Sukses

Zoom Rilis Fitur Anyar untuk Tangkal Zoombombing

Dengan pembaruan ini, admin di Zoom dapat mematikan fitur PMI yang sebelumnya menjadi akses untuk masuk sebuah pertemuan.

Liputan6.com, Jakarta - Zoom mengumumkan akan mengimplementasikan fitur keamanan baru untuk mencegah terjadinya Zoombombing di platfomnya.

Sebagai informasi, Zoombombing merupakan aksi pihak tidak bertanggung jawab yang masuk dan mengacak-acak pertemuan yang berlangsung di Zoom.

Untuk itu, seperti dikutip dari Engadget, Rabu (6/5/2020), Zoom kini memungkinkan admin untuk mematikan personal meeting ID (PMI), yang biasanya digunakan sebagai akses untuk memulai atau masuk dalam pertemuan.

Dengan opsi ini, PMI atau tautan meeting tidak lagi berfungsi jika admin mematikannya. Jadi, risiko PMI digunakan untuk penyusup masuk dalam sebuah pertemuan dapat dikurangi.

Usai menghadirkan solusi ini, Zoom menyarankan admin untuk melakukan pembaruan. Sebagai gantinya, setiap pertemuan akan menggunakan meeting ID yang diacak, baik pertemuan yang terjadwal maupun instan.

Sementara bagi admin yang masih ingin menggunakan PMI, Zoom mengimbau mereka memanfaatkan sejumlah fitur tambahan untuk membuat pertemuan tetap aman dan nyaman.

Beberapa fitur itu adalah mengaktifkan meeting password, menyalakan waiting room, hingga membutuhkan autentikasi sebelum bergabung. Tidak hanya untuk admin, Zoom juga merilis sejumlah pembaruan keamanan bagi pengguna Basic.

Nantinya, fitur keamanan baru ini akan rilis mulai 9 Mei 2020, termasuk setelan keamanan bawaan (default). Fitur itu adalah password wajib untuk seluruh pertemuan, fitur waiting room jadi setelan bawaan untuk meeting dengan PMI, dan screen sharing secara bawaan hanya bisa diakses host.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Aplikasi Zoom 5.0 Resmi Mendarat, Diklaim Lebih Aman dan Kebal Zoombombing

Saat ini Zoom telah merilis aplikasi versi terbaru yaitu Zoom 5.0. Pembaruan ini hadir dengan sejumlah fitur keamanan dan privasi yang telah ditingkatkan, seperti enkripsi ACM 256-bit GCM yang membantu melindungi data saat dalam perjalanan.

Perusahaan juga memperkenalkan fitur kontrol baru seperti perutean data, di mana admin dapat memilih wilayah pusat data yang digunakan untuk melakukan video conference.

Ini merupakan pembaruan untuk menepis isu sebelumnya, di mana beberapa panggilan Zoom dialihkan ke China, yang mengarah ke masalah privasi.

Diwartakan Ubergizmo, Senin (27/4/2020), Zoom juga akan mengaktifkan Waiting Rooms dan kata sandi secara default untuk mengurangi potensi zoombombing.

Eric S. Yuan, CEO Zoom, mengatakan langkah ini baru permulaan, di mana perusahaan berkomitmen untuk membangun bisnis dengan memberikan kebahagiaan kepada pelanggan.

"Kami akan mendapatkan kepercayaan pelanggan dan memberikan mereka kebahagiaan dengan fokus kami untuk menyediakan platform yang paling aman," ucap Eric.

3 dari 3 halaman

Facebook Messenger Rilis Fitur Video Call Mirip Zoom

Sebelumnya, Facebook menambahkan fitur anyar yang disebut-sebut mirip dengan kemampuan Zoom.

Dikutip dari The Verge, Sabtu (25/4/2020), fitur baru ini diberi nama Messenger Rooms. Sesuai namanya, fitur ini memungkinkan pengguna Messenger untuk terhubung secara virtual dengan lebih banyak partisipan hingga 50 orang.

Facebook memungkinkan kreator untuk mengatur apakah Rooms dapat diakses secara terbuka atau membatasi ke partisipan yang mendapat undangan. Kreator Rooms juga dapat menyingkirkan partisipan yang dianggap mengganggu.

Tidak hanya itu, perusahaan juga membuka kanal pelaporan untuk tindakan terlarang yang dilakukan di Rooms. Nantinya untuk mengakses fitur ini, kreator dapat mulai memulainya dari aplikasi Facebook atau Messenger.

Pengguna yang ingin bergabung juga tidak perlu memiliki akun Facebook terlebih dulu. Meski baru dapat dibuat lewat Facebook, ke depannya perusahaan ingin fitur ini dapat diakses pula melalui Instagram Direct, WhatsApp, termasuk Portal.

Pengguna yang sudah tergabung dalam percakapan di Room dapat pula memanfaatkan filter augmented reality atau mengganti latar belakang. Meski tidak ada teknologi end-to-end encryption, perusahaan mengatakan tidak memantau percakapan yang dilakukan melalu fitur ini.

(Dam/Why)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini