Sukses

Unggahan Mensos Juliari tentang Bansos Sebelum Dijerat KPK, soal Merajut Asa Kala Pandemi

Unggahan Mensos Juliari Batubara pada November lalu penuh kata-kata manis soal kinerjanya. Namun kini ia ditetapkan KPK sebagai tersangka korupsi dana bansos Covid-19.

Liputan6.com, Jakarta "Ironis" mungkin jadi kata yang tepat untuk menggambarkan kontroversi yang melilbatkan Menteri Sosial Juliari Batubara. Sebagai seorang pejabat, apalagi di Kementerian Sosial, ia seharusnya bertanggung jawab atas program pemerintah mengenai kesejahteraan rakyat. Namun ia justru ditetapkan KPK sebagai tersangka korupsi bantuan sosial atau bansos Covid-19. 

"JPB (Juliari P Batubara) selaku Menteri Sosial menunjuk MJS (tersangka) dan AW (tersangka) sebagai PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) dalam pelaksanaan proyek tersebut dengan cara penunjukan langsung para rekanan dan diduga disepakati ditetapkan adanya fee komisi dari setiap-setiap paket pekerjaan yang harus disetorkan para rekanan kepada Kementerian Sosial melalui MJS (tersangka)," kata Ketua KPK Firli Bahuri saat jumpa pers di kantornya, Minggu (6/12) dini hari.

Tak lama setelah ditetapkan sebagai tersangka Mensos Juliari menyerahkan diri ke KPK pukul 02.55 WIB dini hari dengan mengenakan masker dan topi serta rompi hitam. 

Di luar fakta hukum mengenai kasus korupsi bansos Covid-19 ini, ada hal menarik terkait akun media sosial milik sang menteri. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Tutup Akses

Akun Instagram dan Twitter Menteri Sosial Juliari Batubara kini telah digembok.

Akun Facebook miliknya, masih bisa diakses hingga pagi ini, tapi sekitar pukul 9 WIB akun miliknya yang bercentang biru sudah tak bisa lagi dibuka. Hanya tulisan "halaman ini tak tersedia" yang muncul di layar.

Lagi-lagi ironis, mengingat ia adalah Pemenang The 2nd Anugerah Humas Indonesia Kategori Menteri Terpopuler di Media Digital 2020.  

3 dari 5 halaman

Rajin Update Medsos

Liputan6.com sempat "mengamankan" sejumlah unggahan sang menteri di media sosial, sebelum akses ini ditutup. Ia terbilang rajin mengunggah kegiatan di kementerian yang dipimpinnya. 

Beberapa unggahan terakhirnya, terkait Hari Disabilitas Nasional dan Hari AIDS sedunia. Ia juga terbilang rajin mengunggah foto-fotonya saat belusukan dalam kegiatan penyerahan bansos dan video lain mengenai hal ini. 

4 dari 5 halaman

Merajut Asa

Salah satu unggahannya bertanggal 21 November, tentang Ibu Endah, seorang janda asal Sukabumi yang menyambung hidupnya dengan berjualan gorengan. Sang menteri menyertakan video dari Kemensos yang memperlihatkan wanita ini begitu terbantu dengan bansos. 

"Merajut asa di tengah situasi ekonomi yang sulit tidak lantas membuat Ibu Endah warga Sukabumi menyerah begitu saja. Semangatnya yang luar biasa dan tetap berjuang agar bisa tetap mencukupi kebutuhan sehari-hari.Pemerintah melalui Kemensos terus berupaya dan menyisir warga terdampak akibat pandemi untuk memberikan bantuan sosial," begitu caption yang diunggah sang menteri.

Ia menambahkan, "Semoga para penerima manfaat seperti ibu Endah dan lainnya bisa merasakan bantuan sosial dari pemerintah untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari."

5 dari 5 halaman

Unggahan Lain

Unggahan Mensos Juliari Batubara bertanggal 17 November juga penuh kata-kata manis soal kinerjanya. Ia menyertakan foto-fotonya saat belusukan menyaksikan penyerahan bantuan sosial. 

"Bantuan Sosial Sembako sudah memasuki tahap penyaluran ke-12 , atau tahap akhir. Saya ingin memastikan bahwa semua tahapan berjalan lancar, dan tidak ada keluhan terkait kualitas bahan makanan yang diberikan. Pemerintah terus mengutamakan langkah penanganan yang cepat guna melindungi masyarakat dari dampak pandemi," ujarnya. 

Di unggahan dua hari sebelumnya, ia menulis, "Selama 2 hari meninjau dan menyaksikan secara langsung program-program Bantuan Sosial yang diberikan Pemerintah Pusat di Sumatera Utara. Pemerintah melalui Kemensos siap dengan sejumlah program untuk menahan naiknya angka kemiskinan di tengah pandemi."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.