Sukses

3 Hal yang Paling Diminati Generasi Z di Era Digital

Berikut ini adalah beberapa hal yang diminati generasi Z di era digital.

Liputan6.com, Jakarta - Era digital tak dimungkiri turut mengubah pelaku bisnis untuk memasarkan produknya. Begitu juga dengan generasi yang terlahir di era ini dan begitu akrab dengannya.

Karena itu, dibutuhkan paradigma atau sudut pandang baru untuk mampu menarik perhatian generasi yang disebut sebagai generasi Z. Hal itu bukannya tanpa alasan, mengingat generasi Z memiliki karakteristik yang berbeda dari generasi sebelumnya.

Namun siapa sebenarnya generasi Z itu? Berdasarkan demografi setelah milenium, generasi ini biasanya terlahir pada pertengahan 90-an. Jadi, usia tertua dari generasi Z sendiri saat ini sekitar 20 tahun.

Lahir dan tumbuh di era digital membuat generasi ini begitu akrab dengan teknologi. Lantas, seperti apa pendekatan yang harus dilakukan?

Berikut ini ada tiga hal yang paling dimininati generasi Z di era digital, seperti dikutip dari laman Tech in Asia, Selasa (18/10/2016)

Privasi

Bagi sebagian orang, privasi di era digital mungkin dianggap usang. Apalagi dengan keberadaan beragam media sosial. Namun nyatanya generasi Z tak menganggapnya demikian.

Tumbuh di era digital, mereka ternyata sangat memahami efek dari informasi yang tersedia secara online, menyangkut citra dirinya. Karenanya, tak sedikit generasi ini kerap membatasi informasi yang dibaginya di internet.

Menurut sebuah firma riset Change Sciences, 81 persen dari generasi Z menggunakan pengaturan privasi di media sosial. Hal itu dilakukan untuk membatasi orang lain yang dapat melihat unggahannya.

Oleh sebab itu, aplikasi seperti Snapchat lebih populer di kalangan generasi Z. Selain dibekali dengan fitur keamanan mumpuni, aplikasi itu tak menyisakan 'jejak' karena pesan yang dikirim akan langsung dihapus.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Proses lebih cepat

Proses yang lebih cepat, ringkas, dan menarik

Menarik perhatian generasi Z di era digital merupakan sebuah tantangan. Bagaimana tidak, biasanya generasi ini hanya mampu memerhatikan secara seksama dalam waktu 8 detik. 

Selain itu, tak seperti generasi milenial, generasi ini berkomunikasi dengan cara yang begitu cepat. Mereka lebih mengandalkan gambar atau emoji ketimbang teks saat berkirim pesan.

Oleh karena itu, pendekatan yang tepat adalah dengan menampilkan konten visual dan ringkas. Tak lupa, proses untuk mendapatkan konten tersebut harus cepat agar bisa menarik perhatian mereka.

Salah satu platform yang sudah melakukan hal tersebut adalah KIK Messenger. Aplikasi yang begitu populer di kalangan remaja Amerika Serikat ini berhasil menyediakan pengalaman berkirim pesan secara anonim dan tak sekadar teks.

Kreator konten

Dari sisi konten, generasi Z juga berbeda dari milenial. Apabila generasi milenial lebih senang berbagi sebuah konten, gen Z lebih memilih untuk membuatnya sendiri.

Mereka dapat dengan mudah mengembangkan dan menciptakan kembali konten yang dikumpulkan secara online. Lewat cara ini, generasi Z dapat berbagi cerita, belajar dari masing-masing, dan membangun sebuah komunitas.

Gejala ini sudah diperlihatkan oleh laporan tahunan dari seorang analis bernama Mary Meeker. Ia menemukan konsumsi video saat ini terus bergeser, dari linear ke video real-live, dan dari video real-live disiarkan pada orang banyak.

Untuk itu, layanan seperti Periscope dari Twitter, Facebook Live, YouTube Live dari Google turut berkontribusi pada perubahan ini.

Platform jejaring sosial semacam musica.ly, juga menjadi contoh yang memberikan kesempatan bagi generasi Z untuk menciptakan konten.

(Dam/Isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.