Liputan6.com, Jakarta - Pendiri WhatsApp Brian Acton tidak henti-hentinya menyerukan pengguna layanan yang ia buat untuk menghapus akun Facebook. Pernyataan ini diungkapkan Acton pada ulang tahun Wired yang ke-25 beberapa hari lalu.
"Jika kamu ingin tetap memakai Facebook, dan ingin iklan mengikuti kamu, silakan," kata Acton, seperti dikutip dari The Verge, Selasa (12/11/2019).
Advertisement
Baca Juga
Ajakan Acton untuk menghapus akun Facebook bermula dari skandal penyalahgunaan data oleh Cambridge Analytica. Saat itu, #DeleteFacebook menyeruak dan menjadi trending topic di media sosial.
Saat skandal itu terungkap, Acton sudah setahun lamanya meninggalkan Facebook. Ia mengundurkan diri dari Facebook pada 2017 karena sempat terlibat konflik dengan CEO Facebook Mark Zuckerberg karena masalah monetisasi WhatsApp.
Ia meninggalkan jutaan sahamnya dan menjadi seseorang yang konsisten mengkritik Facebook.
"Saat itu ada tekanan terhadap Facebook. Aku berpikir, mungkin sudah waktunya (untuk keluar dari perusahaan). Aku sadar ada kesalahan fatal Facebook, yakni mereka tidak memiliki jejak," kata Acton.
Yang ia maksud dengan jejak adalah, jika seseorang meninggalkan Facebook, orang itu tak punya lagi jejak yang bisa dilacak.
Pengkritik Facebook
Acton jadi salah satu petinggi yang mundur dari Facebook dan berubah menjadi salah satu pengkritik perusahaan jejaring sosial raksasa itu. Namun di samping itu, ada petinggi lain yang juga jadi pengkritik bagi Facebook.
Selanjutnya, setelah meninggalkan Facebook, Acton mendirikan Signal Foundation. Yayasan ini merupakan LSM di balik aplikasi pesan terenkripsi yang dipakai oleh jurnalis dan advokat HAM di seluruh dunia.
Acton begitu skeptis terkait komitmen Mark Zuckerberg terhadap enkripsi.
"Jika ingin mewujudkannya, ia bisa saja melakukannya. Namun, ia berubah pikiran," kata Acton, memberi komentar atas langkah Mark Zuckerberg.
Advertisement
Pernah Serukan Hapus Facebook Sebelumnya
Ini bukan pertama kalinya Acton menyerukan pengguna untuk menghapus akun Facebook mereka. Pada Mei 2018 seruan #deletefacebook juga dilontarkan oleh pendiri WhatsApp, Brian Acton.
Ini jelas mengejutkan, mengingat WhatsApp adalah layanan pesan instan yang dimiliki Facebook.
Dilansir dari Market Watch, Rabu (21/3/2018), Acton menyampaikan pernyataan tersebut dalam Twitter-nya @brianacton. "Inilah waktunya, #deletefacebook," cuit pria tersebut.
Sekadar kilas balik, Acton dan rekannya, Jan Koum, menjual WhatsApp kepada Facebook pada 2014 senilai USD 22 miliar (setara dengan Rp 302 triliun).
Dalam kesepakatan aksi korporasi besar ini, Acton mengantongi USD 3 miliar (Rp 41 triliun) dan kemudian memiliki nilai kekayaan bersih sebanyak USD 5,5 miliar (Rp 75 triliun), demikian dikutip Forbes.
Saat diakuisisi, Acton masih tetap ada di WhatsApp selama hampir tiga tahun, sampai akhirnya ia keluar dari Facebook pada September 2017.
Setelah resign, ia menciptakan aplikasi pesan instan terenkripsi bernama Signal. Dan pada Februari lalu, Acton mendiirkan yayasan nonprofit Signal Foundation sebagai Executive Chairman dan berinvestasi sebanyak USD 50 juta (Rp 680 miliar).
(Tin/Why)