Sukses

IHSG Berpeluang Menguat, Cermati Rekomendasi Saham Hari Ini 1 September 2023

Analis prediksi laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak di kisaran 6.935-6.990 pada perdagangan saham Jumat, 1 September 2023.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan saham Jumat (1/9/2023). IHSG akan kembali uji rentang area 7.025-7.072.

IHSG ditutup melemah 0,2 persen ke posisi 6.953, disertai oleh munculnya volume penjualan pada perdagangan Kamis, 31 Agustus 2023.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, saat ini IHSG diprediksi sedang berada pada bagian dari wave v dari wave (i), sehingga IHSG masih berpeluang menguat untuk menguji kembali rentang aseta 7.025-7.072 dengan catatan IHSG tidak terkoreksi ke bawah area support terdekat di 6.869.

“IHSG berada di level support 6.869,6.855, level resistance 7.053,7.108,” tulis dia.

Sementara itu, Ajaib Sekuritas prediksi IHSG bergerak variasi pada perdagangan saham Jumat pekan ini. Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih menuturkan, IHSG akan bergerak di kisaran 6.935-6.990.

Rekomendasi Saham

Untuk rekomendasi saham hari ini, Ratih memilih saham PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI), PT Adaro Minerals Tbk (ADMR), dan PT AKR Corporindo Tbk (AKRA).

Sedangkan sentimen yang pengaruhi IHSG antara lain Ratih menuturkan, dari dalam negeri, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengumumkan Indonesia merupakan negara dengan inflasi yang terkendali. Inflasi Indonesia lebih rendah dari kebanyakan negara G20, Uni Eropa, bahkan Amerika Serikat.

Ia menuturkan, seperti diketahui nasional pada Juli 2023 sebesar 3,08%. Angka tersebut lebih rendah dari inflasi beberapa negara seperti India 7,44%, inflasi Inggris 6,8%, Jerman 6,1%, Italia 5,9%, dan Uni Eropa 5,3%.

“Hal ini tercapai berkat kerja sama dan kolaborasi yang baik antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan Bank Indonesia dalam menjaga inflasi tetap terkendali,” kata dia.

Dari mancanegara, perekonomian di Amerika Serikat (AS) tumbuh secara tahunan pada kuartal II-2023 sebesar 2,1%, lebih tinggi dari kuartal sebelumnya yang tercatat tumbuh 2%.

Dari Asia, Biro Statistik Nasional China (NBS) merilis data untuk composite PMI di China pada bulan Agustus 2023 naik tipis ke level 51,3 dari level terendahnya pada bulan sebelumnya di level 51,1, dan merupakan level terendah selama 7 bulan beruntun.

NBS juga merilis data untuk PMI manufaktur naik dari level 49,3 pada Juli 2023 menjadi 49,7 pada Agustus 2023, merupakan penurunan terendah sejak Maret 2023 akibat stimulus pemerintah China untuk meningkatkan konsumsi. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Rekomendasi Teknikal

Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:

 

1.PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) - Buy on Weakness

Saham ADRO terkoreksi 0,7 persen ke 2.670 disertai oleh munculnya volume penjualan.

"Kami perkirakan, posisi ADRO saat ini sedang berada pada bagian dari wave (ii) dari wave [c], sehingga koreksi ADRO dapat dimanfaatkan untuk BoW," ujar Herditya.

Buy on Weakness: 2.500-2.590

Target Price: 2.780, 2.860

Stoploss: below 2.330

 

2.PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) - Buy on Weakness

Saham AKRA menguat 0,7 persen ke 1.400 dan masih didominasi oleh volume pembelian.

"Selama AKRA masih mampu bergerak di atas 1.315, maka posisi AKRA saat ini diperkirakan sedang berada pada bagian dari wave [iii]," ujar dia.

Buy on Weakness: 1.350-1.385

Target Price: 1.435, 1.485

Stoploss: below 1.315

 

3.PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS )- Buy on Weakness

Saham PGAS terkoreksi 1,4 persen ke 1.375 dan masih didominasi oleh volume penjualan.

"Kami perkirakan PGAS sedang berada di akhir wave [b] dari wave A, sehingga PGAS masih rawan terkoreksi terlebih dahulu dan dapat dimanfaatkan untuk BoW," ujar dia.

Buy on Weakness: 1.345-1.370

Target Price: 1.405, 1.465

Stoploss: below 1/335

 

4.PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) - Sell on Strength

Saham SMGR terkoreksi 1,1 persen ke 6.800 dan disertai adanya peningkatan volume penjualan, tetapi koreksi SMGR tertahan oleh MA200.

"Kami perkirakan, posisi SMGR saat ini sedang berada di awal wave [c] dari wave 4, sehingga koreksi SMGR akan berlanjut dan akan mengarah ke 6.300-6.500," kata Herditya.

Sell on Strength: 6.850-6.925

 

 Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

3 dari 4 halaman

Penutupan IHSG pada 31 Agustus 2023

Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup melemah seiring pasar masih mencermati rilis inflasi Indonesia periode Agustus 2023. Rencananya, data ini akan dirilis pada Jumat 1 September 2023.

IHSG ditutup melemah 13,40 poin atau 0,19 persen ke posisi 6.953,26. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 1,67 poin atau 0,17 persen ke posisi 962,25.

“Di sisi lain, koreksi dari IHSG diperkirakan merupakan profit taking yang terjadi di tengah sentimen yang cukup positif secara global, dimana rilis data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang mulai membaik, Dan diperkirakan investor menanti rilis data inflasi Indonesia dan data manufaktur China pada esok hari,“ ujar Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melansir Antara di Jakarta, Kamis (31/8/2023).

Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) akan melaporkan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Indonesia periode Agustus 2023 pada Jumat besok (01/09/2023).

 

 

4 dari 4 halaman

Prediksi Inflasi

Inflasi IHK periode Agustus 2023 diperkirakan akan meningkat secara tahunan atau year on year (yoy), namun, secara bulanan atau month to month (mtm) diperkirakan akan melandai setelah kenaikan yang cukup tinggi pada bulan lalu.

Dibuka menguat, IHSG bergerak ke teritori negatif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona merah hingga penutupan perdagangan saham.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, dua sektor meningkat yaitu dipimpin sektor teknologi sebesar 0,74 persen, diikuti sektor keuangan yang naik sebesar 0,61 persen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini