Sukses

Meneropong Prospek Saham Emiten Bank Digital pada 2024

Analis menilai penduduk Indonesia yang unbanked masih relatif besar sehingga jadi potensi untuk pengembangan inklusi perbankan.

Liputan6.com, Jakarta - Bank digital diyakini masih dapat berkembang dalam beberapa waktu ke depan. Ini mengingat, ceruk pasarnya masih besar. 

Head Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi menuturkan, data dari Bank Indonesia, jumlah penduduk Indonesia yang masih unbanked relatif besar, yaitu 97,7 juta orang (48% dari penduduk).

"Sehingga kami melihat hal ini akan menjadi potensi besar untuk pengembangan inklusi perbankan untuk jangka waktu yang panjang, khususnya melalui digital banking," ujar dia kepada Liputan6.com, Jumat (5/1/2024).

Selain itu, kemudahan masyarakat untuk mengakses yang dapat menjangkau wilayah Indonesia tanpa cara konvensional akan menjadi keunggulan bank digital dari sisi biaya.

Adapun beberapa sentimen yang mempengaruhi saham bank digital, yakni tingkat unbanked di Indonesia yang masih tinggi dan kemudahan akses, akan memberikan ruang untuk digital bank menjangkau masyarakat, secara khusus melalui UMKM.

Selain itu, pertumbuhan PDB Indonesia yang diperkirakan diatas 5% dan inflasi yang terkendali pada tahun depan masih akan menunjukkan aktivitas ekonomi yang kembali menguat setelah pemulihan dari Covid-19.

Bagi para investor, ia merekomendasikan beli ARTO dengan target harga Rp 3.960 per saham dan BBYB dengan target harga Rp 688 per saham. 

Pengamat Pasar Modal Wahyu Tri Laksono mengatakan, saham bank digital potensial pada tahun ini meskipun bank konvensional seperti nya lebih baik terutama yang memiliki kapitalisasi besar. 

"Emiten bank digital potensial juga karena sentimen positif global yang juga mendukung bank konvensional," kata dia. 

Ia melanjutkan, pada 2023, sejumlah bank digital di Indonesia memiliki kinerja keuangan yang bagus dari sebelumnya. Walaupun mungkin harganya sudah tinggi, potensi bank digital masih jauh bisa berkembang didukung tren digitalisasi yang semakin berkembang di Indonesia.

"Seperti bank konvensional, bank digital akan melakukan ekspansi secara signifikan demi mempertahankan dana pihak ketiga dengan suku bunga yang cukup kompetitif. 

Bank digital masih bisa bertahan dan mengupayakan bagaimana konsumen tertarik kredit," imbuhnya. 

Terkait saham pilihannya, ia memilih saham BBHI dan ARTO untuk dapat dipertimbangkan oleh para investor. 

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penutupan IHSG pada 4 Januari 2024

Sebelumnya diberitakan, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonjak pada perdagangan saham Kamis (4/1/2024). Mayoritas sektor saham melambung yang dipimpin sektor saham transportasi.

Dikutip dari data RTI, IHSG meroket 1,11 persen ke posisi 7.359,76. Indeks saham LQ45 melonjak 1,57 persen ke posisi 988,63. Seluruh indeks saham acuan kompak menghijau.

Pada perdagangan saham Kamis pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.371,23 dan terendah 7.280,40.

Sebanyak 326 saham menguat sehingga angkat IHSG. 221 saham melemah dan 221 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.211.935 kali dengan volume perdagangan 17,2 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 9,9 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.485. Investor asing beli saham Rp 1,3 triliun. Pada awal 2024, investor asing beli saham Rp 1,47 triliun.

Mayoritas sektor saham menghijau kecuali sektor saham kesehatan turun 0,36 persen dan sektor saham teknologi terpangkas 0,64 persen.

Sementara itu, sektor saham transportasi melambung 2,3 persen, dan catat penguatan terbesar. Diikuti sektor saham keuangan menguat 2,13 persen, sektor saham energi naik 1,71 persen, sektor saham basic melesat 0,35 persen, sektor saham industri bertambah 0,60 persen.

Selain itu, sektor saham nonsiklikal meroket 0,73 persen, sektor saham siklikal menanjak 0,89 persen, sektor saham properti naik tipis 0,03 persen dan sektor saham infrastruktur menguat 0,09 persen.

 

3 dari 4 halaman

Sentimen the Fed

Dikutip dari Antara, dokumen FOMC Minutes yang merupakan naskah dari pertemuan kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) bulan lalu, menutup harapan pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat.

“Para pejabat tinggi the Fed sepakat suku bunga akan tetap tinggi untuk waktu yang lebih lama guna memastikan inflasi dapat dikendalikan,” sebut Tim Riset Philip Sekuritas Indonesia.

Dokumen itu berdampak terhadap investor sehingga berspekulasi pemangkasan suku bunga mungkin terjadi paling cepat pada Maret 2024 setelah pernyataan the Fed pada penutupan pertemuan kebijakan bulan lalu, memberikan indikasi ada tiga pemangkasan suku bunga sepanjang 2024.

Rilis data ekonomi AS pada Rabu, 3 Januari 2024 membuktikan kebijakan yang diterapkan the Fed mulai membuahkan hasil tanpa mendorong ekonomi AS jatuh ke dalam resesi, terlihat dari penurunan tajam iklan lowongan pekerjaan pada Desember 2023 dan sektor manufaktur yang tetap berada di teritori kontraksi.

Fokus perhatian pelaku pasar akan bergeser terhadap rilis data pasar tenaga kerja atau Non-Farm Payrolls (NFP) Amerika Serikat pada Jumat malam, 5 Januari 2024.

4 dari 4 halaman

Bursa Saham Asia Pasifik

Bursa saham China alami koreksi di bursa saham Asia Pasifik pada perdagangan Kamis, 4 Januari 2023.

Dikutip dari CNBC, indeks CSI 300 melemah 0,92 persen menjadi 3.347,05. Indeks Hang Seng Hong Kong naik tipis 0,06 persen. Indeks Nikkei 225 di Jepang merosot 0,53 persen ke posisi 33.288,29. Indeks Topix menguat 0,52 persen ke posisi 2.378,79, saat Jepang memulai hari pertama perdagangan pada 2024.

Bursa saham di Asia juga mengambil isyarat dari bursa saham global setelah risalah pertemuan the Federal Reserve (the Fed) pada Desember menunjukkan kemungkinan penurunan suku bunga pada 2024, tetapi tidak memberikan kejelasan mengenai kapan hal itu akan terjadi.

Indeks Kospi Korea Selatan merosot 0,78 persen ke posisi 2.587,02. Indeks Kosdaq turun 0,61 persen ke posisi 866,25.

Di Australia, indeks ASX merosot 0,39 persen ke posisi 7.494,1. Namun, bursa saham di India melawan tren itu dengan indeks Nifty50 naik 0,7 persen setelah anjlok selama dua sesi berturut-turut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini