Sukses

Emiten SSMS Bidik Kinerja Tumbuh 10% pada 2025, Ini Alasannya

PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) mencatat laba bersih tumbuh 23,3% dan pendapatan naik 48% pada kuartal I 2025.

OlehPipit Ika RamadhaniDiperbarui 09 Mei 2025, 10:33 WIB
Diterbitkan 09 Mei 2025, 10:33 WIB

Liputan6.com, Jakarta - PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) mengawali 2025 dengan performa positif. Pada kuartal pertama, perusahaan membukukan laba bersih sebesar Rp 341,5 miliar, naik 23,3% dibandingkan periode sama tahun lalu yang tercatat Rp 276,9 miliar.

Laba bersih per saham pun meningkat menjadi Rp 35,95. Pendapatan SSMS turut mengalami lonjakan signifikan menjadi Rp 3,7 triliun, tumbuh 48% dari Rp 2,5 triliun pada kuartal I 2024. Seiring dengan itu, beban pokok penjualan juga naik menjadi Rp2,39 triliun dari sebelumnya Rp1,74 triliun, atau meningkat 40%.

Dengan kinerja tersebut, laba kotor perusahaan tercatat melonjak 68,5% menjadi Rp 1,3 triliun, dibandingkan Rp771,4 miliar pada periode yang sama tahun lalu. EBITDA SSMS juga mengalami pertumbuhan 14,9% menjadi Rp 739 miliar dari sebelumnya Rp 643 miliar.

Optimis Kinerja Tumbuh 10% pada Akhir 2025

Menyambut sisa tahun ini, SSMS memproyeksikan pertumbuhan kinerja sekitar 10%, seiring membaiknya produksi minyak sawit nasional serta upaya efisiensi biaya yang terus digencarkan. Direktur Utama SSMS, Jap Hartono, menilai target tersebut cukup realistis dan selaras dengan tren industri sawit nasional.

“Tahun ini kita bersikap realistis saja. Kalau industri tumbuh 10 persen, kita targetkan angka yang sejalan,” ujar Jap dalam paparan publik, dikutip Jumat (9/5/2025)

Produksi minyak sawit nasional diprediksi meningkat menjadi 48 juta ton dari 45 juta ton tahun lalu, menunjukkan pemulihan sekitar 10%. SSMS berupaya memanfaatkan momentum ini dengan meningkatkan efisiensi dan agresif dalam pengadaan bahan baku eksternal, serta memperkuat investasi di sektor pendukung.

 

2 dari 3 halaman

Siapkan Belanja Modal Rp 510 Miliar pada 2025

Untuk mendukung strategi tersebut, perusahaan menganggarkan belanja modal (capex) sebesar Rp 510 miliar pada 2025, yang difokuskan pada renovasi fasilitas pekerja, pengadaan alat berat, dan pembaruan mesin. Hingga akhir kuartal I, sekitar 30-35% dari anggaran tersebut atau sekitar Rp 180 miliar telah direalisasikan.

Dalam hal efisiensi, Jap menekankan pentingnya pengelolaan biaya. “Kita lebih fokus pada hal yang bisa dikontrol, seperti cost. Dengan cash cost di kisaran USD325 dan break-even di USD 550, kami tetap kompetitif bahkan saat harga CPO turun,” jelasnya.

Capaian kuartal pertama SSMS didukung oleh efisiensi operasional, pengelolaan persediaan secara just-in-time, serta peningkatan volume ekspor. Meski menghadapi beban pajak ekspor yang lebih tinggi, peningkatan ekspor yang signifikan mampu menutupi dampaknya.

3 dari 3 halaman

Ekspansi ke Sektor Hilir

Selain itu, SSMS terus memperkuat langkah ekspansi ke sektor hilir. Perusahaan tengah merampungkan pembangunan fasilitas refinery berkapasitas 1.500 ton per hari yang dijadwalkan mulai beroperasi pada akhir 2025. Ini merupakan bagian dari strategi diversifikasi produk turunan kelapa sawit.

Perusahaan juga mencatat peningkatan produktivitas kebun, dengan yield mencapai 7,5 ton per hektare dalam empat bulan pertama 2025, naik dari 7,1 ton per hektare pada tahun sebelumnya.

Beberapa kebun bahkan masih produktif di usia tanaman 24 tahun, sehingga rencana replanting baru akan dilakukan setelah 2026. Unit kebun paling produktif saat ini berada di PT SMU, dengan yield tahunan mencapai 28,5 ton per hektare dan tingkat ekstraksi minyak (OER) sebesar 24%.

Komitmen Berkelanjutan

Di sisi keberlanjutan, SSMS mengoperasikan dua unit pembangkit biogas yang telah berkontribusi besar dalam penghematan energi, khususnya untuk keperluan pabrik dan perumahan karyawan. Ke depan, perusahaan berencana menambah tiga unit biogas plant dan dua bio-CNG plant sebagai bagian dari strategi jangka panjang dalam pengurangan emisi. Jap Hartono menegaskan komitmen perusahaan terhadap keberlanjutan dan tata kelola yang baik.

"Kami tidak mengejar target bombastis. Fokus kami adalah pertumbuhan berkelanjutan, efisiensi, dan kontribusi nyata terhadap industri dan masyarakat,” pungkasnya.