Sukses

Order Fiktif di Lazada, Pakar: Itu Mungkin Terjadi

Pakar keamanan siber dan kriptografi, Pratama Persadha, menyebut ada beberapa metode yang dapat dilakukan pelaku order fiktif di Lazada.

Liputan6.com, Jakarta - Situs belanja online Lazada kembali diterpa persoalan. Alasannya, seorang konsumen bernama Irfan Rinaldi menumpahkan kekecewaannya karena ada order fiktif senilai 22 juta yang mengatasnamakan istrinya.

Melalui akun Twitter pribadinya, @IrfanRinaldi, pada Senin, 22 Januari 2018 mengunggah keluhan tersebut. "Mau cerita tentang kasus @LazadaID yang katanya #BelanjaItuGakRibet. Dimana istri mendadak ada orderan fiktif senilai 22jt," tulisnya.

Lebih lanjut ia menuturkan, tak pernah merasa melakukan transaksi dengan nilai tersebut. Terlebih, ia juga tak mendapatkan one time password (OTP) di setiap transaksi yang dilakukan.

Menanggapi kasus tersebut, pakar keamanan siber dan kriptografi, Pratama Persadha menuturkan sebenarnya ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk melakukan aksi semacam itu.

"Cara pertama, akun pelanggan memang diretas dan melakukan pemesanan lewat akun korban," tuturnya saat dihubungi Tekno Liputan6.com, Rabu (24/1/2018).

Ia menuturkan, biasanya pelaku akan melakukan transaksi di bawah nilai yang mewajibkannya melakukan otentikasi melalui OTP.

Namun, pelaku juga dapat memanfaatkan informasi kartu kredit dari situs atau forum tertutup di internet. Jadi, pelaku dengan info kartu kredit korban dapat melakukan transaksi di situs e-Commerce. Biasanya, korban dipilih secara acak.

"Kasus ini pernah terjadi pada 2015 saat seorang siswa SMP di Pemalang Jawa Tengah berbelanja di Lazada senilai beberapa ratus ribu dengan kartu kredit orang lain," tuturnya menjelaskan.

Karena itu, ia menyarankan Lazada melakukan investigasi mengapa pesanan dengan nilai Rp 22 juta tak ada campur tangan pemilik akun, pemilik kartu kredit, termasuk OTP. Di sisi lain, ia juga menyebut pemilik kartu kredit harus menjaga informasi kartu kreditnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Lazada Pastikan Sistemnya Aman

"16 digit di depan kartu, nama lengkap dan masa berlaku sudah cukup dipakai untuk belanja online ditambah 3 digit angka CVV di belakang kartu. Data inilah yang sering diperjualbelikan di internet. Jadi, harus dijaga kerahasiannya agar tak tersebar," ujarnya.

Pratama juga mengingatkan pemilik kartu kredit melihat dan memastikan data kartu kreditnya tak digandakan. Agar kasus serupa tak terulang, ia pun menyarankan pemilik akun tak menyimpan data kartu kreditnya untuk mencegah peretasan dan penyalahgunaan.

Lazada Indonesia sendiri memastikan sistem keamanannya berfungsi dengan baik. Hal tersebut diungkapkan Chief Marketing Officer Lazada Indonesia, Achmad Alkatiri, kepada Tekno Liputan6.com, Rabu (24/1/2018).

"Perlu kami sampaikan sistem keamanan kami berfungsi dengan baik dan konsumen tidak perlu khawatir," kata Achmad.

Dia lebih lanjut mengatakan, terkait kasus order fiktif dengan nominal Rp 22 juta yang tidak dilakukan oleh konsumen, Lazada Indonesia telah bekerja sama dengan pihak berwenang dan konsumen yang bersangkutan, yakni Irfan Rinaldi.

"Diduga kasus ini merupakan kasus penipuan kartu kredit di mana ada oknum yang menyalahgunakan informasi kartu kredit konsumen dan menggunakannya di Lazada," ujar Achmad.

Lebih lanjut, Lazada Indonesia, kata Achmad, berkomitmen untuk memastikan sistem keamanan di Lazada Indonesia dapat melindungi transaksi konsumen dengan baik.

Kendati demikian, Lazada juga mengimbau agar konsumen lebih berhati-hati dalam menjaga informasi pribadi dan lebih sensitif saat bertransaksi di mana pun.

3 dari 3 halaman

Keluhan Pengguna soal Order Fiktif di Lazada

Sebelumnya, konsumen bernama Irfan Rinaldi mengunggah kicauan berisi keluhannya terhadap Lazada, mewakili istrinya.

Bukan keluhan belanja di Lazada Indonesia, keduanya menjadi korban order fiktif senilai Rp 22 juta melalui akun Lazada sang istri. Padahal yang bersangkutan tidak melakukan transaksi apa pun. 

Irfan pun sempat mempertanyakan kenapa e-Commerce sebesar @LazadaID bisa kecolongan ketika memproses pembayaran via kartu kredit tanpa melalui OTP dari konsumen.

Permasalahan order fiktif senilai Rp 22 juta yang dialami pelanggan bernama Irfan Rinaldi di Lazada Indonesia ini kini juga sudah mencapai tahap penyelesaian.

Usai menceritakan kronologi permasalahannya lewat sejumlah twit serta mendapat tanggapan pribadi dari Chief Marketing Officer Lazada Indonesia, Achmad Alkatiri, Irfan dihubungi lewat email oleh perwakilan Lazada, yakni Juniati Riwu selaku Vice President Customer Service Lazada Indonesia.

"Beliau sudah memberikan statement tertulis akan memproses refund sebesar Rp 22.475.000," kicau Irfan.

Dia juga mengunggah screenshot email lengkap dari pihak Lazada Indonesia. Kurang lebih isinya adalah kesediaan Lazada Indonesia untuk mengembalikan dana senilai Rp 22.475.000 ke kartu kredit milik istri Irfan Rinaldi, yakni Indah Putri Ariani.

(Dam/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.