Sukses

Hanung vs Rachmawati Soekarno Putri, Piet Pagau Dukung Siapa?

Polemik film 'Soekarno: Indonesia Merdeka’ semakin melebar.

Polemik film 'Soekarno: Indonesia Merdeka’ semakin melebar. Kasus perseteruan Hanung Bramantyo dan Rachmawati Soekarno Putri itu kini sudah masuk ke jalur hukum. Kasus ini sendiri berawal dari ketidaksetujuan Rachmawati terhadap Ario Bayu yang memerankan Soekarno dan lebih memilih aktor Anjasmara sebagai gantinya.

Kontan saja hal ini membuat aktor senior Piet Pagau ikut berkomentar. Menurutnya, kasus ini hanya miss-comunication antara pihak Multivision dan Yayasan Bung Karno. Padahal jika Rachmawati, Hanung  dan Multivision Plus sebagai tiga pihak yang menjalin kerjasama memposisikan diri pada porsi masing-masing, tidak bakalan terjadi perseteruan yang berujung pada laporan ke pihak berwajib.

“Saya mendukung langkah Hanung sebagai sutradara. Karena dia yang bakal menggarap mulai dari proses pembuatan naskah atau skenario hingga syuting di lapangan, sudah seharusnya diberi kepercayaan penuh di dalam memilih pemain,” kata Piet Pagau kepada wartawan, Selasa (24/9/2013).

Paman dari presenter Raffi Ahmad ini bahwa seorang sutradara memiliki hak prerogatif atau otoritas sutradara jauh lebih besar, jika sudah bicara soal pembuatan karya film. “Itu mutlak meski perlu mendengar juga masukan dari pihak produser atau pihak yang melakukan kerjasama,” tegas pria asal Dusun Batu Raya, Landak, Kalimatan Barat itu.

Dalam sebuah produksi film, menurut pria kelahiran 23 Pebruari 1951 tersebut, hendaknya memang sutradara diberi peran atau kebebasan mutlak untuk menentukan siapa yang terlibat. Mulai dari pemilihan serta penentuan pemeran utama, pemeran pembantu, kameramen sampai akhir proses editing nanti.

“Yang terpenting, karya filmnya itu kelak bisa dipertanggungjawabkan. Sah-sah saja jika Hanung kemudian menolak intervensi, sekalipun dari pihak produser atau pemilik kerjasama lain,” paparnya.

Pemeran dalam sejumlah judul film di antaranya ‘’Mandau & Asmara’, ‘Leak’, ‘The Shaman’, ‘Pejantan Tanggung’, ‘Lost in Papua’ dan ‘Batas’ itu, melihat bahwa sutradara Hanung Bramantyo pasti tidak akan main-main atau mempertaruhkan nama besarnya, karena harus menggarap film yang mengangkat nama Proklamator Bung Karno alias Ir. Soekarno.(Adt)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.