Sukses

Terlalu Dini untuk Masuk ke Pasar Negara Berkembang

Para pemilik modal di negara-negara maju disarankan agar tak buru-buru membeli portofolio berupa saham dan surat utang di negara berkembang

Penasihat investasi dan Manajer keuangan top dunia, Marc Faber menyarankan para pemilik modal di negara-negara maju agar tak buru-buru membeli portofolio berupa saham dan surat utang di negara berkembang.

Pemilik perusahaan penerbitan Gloom Boom & Doom Report tidak merekomendasikan pasar negara berkembang sebagai tempat investasi yang asyik.

"Memang ada kenaikan besar di pasar-pasar negara berkembang selama katakanlah dalam 18 bulan terakhir, dengan performa kenaikan sekitar 30%," ujar Faber seperti dilansir dari CNBC, Sabtu (10/8/2013).

Tapi kenaikan yang lumayan tersebut belum membuat Faber mau merekomendasikan pasar negara berkembang sebagai tujuan investasi para pemilik dana.

"Aku akan mengatakan ini adalah terlalu dini. Saya pikir pasar negara berkembang mungkin akan rebound sedikit, tapi pada umumnya mereka akan mengalami penurunan yang lebih rendah," lanjut Faber.

Sebaliknya jika menginginkan keuntungan yang cepat, Faber meyakini akan ada kebangkitan atau rebound di pasar obligasi jangka panjang milik pemerintah AS.

Investor di barat kini optimistis pasar di Amerika akan kembali bergairah karena the Fed akan menjalankan kebijakan quantitative easing (QE), yang akan membuat the Fed banyak membantu pasar.

Pelaku pasar merasa nyaman dengan rencana stimulus QE yang dilakukan secara bertahap. Terlebih imbal hasil obligasi AS akan menjadi sangat menarik karena bunganya akan naik dari sekitar 2,5% menjadi 4-5%. (Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini