Sukses

Tak Disangka, Serangan WannaCry di Indonesia Terbanyak Kedua di Dunia

Di Indonesia, Avast sudah berhasil menendang 17 juta serangan WannaCry pada periode 5 Desember 2017-4 Januari 2018.

Liputan6.com, Jakarta - Tak terasa, bulan ini tepat setahun sejak serangan ransomware WannaCrypt atau WannaCry melanda banyak negara. Kala itu, Indonesia juga kena getahnya. Serangan siber yang meresahkan ini tak cuma membuat heboh Indonesia, tetapi juga semua negara di dunia.

Jelas saja, WannaCry mampu melumpuhkan sistem digital perusahaan otomotif Honda, hingga menyetop produksi di pabrik kendaraannya selama satu hari. Parahnya, bahkan ribuan alamat IP di Indonesia sampai terjangkit WannaCry.

WannaCry juga meneror sejumlah rumah sakit di Jakarta. Akibat serangan tersebut, sistem pelayanan komputer rumah sakit tersebut mati total.

Menurut keterangan CTO Avast Ondrej Vicek, serangan WannaCry yang menghampiri Indonesia ternyata didapuk terbesar kedua di dunia.

Pihaknya juga telah mendeteksi dan memblokir lebih dari 176 juta serangan WannaCry di 217 negara sejak awal 2016. Serangan tersebut bahkan masih terus berlanjut hingga tahun ini.

Dalam keterangan Avast yang diterima Tekno Liputan6.com pada Minggu (6/5/2018), Avast juga telah memblokir 54 juta serangan WannaCry selama Maret 2018.

Sementara, di Indonesia Avast sudah berhasil menendang 17 juta serangan WannaCry pada periode 5 Desember 2017-4 Januari 2018.

"Kami ingat kehebohan publik waktu 'wabah' (WannaCry) tersebut pecah untuk pertama kalinya. Kita pasti berasumsi kalau pengguna PC pribadi dan perusahaan sudah memperbarui sistem mereka," ujar Vicek.

"Tapi sayang, data kami mencatat masih ada sepertiga (sekitar 29 persen) komputer berbasis Windows di seluruh dunia yang masih rentan dengan WannaCry," tambahnya menjelaskan.

Ia juga menuturkan, WannaCry berhasil membobol komputer disebabkan sejumlah faktor, seperti ransomware yang bisa mengeksploitasi kerentanan yang ada di PC dengan sistem operasi lawas.

Untuk diketahui, hampir sebagian besar sistem operasi lama sudah tidak didukung pembaruan. Oleh karena itu, sistem operasi ini rentan dengan malware termasuk WannaCry.

Dari sini, WannaCry tidak lagi perlu interaksi dari pengguna untuk 'menularkan' karena ia sudah diprogram dalam bentuk worm.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Fasilitas Produksi Pesawat Boeing Diserang WannaCry

Salah satu korban serangan WannaCry yang terjadi belum lama ini adalah fasilitas produksi pesawat terbang Boeing di Charleston, South Carolina, Amerika Serikat.

Mengutip laman Seattle Times, Jumat (30/3/2018), serangan WannaCry yang terjadi Rabu waktu setempat membuat peralatan vital produksi pesawat terbang Boeing mengalami kelumpuhan.

Kendati demikian, eksekutif perusahaan menjamin bahwa serangan tersebut telah diatasi dengan kerusakan minimal. Serangan WannaCry juga memicu alarm di dalam pabrik.

"Kami telah melakukan asesmen akhir. Kerentanan terbatas pada beberapa mesin. Kami juga sudah menyebarkan patch software sehingga tidak ada gangguan pada program jet 777 dan program lainnya," kata Head of Communications for Boeing Commercial Airplanes Linda Mills.

Boeing pun menyebut seluruh staf tetap tenang menghadapi serangan siber tersebut. Dalam surat internal perusahaan, mulanya Chief Engineer Boeing Commercial Airplane Mike VanderWel mengatakan, telah mengaktifkan alarm terkait hadirnya virus tersebut.

"Ada serangan di North Charleston dan saya dengar bahwa alat perakitan otomatis jet 777 mungkin telah down. Virus itu bisa saja membuat seluruh peralatan yang digunakan dalam tes fungsional pesawat down karena meluasnya serangan ke software lain," tulis VanderWel dalam pesan internal perusahaan.

Tim engineer Boeing pun bekerja keras untuk menangani serangan WannaCry tersebut. Butuh waktu hingga Rabu sore bagi Boeing, sebelum akhirnya mengeluarkan pernyataan resmi.

"Pusat operasi keamanan siber kami mendeteksi adanya intrusi malware terbatas yang berpengaruh kecil pada sejumlah sistem. Dilakukan remediasi, dan ini bukanlah masalah produksi dan pengiriman," ucap Mills.

Mills juga mengatakan, pesan VanderWel bahwa ada beberapa alat produksi Boeing 776 yang down ternyata tidak benar adanya.

Dia menambahkan, serangan ini terbatas pada komputer di divisi Commercial Airplanes, sementara unit militer dan layanan tidak terpengaruh serangan WannaCry. 

3 dari 3 halaman

Bagaimana WannaCry Menyerang

Virus WannaCry ini menyerang celah yang ada pada software Windows untuk mendapatkan akses ke jaringan dan menyerang komputer dengan ransomware.

Ransomware dirancang untuk mengunci data dan file milik peggguna, mengenkripsi file sampai akhirnya si pemilik membayarkan tebusan yang kadang dalam bentuk mata uang virtual, termasuk Bitcoin.

Serangan ransomware memang mengalami peningkatan dalam beberapa tahun ini. Sebelumnya, Kota Atlanta juga sempat jadi korban serangan ransomware selama lima hari.

Sementara itu, ahli keamanan siber dari perusahaan konsultasi keamanan Rendition Infosec Jake Williams mengatakan, tidak ada jaminan bahwa membayar tebusan akan membuat file yang terenkripsi bisa diakses kembali.

Williams mengatakan, tujuan utama si peretas adalah menimbulkan kerusakan pada sistem komputer.

(Jek/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.