Sukses

Bojes AFI Kagum dengan Aplikasi Pengumpul Sampah

Bojes AFI tak menyangka ada anak muda yang bisa menciptakan aplikasi pengumpul sampah.

Liputan6.com, Jakarta Musisi yang lahir dari ajang pencarian bakat, Bojes AFI  sangat mendukung pengolahan sampah secara baik. Termasuk salah satunya dengan mengurangi ketersedian sampah dengan proses daur ulang. Seperti yang dilakukan oleh salah satu anak muda bernama Moses Mayer yang membuat aplikasi mobile Sampahlink. 

Bojes AFI mengaku  sangat kagum dengan apa yang diwujudkan oleh Moses. Pasalnya, apa yang dilakukan oleh Moses dapat mengurangi tingkat polusi, meningkatkan kesadaran daur ulang sampah kering, hingga membantu kelompok masyarakat ekonomi lemah, seperti pemulung.

"Saya nggak menyangka dia kepikiran aja buat aplikasi seperti ini. Apalagi usianya baru 16 tahun," ujar Bojes AFI saat ditemui di acara Karya Untuk Indonesia 'SampahLink' di Living World Alam Sutera The Garden, Tangerang, Banten, baru-baru ini.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Dibantu

Bojes pun mengaku dengan adanya aplikasi ini akan banyak orang yang dibantu dengan yang dilakukan oleh Moses. Salah satunya adalah membantu para pemulung agar bisa mendapatkan penghasilan lebih besar ketimbang selama ini berkeliling satu tempat ke tempat lain mencari sampah. 

"Dengan adanya aplikasi ini pemulung bisa langsung jemput bola istilah dari si pemilik sampah. Asli keren banget," kata Bojes.

 

3 dari 3 halaman

Aplikasi

Moses sendiri menceritakan jika aplikasi yang dibuatnya ini bisa menghubungkan pihak yang memiliki sampah dengan para pemulung dan pengepul. Dengan demikian, terciptalah solusi yang menguntungkan bagi kedua belah pihak.

Platform kepemilikan sampah ini memiliki opsi untuk mendonasikan atau menjual sampahnya. Sehingga sampah kering, misalnya kertas, kaca, plastik serta sampah lainnya yang bisa didaur ulang dapat dikelola dengan baik. "Platform SampahLink ini bersifat gratis, tidak ada biaya apapun bagi penggunanya," kata pelajar SMA kelas 12 di Jakarta International School (JIS) itu.  

Lebih lanjut Moses menjelaskan, SampahLink juga melakukan penggalangan dana untuk mendukung kegiatan dan program yang bertujuan menciptakan lingkungan dan kehidupan masyarakat yang lebih baik. Misalnya, bekerja sama dengan perusahaan dan organisasi lainnya dalam penanganan sampah kering.

"Saat ini kami sudah bekerja bekerja sama dengan beberapa hotel sebagai bagian dari CSR (corporate social responsibility) mereka," kata Moses.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.