Sukses

Morgan Oey Belajar dari Industri Film Korea dan Mandarin, untuk Apa?

Belakangan Morgan Oey sering menonton film Korea dan Hong Kong. Ada banyak pelajaran dari mengapresiasi karya sineas Asia lain.

Liputan6.com, Jakarta Waktu senggang selama wabah Corona Covid-19 diisi Morgan Oey dengan aktivitas produktif dan mengapresiasi sejumlah film luar negeri lewat platform digital. Belakangan, Morgan Oey melirik sejumlah film dari negara lain seperti Korea Selatan, Hong Kong, dan Taiwan.

Mencermati perkembangan film di negara-negara Asia, Morgan Oey percaya sebenarnya pekerja seni Indonesia tak kalah hebat. Hanya belum mendapat kesempatan untuk memperlihatkannya kepada dunia.

Morgan Oey menilai banyak film produksi Korea Selatan atau Hong Kong yang memiliki cetak biru naskah, alur cerita, nilai produksi, berikut kualitas akting para pemain di level ciamik.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Perihal Sensor

“(Hal lain) yang saya pelajari dan membuat mereka unggul yakni lembaga sensor. Sensor mereka sangat fleksibel. Mungkin kita bisa belajar dari mereka untuk mengedepankan cerita dan kualitas tanpa terhambat oleh sensor,” Morgan Oey mengulas.

“Namun kembali lagi, masyarakat Indonesia yang berakar pada budaya Timur. Saya percaya step by step (industri film) kita bisa mencapai ke sana (dan lebih maju),” beri tahu Morgan Oey kepada Showbiz Liputan6.com.

3 dari 5 halaman

Film Blockbuster Korea

Bintang film Arini serta My Stupid Boss 2 menyampaikan ini dalam konferensi pers virtual “Kerja Sama KlikFilm Dengan tvN Movies dan Celestial Movies,” pada Jumat (18/9/2020).

Dalam kesempatan itu, Direktur KlikFilm, Frederica, menjelaskan makna penting kolaborasi dengan tvN Movies dan Celestial Movies. Seperti diketahui, tvN Movies bagian dari CJ ENM yang merupakan rumah untuk film blockbuster Korea seperti Parasite, Ashfall, dan Train To Busan.

4 dari 5 halaman

Menonton Secara Legal

Sementara Celestial Movies dikenal khalayak sebagai layanan film Mandarin. Mereka menghadirkan bintang dan blockbuster terbesar dengan subtitel bahasa Indonesia selama 24 jam nonstop.

“Targetnya, kami ingin ditonton sebanyak-banyaknya pencinta film. Memang bisa dilihat, pilihan film dari mancanegara semakin banyak. Di sini, kami mengajak masyarakat bisa menonton secara legal,” urai Frederica. 

5 dari 5 halaman

Obati Kerinduan

“Artinya, mental orang Indonesia diperbaiki untuk menghargai lebih tinggi kerja keras kami para filmmaker maupun orang-orang di balik layar,” produser film Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! menyambung.

Morgan Oey menambahkan, saat bioskop tutup selama wabah Covid-19, menonton film lewat platform digital jadi hiburan alternatif yang menyenangkan. “Bisa mengobati kerinduan kita dalam mengapresiasi film,” pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.