Sukses

Minta Pengguna Pasang Aplikasi Mata-Mata, Facebook Dipanggil Senat AS Lagi

Sejumlah senator melayangkan surat panggilan kepada perusahaan atau meminta Facebook memberi penjelasan kepada publik terkait masalah aplikasi yang memata-matai ini.

Liputan6.com, Jakarta - Reputasi Facebook terus dipertaruhkan setelah masalah pelanggaran data yang melanda tahun lalu.

Terbaru, Facebook disebut-sebut sengaja membayar remaja, agar mereka mau menginstal aplikasi berkedok riset yang sebenarnya merupakan aplikasi mata-mata.

Hal inipun jadi perhatian senator di Amerika Serikat. Mengutip laman Business Insider Singapore, Kamis (31/1/2019), sejumlah senator bahkan melayangkan surat panggilan kepada perusahaan atau meminta Facebook memberi penjelasan kepada publik terkait masalah aplikasi yang memata-matai ini.

"Saya sangat peduli terhadap bagaimana pengguna tidak diberikan informasi secara benar mengenai metode pengumpulan data serta tujuan komersialisasi data-data yang dikumpulkan ini," ujar Senator Mark Warner dalam suratnya kepada bos Facebook Mark Zuckerberg.

"Facebook kurang transparan terhadap penggunanya, itu membuat kami frustasi," tutur Warner.

Senada, Senator Richard Blumental mengatakan, "menyadap remaja bukanlah bentuk penelitian, ini seharusnya tidak diizinkan. Hal tersebut merupakan contoh mengejutkan dari pengabaian Facebook atas privasi data dan keinginan untuk terlibat dalam perilaku anti-persaingan."

Kemudian, dirinya menyebut, Zuckerberg obral janji palsu dan meminta kepada Komisi Perdagangan Federal yang kini tengah menginvestigasi Facebook untuk memasukkan Onavo sebagai bahan penyelidikannya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Lacak Aktivitas Pengguna

Sebelumnya, dilaporkan oleh TechCrunch, Facebook memiliki sebuah program pemberian kartu hadiah senilai US$ 20 kepada para remaja.

Sebagai gantinya, Facebook meminta mereka untuk menginstal aplikasi VPN yang rupanya justru melacak aktivitas penggunanya.

Aplikasi yang dimaksud bernama Facebook Research. Aplikasi ini mirip dengan aplikasi VPN bernama Onavo yang mengumpulkan data pengguna.

Menurut ahli keamanan Will Strafach, Apple telah memblokir aplikasi Onavo dari toko aplikasi App Store karena pelanggaran terhadap kebijakan privasi.

3 dari 3 halaman

Masih Ada di Toko Aplikasi Android

Setelah kabar ini terkuak, aplikasi yang mulanya berkedok sebagai aplikasi Facebook Research ini langsung ditarik dari App Store.

Meski begitu, sampai saat ini pengguna Android masih bisa memasangnya di perangkat mereka.

TechCrunch melaporkan, Facebook telah membayar anak muda berusia 13-35 tahun untuk memasang aplikasi ini di perangkat mereka.

Tanpa sadar, setelah terinstal di perangkat, aplikasi memonitor seluruh aktivitas telepon dan internetan penggunanya.

Parahnya, aplikasi ini mengirimkan data tersebut ke Facebook dengan dalih untuk riset.

Ini bukan pertama kalinya perusahaan medsos ini mengumpulkan data penggunanya.

(Tin/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.