Sukses

Jurus Grab Bendung Dominasi Go-Jek

Managing Director Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata, mengungkap beberapa strategi guna lebih unggul ketimbang kompetitornya di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Menyambut awal 2019, Grab sudah mempersiapkan beberapa strategi baru guna lebih unggul ketimbang pesaingnya (Go-Jek).

Hal tersebut diungkap langsung oleh Managing Director Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata, saat berkunjung ke kantor KapanLagi Youniverse (KLY), Jakarta, Kamis (31/1/2019).

Ia mengatakan, meski Grab sebagai perusahaan ride hailing terbesar di Asia Tenggara, pihaknya selalu mengedepankan strategi partnership.

Ambil contoh menyoal metode pembayaran di Indonesia. Mereka menggandeng OVO sebagai partner strategis untuk melakukan pembayaran.

"Kita selalu fokus terhadap partnership. Kita meyakini setiap hal ada ahlinya. Lebih baik partnership, yang untung juga partner dan yang paling diuntungkan adalah penggunanya," jelasnya.

Dilanjutkan Ridzki, dipilihnya OVO sebagai partner strategis Grab bukan karena semata-mata keterkaitan dengan Lippo Group.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Alasan Pilih OVO

Driver Grab Bike Malang

Terlepas dari Lippo Group sebagai salah satu investor Grab, Ridzki mengatakan, alasan memilih OVO adalah ekosistem layanan yang sudah terbentuk.

"Kami menjalin kerja sama dengan OVO karena lisensi mereka sudah komplit. Teknologinya lebih duluan dan OVO sudah sangat pesat digunakan di mall-mall."

Ia melanjutkan, "Ketika pengguna melakukan top up, OVO mereka tidak hanya digunakan untuk melayani Grab saja, tetapi juga bisa melakukan hal yang lain. Ini artinya memberikan ekosistem bagi pengguna."

 

3 dari 3 halaman

Status Startup Grab

Ilustrasi Driver Grab dengan Helm Baru (Liputan6.com/Jeko Iqbal Reza)

Sekadar informasi, Grab saat ini memang menjadi salah satu startup besar yang ada di Asia Tenggara. Laporan Google dan Temasek menyebut status perusahaan sudah meningkat dari unicorn menjadi decacorn.

Untuk diketahui, unicorn merupakan predikat perusahaan rintisan yang memiliki nilai valuasi USS$ 1 miliar, sedangkan decacorn merupakan startup dengan nilai valuasi lebih dari US$ 10 miliar.

Reporter: Fauzan Jamaludin

Sumber: Merdeka.com

(Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini :

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.