Sukses

BTPN Syariah Kantongi Laba Bersih Rp 753 Miliar di Semester I 2023

Sementara itu, rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) Bank BTPN Syariah masih berada di posisi yang kuat pada level 46,72%.

Liputan6.com, Jakarta PT Bank BTPN Syariah Tbk mengantongi laba bersih setelah pajak mencapai Rp 753 miliar pada semester 1 tahun ini. Dengan penyaluran pembiayaan sebesar Rp 12,09 triliun.

Sementara itu, rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) Bank BTPN Syariah masih berada di posisi yang kuat pada level 46,72%, di atas ketentuan dan rata-rata industri bank syariah.

Dana pihak ketiga (DPK) juga masih terjaga di level efisien sebesar Rp 12,38 triliun dan total aset BTPN Syariah tercatat Rp 21,26 triliun. 

Direktur BTPN Syariah Fachmy Achmad mengatakan, pihaknya masih bersyukur kinerja perusahaan masih tetap positif, meski kondisinya cukup menantang terutama dalam pemulihan dan perbaikan kebiasaan nasabah ultra mikro.

"Kondisi ini juga dialami beberapa pelaku keuangan yang memiliki model bisnis yang sama di negara lainnya, namun berhasil pulih menjadi lebih baik dari kondisi sebelum pandemi. Hal ini tentunya terus memotivasi kami untuk tetap fokus memberikan produk dan layanan melalui komunikasi yang paling sesuai dengan masyarakat inklusi,” ungkap dia, Jumat (21/7/2023).

BTPN Syariah dipastikan masih terus fokus melayani masyarakat inklusi, terutama dalam memberikan akses keuangan berupa pembiayaan bagi para perempuan pelaku ekonomi yang masuk dalam kelompok unbankable (tak tersentuh layanan keuangan profesional).

 Selama lebih dari satu dekade, Bank BTPN Syariah telah menjalankan model bisnis yang sudah didesain untuk memberikan kesempatan tumbuh dan memenuhi berbagai kebutuhan bagi masyarakat inklusi.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Penyesuaian

Dalam perjalanannya di semester pertama tahun ini, Bank menyadari bahwa proses pemulihan kondisi ekonomi nasabah di segmen ultra mikro masih terus berproses, terutama adaptasi terhadap kondisi eksternal.

Sehingga perlu bagi Bank untuk melakukan penyesuaian demi mengembalikan perilaku efektif nasabah untuk membangun empat perilaku unggul yang selama ini menjadi kunci sukses berjalan nya model bisnis bank yakni Berani Berusaha, Disiplin, Kerja Keras dan Saling Bantu (BDKS).

Bank menyadari perlu waktu untuk mengembalikan kebiasaan nasabah ultra mikro ini karena selama masa pandemi, Bank memprioritaskan keselamatan dan kesehatan nasabah, yang secara langsung berdampak dalam perilaku nasabah.

 

3 dari 3 halaman

Akses

Dalam menjawab kondisi tersebut, tentunya Bank melakukan berbagai kebijakan salah satunya dengan memberikan apresiasi bagi nasabah-nasabah yang disiplin dalam melakukan pertemuan rutin sentra (PRS) dengan berbagai program menarik.

Di sisi lain, Bank tetap berkomitmen untuk membuka akses yang lebih luas lagi kepada masyarakat inklusi, salah satunya akses pengetahuan melalui program pendampingan yang dinamakan Daya.

Pada program ini, Bank memberikan pendampingan yang inovatif menggunakan digital kepada semua orang, salah satunya melalui kerja sama dengan perguruan tinggi di Indonesia.

Dalam hal ini, mahasiswa dapat terlibat aktif dalam pemberdayaan masyarakat inklusi. Program ini telah mampu melibatkan ratusan mahasiswa dari berbagai Perguruan Tinggi seluruh Indonesia untuk menjadi Fasilitator Daya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini