Sukses

1.833 Keluarga Penyintas Erupsi Semeru Sudah Terima Kunci Hunian Relokasi

Kunci hunian relokasi tersebut diserahkan secara simbolis oleh Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Patria Dwi Hastiadi.

Liputan6.com, Lumajang - Pemkab Lumajang kembali menyerahkan kunci Hunian Sementara (huntara) dan Hunian Tetap (huntap) Tahap 9 untuk penyintas bencana alam Gunung Semeru, di Balai Pertemuan Blok F4 Relokasi Bumi Semeru Damai Desa Sumbermujur Kecamatan Candipuro Lumajang.

Kunci hunian relokasi tersebut diserahkan secara simbolis oleh Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Patria Dwi Hastiadi.

"Hari ini diserahkan Huntap dan Huntara Tahap 9 bagi penyintas bencana alam erupsi Gunung Semeru, yang berjumlah 175 Kepala Keluarga," ujar Patria, Rabu (8/3/2023).

Dia menambahkan, saat ini sudah ada 1.833 keluarga penyintas erupsi Semeru yang telah menerima kunci hunian relokasi 

Patria juga mengatakan, data penerima hunian relokasi Semeru telah disesuaikan dengan data adminduk dari Dispendukcapil Kabupaten Lumajang. Kemudian, disesuaikan dengan data di lapangan. Apabila sudah sesuai maka yang berhak menerima Huntap/ Huntara akan diberikan kuncinya.

"Permasalahan yang terjadi akan dikoordinasikan bersama Perangkat Desa dan Kecamatan," jelasnya.

Gunung Semeru hingga kini masih berstatus Siaga atau Level III. Masyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 Km dari puncak (pusat erupsi).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jarak Aman

Di luar jarak tersebut masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai atau sepadan sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi  terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 Km dari puncak.

Masyarakat juga dilarang beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar,

Diminta mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru.

.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.