya.

Liputan6.com, Jakarta - Samsung Electronics diproyeksikan mengalami kenaikan keuntungan sebesar 23 persen pada kuartal kedua tahun ini. Kenaikan ini terpicu tingginya permintaan chip komputer, seiring dengan tren kerja dari rumah.

Meski begitu, tak bisa dimungkiri bahwa pandemi Covid-19 malah menurunkan penjualan smartphone.

Mengutip laman Financial Times, Rabu (8/7/2020), Samsung diperkirakan memperoleh laba operasional sebesar USD 6,8 miliar pada bulan April-Juni 2020 atau naik hampir 23 persen dari tahun sebelumnya.

Walaupun dalam kondisi pandemi, sektor binis teknologi di Asia terbilang sehat pada kuartal kedua 2020 ini. Bagi Samsung, naiknya permintaan chip komputer didorong oleh pusat data yang memerlukan tambahan chip karena melonjaknya aktivitas online.

Analis memperingatkan, tren kenaikan permintaan chip ini tidak mungkin berlanjut pada paruh kedua tahun ini karena meningkatnya ketidakpastian ekonomi.

"Mengingat lonjakan kasus Covid-19 di negara-negara maju dan berkembang, rantai pasokan perusahaan teknologi cenderung berubah jadi lebih konservatif pada strategi bisnis mereka," kata kepala analis di Nomura, CW Chung.

Ia menambahkan, momentum industri semikonduktor bakal menurun pada kuartal ketiga. "Penjualan smartphone cenderung menurun, menebus penjualan chip hingga batas tertentu," tutur Chung.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Harga Chip Juga Alami Kenaikan

Analis SK Securities Kim Young Woo memperkirakan, Samsung mendapatkan kompensasi lebih kecil dari jumlah yang seharusnya dibayarkan Apple, dalam hal permintaan layar.

Seiring dengan Covid-19 yang melanda Wuhan pada Januari lalu, Samsung menunda produksi di sejumlah pabrik dan rantai pasokan di seluruh dunia.

Di sisi lain, bisnis chip komputer dan memori masih cukup kuat meski ada gangguan yang minim di pabriknya di Korea Selatan dan Tiongkok.

Peningkatan permintaan chip komputer seiring dengan tren bekerja dari rumah, di mana orang membutuhkan komputer dan peralatan yang lebih memadahi. Chip memori pun mengalami kenaikan harga karena tingginya permintaan. Menurut laporan, harga chip D-ram meningkat 14 persen.

3 dari 3 halaman

Diuntungkan oleh Ketegangan Huawei dan AS

Analis memperkirakan, pada paruh kedua, pendapatan dari bisnis smartphone akan kembali meningkat. Apalagi, Samsung berencana merilis smartphone layar lipat terbaru dan flagship smartphone Galaxy Note.

"Baik Samsung dan Apple menaikkan target jadi cukup tinggi, mencoba mengambil pangsa pasar Huawei," kata Kim.

Analis juga mengatakan, bisnis jaringan dan smartphone Samsung mendapatkan keuntungan dari kondisi panas yang terjadi antara AS dan Tiongkok.

Apalagi, baru-baru ini AS menghentikan pasokan chip komputer ke Huawei, produsen teknologi komunikasi sekaligus produsen smartphone terbesar di dunia.

(Tin/Why)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini