Sukses

PT PP Bakal Terbitkan Obligasi Rp 1,5 Triliun pada 2024

PT PP Tbk (PTPP) akan menerbitkan obligasi untuk mendanai belanja modal hingga Rp 1,5 triliun pada 2024.

Liputan6.com, Jakarta - PT PP (Persero) Tbk (PTPP) merencanakan belanja modal (capital expenditure/capex) hingga Rp 1,5 triliun pada 2024. Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT PP Tbk Agus Purbianto mengatakan pendanaan belanja modal perseroan tahun depan masih dalam tahap penyusunan.

Namun, salah satu alternatif yang akan ditempuh adalah penerbitan obligasi. "Pendanaan untuk tahun 2024, kami sedang susun Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) yang akan kita eksekusi kira-kira di April-Mei dengan size Rp 1,5 triliun. Sebagian untuk working capital dan refinancing," kata Agus dalam konferensi pers, dikutip Kamis (14/12/2023).

Selain itu, perseroan juga akan mempertimbangkan pendanaan dari perbankan untuk menunjang modal kerja. Sementara perseroan juga berencana menurunkan leverage untuk entitas anak dan lakukan divestasi.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Strategi Korporasi dan HCM PT PP, Sinur Linda Gustina mengatakan belanja modal kemungkinan besar tidak akan digunakan untuk investasi proyek baru.

"Kami hanya melanjutkan beberapa yang sedang berlangsung. Kalau yang baru tidak ada. Sekitar Rp 1 triliun hanya untuk melanjutkan proyek yang sudah berlangsung. Ini untuk touching up supaya kalau melakukan divestasi valuasinya lebih baik,” kata Linda.

Divestasi sendiri menjadi jurus andalan perseroan untuk memangkas utang. Aksi tersebut diharapkan bisa menekan utang berbunga PTPP hingga 25 persen pada 1-2 tahun mendatang.

Merujuk laporan keuangan perseroan per September 2023, total liabilitas tercatat sebanyak Rp 44,22 triliun atau naik dibandingkan posisi akhir tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 42,79 triliun. Bersamaan dengan itu, aset perseroan hingga September 2023 naik menjadi Rp 59,32 triliun dari Rp 57,62 triliun pada Desember 2022. Sedangkan ekuitas naik menjadi Rp 15,1 triliun dari Rp 14,82 triliun pada akhir 2022.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

PT PP Incar Nilai Kontrak Rp 31,5 Triliun hingga Akhir 2023

Sebelumnya diberitakan, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) memperkirakan perolehan nilai kontrak sebesar Rp 31,5 triliun hingga akhir tahun ini. Direktur Utama PT PP Tbk, Novel Arsyad mengatakan, angka tersebut diharapkan masih bisa lebih tinggi dengan sisa waktu yang ada.

"Kalau kita yang sudah bisa kita pastikan 2023 di angka Rp 31,5 triliun. Namun kita harap ini lebih besar kalau keputusan-keputusan tender bisa direalisasikan di tahun ini," kata Novel dalam konferensi pers, dikutip Kamis (14/12/2023).

Hingga November 2023, PTPP telah merealisasikan kontrak baru senilai Rp 30,2 triliun. perolehan tersebut bersumber dari sejumlah proyek yang sudah berjalan. Perseroan sampai dengan saat ini juga masing mengikuti sejumlah tender. "Kita masih ikuti beberapa tender lagi yang sudah berjalan dan harapannya bisa diputuskan di tahun ini agar sesuai dengan target. Itu tergantung dari pihak pemberi kerja, tapi proses sedang berjalan," imbuh Novel.

Mayoritas raihan kontrak PT PP saat ini didominasi proyek APBN dan BUMN dengan porsi sekitar 78 persen. Untuk tahun depan, perseroan optimis dapat mencatatkan nilai kontrak lebih baik dari tahun ini dengan porsi APBN dan BUMN sekitar 85 persen.

"2024 porsinya hampir sama antara 80-85 persen didominasi BUMN dan APBN. Perkiraan kami di triwulan III 2024 swasta sudah mulai akan bergerak lagi. Harapannya juga pemilu berjalan lancar," pungkas Novel.

Pada penutupan perdagangan saham Rabu, 13 Desember 2023, harga saham PTPP naik 0,98 persen ke posisi Rp 515 per saham. Nilai transaksi saham GOTO sebesar Rp 12,06 miliar dan volume perdagangan 23,18 juta saham. Total frekuensi perdagangan 2.099 kali.

 

3 dari 5 halaman

PTPP Bidik Pendapatan Tumbuh 10% pada 2024

Sebelumnya diberitakan, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) mengincar pertumbuhan pendapatan 10 persen pada 2024. Target pendapatan itu telah mempertimbangkan sentimen pemilihan umum (Pemilu).

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT PP Tbk, Agus Purbianto mengakui, angka itu cukup konservatif mempertimbangkan sentimen pemilihan umum (pemilu) serentak yang dilaksanakan tahun depan.

"Dengan adanya perubahan Dewan Komisaris, kami perlu pembahasan lagi. Tapi ancer-ancernya target RKAP 2024, karena menyangkut pemilu dan dilihat dari track record terdahulu, memang tidak terlalu tinggi dari capaian 2023. Berkisar antara 5-10 persen saja kenaikannya," kata Agus dalam konferensi pers usai RUPSLB di Jakarta, Rabu (13/12/2023).

Harapannya, transisi kepemimpinan Presiden berikutnya berjalan mulus dan kondusif. Sehingga dapat memberikan kepastian bagi pelaku usaha. Direktur Utama PT PP, Novel Arsyad menambahkan, pihaknya optimistis tahun depan perseroan dapat mencatatkan kinerja solid lantaran terdapat potensi besar baik dari segmen BUMN maupun swasta.

"Kita konsentrasi dengan proyek yang sudah kita dapatan dan tetap konsentrasi untuk mendapatkan (proyek baru) atau target-target yang sudah kita proses untuk RKAP 2024. Potensi proyek ke depan masih besar baik BUMN maupun swasta. Carry over kami di 2024 juga masih cukup besar," kata Novel.

Pada perdagangan Rabu, 13 Desember 2023 saham PTPP ditutup naik 0,98 persen ke posisi 515. Melansir data RTI, frekuensi perdagangan saham PTPP tercatat sebanyak 2.099 kali. Volume saham yang ditransaksikan yakni 23,18 juta lembar saham senilai Rp 12,06 miliar.

 

4 dari 5 halaman

PTPP Rampungkan Proyek RSUP Kota Kupang Senilai Rp 420 Miliar

Sebelumnya diberitakan. emiten konstruksi milik BUMN, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) meresmikan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr. Ben Mboi, Kota Kupang, pada Kamis, 26 Oktober 2023.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Jumat (8/12/2023) pembangunan rumah sakit tersebut merupakan proyek Kerjasama Operasi (KSO) antara PT PP Tbk dan Hutama Karya dengan nilai proyek sekitar Rp 420 miliar. Pendanaan proyek ini berasal dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 

Saat peresmian hadir juga Presiden Joko Widodo (Jokowi), Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri PUPR Basuki Hadimulyo, Pj. Gubernur NTT Ayodhia G. L. Kalake, Wali Kota Kupang Fahrensy Funay, dr. Andi Nafsiah Walinono Mboi (Nafsiah Mboi), Direktur RSUP dr. Ben Mboi, Direktur Utama PT PP (Persero) Tbk Novel Arsyad dan Direktur BUMN karya beserta jajaran.

Proyek RSUP Kota Kupang ini menempati lahan seluas 11 hektare di Jalur XL, Kecamatan Alak, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. Masa pelaksanaan proyek dari 2 Desember 2020 - 15 Desember 2022 dengan porsi KSO sebanyak 55 persen PTPP dan 45 persen Hutama Karya. 

RSUP Kota Kupang terdiri dari 7 bangunan utama dan 9 bangunan penunjang, dengan fasilitas 162 tempat tidur rawat inap, 36 tempat tidur perawatan intensif (ICU, CVCU, NICU, PICU), dan 12 tempat tidur perawatan PIE, diharapkan pembangunan RSUP Kota Kupang ini memberikan manfaat dan kemudahan bagi masyarakat sekitar untuk mendapatkan fasilitas kesehatan yang memadai.

 

5 dari 5 halaman

Menambah Portofolio PTPP

"Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr. Ben Mboi ini adalah Rumah Sakit terbesar yang berlokasi di Indonesia Timur, utamanya di NTT, memiliki Luas Bangunan 35.258 M2 dan menghabiskan anggaran kurang lebih Rp420 Miliar. Dengan pembangunan infrastruktur Rumah Sakit dan alat kesehatan super modern di RSUP dr. Ben Mboi, diharapkan masyarakat di wilayah Indonesia Timur tidak perlu jauh-jauh ke Jakarta, cukup di sini semuanya bisa tangani,” kata Presiden Joko Widodo dalam peresmian.

Direktur Utama PTPP Novel Arsyad mengaku bangga atas penyelesaian proyek ini, dengan diresmikan RSUP dr. Ben Mboi Kota Kupang ini, bertambah juga portofolio PTPP dalam pembangunan Rumah Sakit. 

"Kami bersyukur proyek ini telah selesai dan diresmikan oleh Bapak Presiden RI dan dengan demikian kami dapat membuktikan bahwa PTPP kompeten dalam sektor pembangunan Rumah Sakit,” kata Novel. 

Selain itu, ia mengatakan, dengan keberhasilan dalam pengerjaan proyek RSUP Ben Mboi dapat menjadi acuan dalam penyelesaian Proyek serupa berikutnya. 

Saat ini, PTPP memiliki proyek RS UPT Vertikal di Makassar, RSU Adhyaksa Banten, RS Rengasdengklok, RS AMC Banjarmasin, Bali International Hospital Sanur, RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, serta RS Dharmais di Jakarta. 

"Tentunya kami optimis dalam penyelesaian proyek tersebut sesuai dengan mutu dan kualitas terbaik, tepat waktu, zero accident, serta selalu berkomitmen untuk kelestarian lingkungan,” pungkasnya. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.