Sukses

Dijejali Iklan, Layanan Musik YouTube Paksa Pengguna Harus Berlangganan

Ide dari YouTube ini pastinya akan membuat kesal pengguna yang suka mendengarkan musik di platform itu.

Liputan6.com, Jakarta - Berita kurang mengenakkan datang dari YouTube. Bagi kamu yang mengandalkan platform itu untuk mendengarkan musik, mungkin kabar ini bisa bikin kamu waswas.

Dilansir dari Engadget, Senin (26/3/2018), Lyor Cohen selaku kepala layanan musik YouTube mengungkapkan idenya untuk menambah iklan yang dilihat penikmat video musik.

Taktik itu dianggap akan membuat pengguna kesal. Otomatis, mereka mau tak mau harus berlangganan layanan musik bernama Remix ini.

Efektivitas dari strategi YouTube masih dipertanyakan, sebab penambahan lebih banyak iklan di video musik disinyalir membuat pengguna beranjak ke platform lain yang iklannya lebih jarang.

Sebetulnya, YouTube sudah menawarkan layanan musik berbayar lewat YouTube Music, tapi masih belum sedikit pun bisa menyaingi Spotify atau Apple Music.

Pengguna Spotify mencapai 159 juta per 31 Desember 2017, dengan 71 juta pelanggan berbayar. Sementara, Apple Music memiliki 36 juta pelanggan berbayar.

Saat ini pun, YouTube Music baru tersedia di Amerika Serikat (AS), Meksiko, Korea Selatan, Selandia Baru, dan Australia. Hal itu masih kalau jauh dari Spotify yang hadir di 61 negara.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Respons YouTube

Setelah kabar YouTube bakal menambah iklan tersebar luas, layanan video milik Google ini pun langsung memberi respons.

YouTube berusaha memberi klarifikasi atas ucapan Cohen, dan berkata mereka tetap berkomitmen menjaga kesenangan para pengguna.

"Prioritas utama di YouTube adalah memberikan sebuah pengalaman luar biasa bagi pengguna, dan itu termasuk memastikan pengguna tidak menghadapi iklan yang berlebihan," tulis YouTube dalam pernyataan resminya.

Lebih lanjut, YouTube tetap akan memberikan iklan-iklan kepada mereka yang memakai Youtube seperti layanan musik berbayar agar mereka memakai layanan berbayar sesungguhnya.

Tujuannya supaya mereka dapat menikmati fitur-fitur tambahan yang tersedia dalam layanan berbayar.

 

3 dari 3 halaman

YouTube Kids Kena Kontroversi

Sebelumnya, YouTube juga sempat kena kontroversi akibat tidak bisa mengontrol kontennya. Salah satunya aplikasi YouTube Kids dirancang bebas dari konten dewasa, serta menyuguhkan konten pembelajaran dan menyenangkan untuk anak-anak.

Namun yang cukup mengejutkan, belum lama ini sejumlah teori konspirasi berhasil menyusup ke YouTube Kids, sehingga dikhawatirkan dapat "meracuni" pikiran anak-anak.

Teori konspirasi di YouTube Kids tersebut ditemukan oleh Business Insider. Berdasarkan penemuan itu, ada banyak video teori konspirasi, mulai dari bumi datar, pendaratan di bulan tidak pernah terjadi, hingga planet diperintah oleh manusia reptil hibrida.

Dilansir Business Insider, video konspirasi muncul dalam beberapa kategori tertentu. Ketika pengguna melakukan pencarian untuk "UFO" di YouTube Kids, sebagian besar yang muncul adalah video mainan yang aman ditonton oleh anak-anak. Namun, satu video di peringkat atas hasil pencarian memperlihatkan UFO meninggalkan jejak chemtrails.

Selain itu, juga ada beberapa video lain dari ahli teori konspirasi terkenal, David Icke. Salah satunya merupakan video saat Icke memberikan kuliah umum dengan klaim alien membangun priamida, planet diperintah oleh manusia reptil hibrida, hingga pemerintah Amerika Serikat (AS) merencanakan pembunuhan Presiden Kennedy.

Dua dari sejumlah video konspirasi Icke tampil di bagian video terkait. Itu artinya, anak-anak sangat mudah mengakses video konspirasi tersebut saat menonton video tentang mainan, tanpa harus mengetik kata kunci tertentu.

(Tom/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.