Sukses

Kendalikan Inflasi, Banyuwangi Genjot Produksi Bawang Merah dan Cabai Rawit lewat Sekolah Lapang

Kabupaten Banyuwangi dikenal menjadi salah satu sentra pertanian nasional. Untuk meningkatkan suplai dan produksi pertanian utamanya sektor penyumbang inflasi seperti bawang merah dan cabai, Pemkab Banyuwangi mengupgrade kapasitas dan skill petani dengan sekolah lapang.

Liputan6.com, Banyuwangi Kabupaten Banyuwangi dikenal menjadi salah satu sentra pertanian nasional. Untuk meningkatkan suplai dan produksi pertanian utamanya sektor penyumbang inflasi seperti bawang merah dan cabai, Pemkab Banyuwangi mengupgrade kapasitas dan skill petani dengan sekolah lapang.

"Ini adalah upaya kami untuk menjaga produktivitas komoditas pertanian Banyuwangi. Jiga untuk menjaga ketersediaannya di pasaran," kata Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, Senin (13/2/2023)

Dalam program ini, kata Ipuk, petani dibekali tentang tata cara budidaya yang baik (Good Agricultural Practises/GAP), mulai prosedur pengolahan tanah, pemilihan bibit, irigasi, pemberian pupuk, hingga cara pengendalian hama penyakit. Petani juga diajarkan tentang proses panen hingga penanganan pasca panen yang tepat (Good Handling Practices/GHP).

“Teknologi budidaya selalu berkembang. Maka kapasitas dan skill para petani harus selalu di upgrade agar produksinya bisa lebih optimal. Salah satunya, melalui program sekolah lapang,” kata Ipuk.

Plt. Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan Pangan) Banyuwangi, Ilham Juanda, mengatakan sekolah lapang petani bawang merah dan cabai dimulai saat musim tanam (Maret). Untuk bawang merah dilaksanakan di Kecamatan Muncar dan Wongsorejo. Dua wilayah tersebut merupakan sentra produksi komoditas bawang merah di Kabupaten Banyuwangi.

Sementara cabai rawit dilaksanakan di beberapa lokasi di antaranya Kecamatan Glagah, Licin, Singojuruh, dan Wongsorejo. Untuk cabai besar dilaksanakan di Kalibaru dan Glenmore. 

“Sekolah lapang ini tidak hanya memberikan teori, tapi juga praktik langsung di lapangan. Dispertan akan memberikan pendampingan budidaya hingga support sarana produksinya. Petani akan didampingi dari awal hingga akhir, sejak tahap penyiapan lahan hingga pasca panen oleh petugas penyuluh lapangan (PPL) kami,” urai Ilham.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Mampu Memacu Produksi Bawang Merah

Ilham berharap program peningkatan kapasitas petani ini bisa memacu produksi bawang merah di Banyuwangi. Dia menyebut, pada 2022 produktivitas bawang merah Banyuwangi mencapai 11,6 ton per hektare. Adapun total produksinya mencapai 6.902 ton. Jumlah tersebut diperoleh dari total luas tanam 1.176 hektare.

“Diharapkan tahun ini produktivitas bawang merah kita bisa meningkat minimal 4 kwintal per hektar, sehingga menjadi 12 ton per hektare. Dengan demikian supply bawang merah Banyuwangi bisa terus terjaga,” harap Ilham.

Sementara produktivitas cabai rawit pada 2022 sebesar 84 kwintal per hektare, dengan total produksi 30.169 ton dari total luas panen 3.792 hektare. Untuk cabai merah besar, produktivitas di angka 125 kwintal per hektare. Adapun total produksinya 14.227 ton. 

Meski demikian, Ilham menegaskan selama ini pasokan bawang merah dan cabai lokal masih sangat mencukupi kebutuhan daerah.

“Sejauh ini masih aman. Supply dan demand untuk bawang merah dan cabai lokal masih mencukupi. Namun kita harus tetap siaga karena komoditas ini merupakan salah satu penyumbang inflasi,” ujarnya

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.