Sukses

Bahaya, Hacker Bisa Jebol MacBook Tanpa Password

Bug terbaru kembali ditemukan di MacBook. Mirip dengan bug yang ada pada November 2017, bug ini bisa memudahkan hacker menjebol MacBook tanpa memerlukan password pemilik.

Liputan6.com, Jakarta - MacBook lagi-lagi kedapatan bug baru. Kali ini, bug tersebut ditemukan lembaga riset kemanan Check Point lewat aplikasi Google Chrome Remote Desktop.

Diketahui, aplikasi ini adalah ekstensi dari browser Google Chrome yang berfungsi memudahkan pengguna mengontrol MacBook dari perangkat lain seperti smartphone.

Menurut keterangan Check Point, bug tersebut mirip dengan bug MacBook di sistem operasi macOS High Sierra yang ada pada November 2017, di mana memungkinkan hacker bisa mengakses perangkat tanpa memerlukan password si pengguna.

Dilansir Mirror, Senin (19/3/2018), bug bisa digunakan hacker untuk login sebagai guest (tentu tanpa password) untuk mengakses isi MacBook. Bahayanya, kondisi ini tentu memudahkan hacker menemukan data-data pribadi pengguna di dalam MacBook.

"Hacker akan memanfaatkan bug ini sebagai Guest ketika masuk ke dalam MacBook. Dalam laman login, ketika mereka mengeklik ikon 'Guest', sistem akan memproses tanpa password dan langsung masuk ke akun," ujar juru bicara Check Point.

Baik Google dan Apple sendiri hingga berita ini naik, belum memberikan tanggapan terkait bug tersebut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Bug November 2017

Bug MacBook pada November 2017 sendiri memiliki metode yang mirip dengan bug sekarang. Bedanya, masalah ini ditemukan di macOS High Sierra.

Celah keamanan ini memungkinkan pengguna masuk dalam perangkat yang dibekali password tanpa perlu memasukkan kata kunci.

Jadi, seseorang cukup memasukkan kata "root" saat diminta nama pengguna dan tak perlu menuliskan password. Laporan dari salah satu pengguna bahkan menyebut dapat mengakses perangkat dari jarak jauh.

Apple sendiri segera bergerak cepat untuk menangani masalah ini. Juru bicara Apple Bill Evans menuturkan, perusahaan tengah bekerja untuk membuat pembaruan software yang dapat mengatasi masalah ini.

"Untuk saat ini, mengatur password root dapat dilakukan untuk mencegah orang tak dikenal mengakses Mac pengguna," ujarnya. Sekadar informasi, akses root ini membuat seseorang dapat memiliki akses setingkat admin dalam sebuah perangkat.

Karena itu, celah keamanan ini memungkinkan seseorang untuk mengatur sejumlah preferensi keamanan dari pemilik perangkat. Salah satunya adalah mematikan sistem firewall di macOS atau mengenkripsi memori penyimpanan.

3 dari 3 halaman

Fitur yang Ada di macOS High Sierra

Sekadar informasi, High Sierra baru diperkenalkan pada Juni 2017. Apple sudah menyertakan sejumlah fitur anyar untuk mendukung sistem operasi baru ini.

Salah satunya adalah kemampuan peramban Safari yang diklaim memiliki performa lebih gesit. Tak hanya itu, Safari mampu memblokir autoplay video di sebuah situs. Browser tersebut bahkan akan dilengkapi dengan fitur keamanan Intelligent Tracking Prevention.

Selain Safari, aplikasi Mail di macOS High Sierra memiliki kemampuan baru. Aplikasi ini dibekali kecerdasan untuk mengonsumsi data lebih sedikit. Pengguna pun akan dimudahkan dengan fitur Split View untuk menempatkan pesan penting di bagian atas inbox.

Aplikasi Photos juga dipastikan akan mendapat penyegaran. Kini, pengguna bisa langsung mengedit foto di dalam aplikasi tersebut.

MacOS High Sierra juga memperkenalkan sistem filing terbaru, dengan nama Apple File System. Ia menggantikan HFS sebagai sistem file default macOS yang sudah digunakan cukup lama.

(Jek/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.