Sukses

Tak Mau Buru-buru, Elon Musk Buka Suara Soal Rencana IPO Starlink

SpaceX dengan cepat menjadi penyedia peluncuran yang dominan, dan Starlink jauh di depan pesaingnya di masa depan, khususnya Project Kuiper dari Amazon.

Liputan6.com, Jakarta Kabar penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) Starlink cukup menjadi perhatian pelaku pasar. SpaceX milik Elon Musk adalah perusahaan swasta paling berharga di Amerika, dan pendorong pendapatan terbesarnya sejauh ini adalah Starlink, yang menyediakan koneksi broadband di seluruh dunia melalui konstelasi satelit orbit rendah Bumi.

Meski antusias dengan ide tersebut, Musk belum memberikan sinyal berarti apakah rencana tersebut akan dilakukan dalam waktu dekat.

“Di SpaceX, kami tidak pernah berpikir dalam kuartalan. Kami tidak pernah memikirkannya, dan kami tidak memikirkan harga sahamnya,” kata Musk, mengutip Fortune, Minggu (24/12/2023).

Seperti yang dia ketahui dari pimpinan Tesla, terdapat tekanan luar biasa bagi perusahaan tercatat untuk selalu mempersembahkan kinerja kuartalan yang positif.

Menurut Musk, hal itu bisa mengakibatkan operasional perusahaan jadi kurang efisien. Sebab, manajemen akan melakukan banyak upaya di akhir kuartal agar laporan keuangan bagus dan tidak mengecewakan investor.

Ketika ditanya apakah Musk bisa mengambil risiko yang lebih baik dengan SpaceX daripada Tesla yang statusnya sebagai perusahaan terbuka, Musk dengan tegas menjawab, “Tentu saja,".

SpaceX dengan cepat menjadi penyedia peluncuran yang dominan, dan Starlink jauh di depan pesaingnya di masa depan, khususnya Project Kuiper dari Amazon.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Awal Pembicaraan

Bloomberg melaporkan pada 12 Desember bahwa perusahaan telah memulai pembicaraan untuk menjual sahamnya kepada orang dalam dengan harga yang akan memberikan penilaian mendekati USD 180 miliar.

Spekulasi mengenai waktu IPO Starlink kini berkisar antara akhir 2024 hingga 2027, meski Musk bulan lalu membantah hal itu akan terjadi tahun depan.

Pada Januari lalu, pemodal ventura Chamath Palihapitiya memperkirakan bahwa Starlink akan go public tahun ini dan valuasinya akan mencapai setidaknya setengah dari nilai privat SpaceX, yaitu sekitar USD 150 miliar pada saat itu.

3 dari 3 halaman

Kinerja

Pendapatan Starlink meningkat dari USD 222 juta pada tahun 2021 menjadi USD 1,4 miliar pada tahun lalu. Namun angka tersebut tergolong rendah mengingat delapan tahun lalu SpaceX memproyeksikan pendapatan sebesar USD 12 miliar pada 2022.

“Saya rasa tidak ada gunanya go public kecuali anda memiliki aliran pendapatan yang sangat stabil dan dapat diprediksi. Saat itu, go public tidak menjadi masalah karena tidak akan mengalami pasang surut yang besar,” kata dia.

Meski begitu, Musk tidak memiliki masalah dalam menarik pemodal ventura untuk berinvestasi di SpaceX mengingat rekam jejaknya, dan Musk menyambut baik mereka.

Sebagai gambaran, mengirim satelit ke luar angkasa membutuhkan biaya yang mahal, dan hasilnya mungkin memerlukan waktu.

Beberapa orang mungkin mempertanyakan bagaimana cash flow perusahaan bisa terjaga atau bahkan untung dengan model bisnis seperti itu. Namun merujuk pada kualitas layanan yang ditawarkan perusahaan, Musk mengatakan bisnis tetap bisa berjalan.

“Kasus bisnis tidak subjektif, melainkan objektif. Jika Anda dapat menyediakan koneksi internet yang menarik, di mana kualitas dan harga produk bersaing dengan alternatif terestrial, atau sering kali tidak ada alternatif terestrial, maka Anda jelas mempunyai bisnis,” jelas Musk.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini