Sukses

Berita Terkini

Lihat Semua
Topik Terkait

    Pengertian

    Malnutrisi energi protein (MEP) merupakan gangguan gizi yang dialami oleh anak-anak, yang ditandai dengan kekurangan gizi. Gangguan gizi ini khususnya dimaksudkan untuk menggambarkan anak-anak yang kekurangan asupan energi dan protein. Padahal, tanpa gizi yang memadai, fungsi organ tubuh akan mengalami gangguan dan proses tumbuh kembang anak juga dapat terganggu.

    MEP dibagi menjadi dua, yaitu:

    • MEP derajat ringan sedang (sering disebut gizi kurang)
    • MEP derajat berat (sering disebut gizi buruk).

    Malnutrisi energi protein ini terutama akan membahas mengenai gizi buruk. Selanjutnya gizi buruk juga terbagi lagi menjadi tiga jenis, yaitu marasmus, kwashiorkor, atau campuran marasmus-kwashiorkor.

    Penyebab

    Penyebab paling sering gizi buruk adalah asupan nutrisi yang tidak tercukupi. Penyebab lainnya adalah karena adanya infeksi berat yang dialami anak.  

    Pada gizi buruk tipe marasmus, gangguan asupan nutrisi yang dialami adalah kurangnya karbohidrat. Sementara pada gizi buruk tipe kwashioskor, gangguan nutrisi yang terjadi adalah kekurangan protein.

     Malnutrisi Energi Protein

    Diagnosis

    Penilaian gizi buruk dilakukan dengan cara mengukur berat badan dan tinggi badan. Selanjutnya, hal ini akan dicocokkan dengan kurva berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) milik WHO.

    Bila BB/TB di bawah -3 SD menurut kurva WHO, maka hal itu memastikan bahwa seorang anak mengalami malnutrisi energi protein. Selain itu, perlu dilakukan pemeriksaan gula darah, pemeriksaan zat besi, foto rontgen, dan tes mantoux.

    Gejala

    Pada malnutrisi energi protein tipe marasmus, anak terlihat sangat kurus. Selain itu, rambutnya pun terlihat seperti rambut jagung, tulang-tulang di tubuh tampak jelas, dan kulit berkerut.

    Pada malnutrisi energi protein tipe kwashiorkor, anak terlihat bengkak, perut membuncit, tungkai membesar. Selain itu juga akan muncul bercak-bercak cokelat di kulit yang mudah terkelupas dan rambut mudah rontok.

    Sedangkan pada malnutrisi energi protein tipe campuran, gejala marasmus dan kwashiorkor muncul bersamaan.

    Pengobatan

    Malnutrisi energi protein sebaiknya diatasi di rumah sakit. Pengobatan dilakukan melalui tiga fase, yaitu: fase stabilisasi, transisi, dan rehabilitasi.

    Fase rehabilitasi itu sendiri terdiri dari 10 langkah, yaitu:

    1. Memberikan cairan dan elektrolit untuk mencegah dehidrasi
    2. Memberikan asupan makanan untuk mencegah turunnya gula darah
    3. Mengatasi gangguan elektrolit
    4. Mencegah anak kedinginan
    5. Pemberian antibiotik
    6. Pemberian vitamin A
    7. Pemberian multivitamin dan mineral
    8. Pemberian makanan untuk mengejar pertumbuhan
    9. Merangsang perkembangan anak
    10. Rencana tindak lanjut untuk mencegah gizi buruk timbul lagi

    Pencegahan

    Untuk mencegah malnutrisi energi protein, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan, yaitu:

    • Memastikan anak mendapatkan asupan makanan yang cukup dengan pola gizi sehat seimbang (mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral) sepanjang masa pertumbuhannya.
    • Memantau tumbuh kembang anak secara berkala.
    • Bila ada infeksi yang dialami, segera ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.