Sukses

Wall Street Catat Rekor pada Kuartal I 2024, Indeks S&P Cetak Kinerja Terbaik

Pada kuartal I 2024, indeks S&P 500 naik 10,2 persen, dan catat kinerja kuartalan terbaik sejak 2019. Indeks Dow Jones melesat 5,6 persen. Indeks Nasdaq menguat 9,1 persen.

Liputan6.com, New York - Wall street atau bursa saham Amerika Serikat (AS) mencatat rekor pada kuartal I 2024. Rekor yang diraih wall street itu terjadi saat bersaing dengan suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu lebih lama.

Dikutip dari CNN, ditulis Sabtu (30/3/2024), indeks S&P 500 mencatat rekor ke posisi tertinggi yang ke-22 pada 2024. Indeks S&P 500 naik 0,11 persen ke posisi 5.254,35. Indeks Dow Jones bertambah 0,12 persen ke posisi 39.807,37. Sementara itu, indeks Nasdaq melemah 0,12 persen ke posisi 16.379,46.

Pada kuartal I 2024 di wall street, indeks S&P 500 naik 10,2 persen, dan catat kinerja kuartalan terbaik sejak 2019 saat itu reli 13,1 persen. Indeks Dow Jones melesat 5,6 persen. Indeks Nasdaq menguat 9,1 persen.

Sepanjang Maret, indeks S&P 500 meleji 3,1 persen. Indeks Nasdaq bertambah 1,8 persen. Indeks Dow Jones mendaki 2,1 persen. Demikian mengutip dari CNBC pada Sabtu pekan ini.

Adapun investor mengakhir 2023 dengan penuh semangat. Pasar berhasil atasi krisis perbankan regional dan gejolak geopolitik sehingga memasuki pasar bullish yang kuat.

Selain itu, ekonomi menghindari resesi yang diperkirakan secara luas. Pelaku pasar sangat menantikan bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) akan mulai memangkas suku bunga pertama dari enam kali penurunan suku bunga pada 2024 yang mulai Maret.

Namun, deretan data ekonomi yang panas dan peringatan dari pejabat the Federal Reserve (the Fed) memaksa investor untuk memikirkan ulang mengenai harapan penurunan suku bunga agar selaras dengan proyeksi the Fed. Diperkirakan tiga kali penurunan suku bunga yang akan dimulai pada Juni atau Juli.

Pasar saham yang alami aksi jual secara bergantian tetapi indeks saham terus menguat. Hal ini seiring laba perusahaan yang kuat ditambah pasar tenaga sehingga memperbarui harapan ekonomi AS dapat hindari resesi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Sejumlah Saham Teknologi Melemah

Di sisi lain, beberapa saham teknologi Magnificent Sevent tersandung setelah reli tahun lalu. Saham Apple turun 11 persen pada kuartal I di tengah kekhawatiran tentang lesunya penjualan di China. Saham Tesla merosot 29,3 persen. Sementara itu, saham Alphabet naik 8 persen sepanjang 2024 tetapi tertinggal dari kenaikan dua digit yang kuat dari Nvidia, Meta, Microsoft dan Amazon.

Lebih dari empat saham teknologi tersebut menguat pada kuartal ini. Indeks S&P 600 yang melacak saham-saham kapitalisasi kecil AS mencapai level tertinggi dalam 52 minggu pada pekan ini setelah the Fed pada awal bulan ini mengulangi prediksi penurunan suku bunga sebanyak tiga kali pada 2024.

Sementara itu, harga emas melonjak ke level tertinggi sepanjang masa. Demikian juga bitcoin mencapai level tertinggi baru pertama kali sejak 2021 setelah regulator AS menyetujui exchange-traded fund (ETF) spot.

3 dari 3 halaman

Lalu Bagaimana Selanjutnya?

Chief Investment Officer Spectrum Wealth Management, Leslie Thompson prediksi reli akan terus berlanjut seiring laba perusahaan yang kuat.

Perusahaan-perusahaan di S&P 500 mencatat pertumbuhan laba 4,3 persen selama kuartal IV 2023 dibandingkan tahun sebelumnya, menurut data FactSet.

Analis yang disurvei oleh FactSet prediksi laba perusahaan S&P 500 tumbuh lebih dari 10 persen sepanjang 2024.

Tanda positif lainnya bagi pasar adalah sejarah menunjukkan harga tertinggi baru pada awal tahun sering kali menandakan imbal hasil tahunan yang positif. S&P 500 telah melihat rata-rata keuntungan sebesar 15,8% dalam beberapa tahun dan mencapai nilai tertinggi baru pada bulan Januari dan Februari, berbeda dengan rata-rata keuntungan sebesar 9,2% sepanjang tahun, menurut data CFRA Research sejak 1954.

Namun, beberapa indikator pasar, termasuk favorit investor legendari Warren Buffett, menunjukkan saham dinilai terlalu tinggi dibandingkan dengan kinerja perekonomian.

Para investor tidak lengah meskipun mereka merasa optimistis. Head of portofolio management di Horizon Investments Zachary Hill mengatakan pihaknya terus mencermati tanda-tanda inflasi yang membandel dalam beberapa bulan mendatang yang dapat menggagalkan rencana The Fed.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini