Sukses

Ada Dugaan Manipulasi Laporan Keuangan, Wijaya Karya Sebut Tak Berdampak terhadap Operasional

Wijaya Karya menyatakan hingga kini belum ada investigasi bersama yang dilakukan perseroan dan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) meminta penjelasan kepada PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) mengenai dugaan manipulasi laporan keuangan. Wijaya Karya menyatakan hingga kini belum ada investigasi bersama yang dilakukan Wijaya Karya dan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

Manajemen PT Wijaya Karya Tbk menyampaikan kalau perseroan menerima informasi  terkait dugaan manipulasi laporan keuangan dari media. Perseroan menyerahkan sepenuhnya kewenangan itu kepada Kementerian BUMN selaku pemegang saham seri A Perseroan dan mendukung setiap langkah perbaikan yang dilakukan oleh Kementerian BUMN.

“Dalam hal penyusunan laporan keuangan, perseroan selalu mengacu kepada ketentuan peraturan yang berlaku dan sepenuhnya menyesuaikan dengan kaidah-kaidah akuntansi yang berlaku di Indonesia,” tulis Sekretaris Perusahaan PT Wijaya Karya Tbk Mahendra Vijaya dalam keterbukaan informasi BEI.

Selain itu perseroan menyatakan setiap laporan keuangan diaudit oleh Kantor Akuntan Publik yang terdaftar di OJK sebagai auditor independent. Seiring laporan keuangan tersebut dipublikasikan kepada publik sebagai pemenuhan aturan OJK kepada perseroan selaku perusahaan terbuka.

Mengenai investigasi bersama BBKP, Mahendra menyatakan hingga kini belum ada investigasi bersama yang dilakukan oleh perseroan dan BPKP.

"Dalam hal perlu dilakukannya investigasi bersama antara perseroan dan BPKP atas arahan pemegang saham seri A, perseroan siap melakukannya dan menyampaikan informasi yang diperlukan,” tulis Mahendra.

Mengenai kejadian tersebut, perseroan sebagai BUMN menunggu arahan lebih lanjut Kementerian BUMN selalu pemegang saham seri A Perseroan.

Selain itu, perseroan menyatakan hingga kini belum terdapat dampak apapun terhadap laporan keuangan kegiatan operasional perseroan. Perseroan masih fokus pada perbaikan, kondisi keuangan ke depan.

“Peningkatan proses bisnis agar semakin efektif dan efisien, perkuatan tata kelola perusahaan serta refokusing bisnis pada proyek-proyek dengan pola pembayaran bulanan dan memiliki uang muka untuk mempercepat perputaran modal kerja, dan memperkuat arus kas perseroan,” ujar Mahendra.

Perseroan menyatakan hingga kini tidak ada kejadian material yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan serta dapat mempengaruhi harga saham perusahaan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Wamen BUMN Endus Kecurangan dalam Laporan Keuangan 2 Emiten BUMN Karya

Sebelumnya, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) II, Kartika Wirjoatmodjo menyoroti sejumlah isu besar yang ada di perusahaan pelat merah.

Salah satunya mengenai dugaan manipulasi laporan keuangan yang dilakukan emiten karya, yakni PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA).

"Di beberapa karya seperti Waskita dan WIKA ini pelaporan keuangan tidak sesuai dengan kondisi riilnya. Artinya dilaporkan seolah-olah untung bertahun-tahun, padahal cash flow nya tidak pernah positif," kata Tiko, panggilan akrab Kartika Wirjoatmodjo dalam rapat kerja Komisi VI DPR RI bersama Kementerian BUMN, dikutip Selasa (6/6/2023).

Sehubungan dengan itu, kementerian BUMN bersama Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) saat ini tengah melakukan investigasi. Pemerintah sebagai pemegang saham perusahaan karya tersebut, berjanji akan melakukan tindakan tegas apabila ditemukan bukti adanya manipulasi laporan keuangan.

"Apabila ada unsur pidana dalam laporan keuangan, fraud, kita bisa melakukan penuntutan kepada manajemen lama yang waktu itu melaporkan laporan keuangan. Saya sudah lapor dengan Ketua BPKP, jika memang ada fraud dari sisi pelaporan keuangan kita bisa lakukan tindakan tegas," imbuh Tiko.

Kesulitan Arus KasTiko menambahkan, perusahaan BUMN karya saat ini mengalami kesulitan arus kas (cash flow). Selain margin laba yang tipis, beberapa proyek disebut rugi seperti pekerjaan terintegrasi (Engineering, Procurement and Construction/EPC). Kondisi ini salah satunya disebabkan persaingan yang makin ketat di pasar.

"Persaingan terlalu ketat, sehingga hampir semua margin BUMN karya kecil, cuma 2-3 persen. Bahkan banyak yang rugi di EPC. Sehingga mereka selama ini memutar cashflow saja karena keuntungannya kecil," beber Tiko.

Untuk itu, Kementerian BUMN juga menginisasi perbaikan dari sisi ekosistem proyek untuk memastikan BUMN karya mendulang profitabilitas berkelanjutan.

 

3 dari 3 halaman

Kinerja Keuangan Kuartal I 2023

Sebelumnya, PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) telah mengumumkan kinerja perseroan hingga kuartal I 2023. Pada periode tersebut, Waskita Karya mencatatkan penyusutan dari sisi pendapatan dan rugi.

Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (30/4/2023), pendapatan usaha hingga akhir Maret 2023 menyusut 0,36 persen menjadi Rp 2,73 triliun dari Rp 2,74 triliun pada kuartal I 2022.

Sementara, beban pokok pendapatan pada periode yang sama turun 3,31 persen menjadi Rp 2,33 triliun dari periode yang sama sebelumnya Rp 2,41 triliun. Dengan demikian, laba bruto  Waskita Karya meningkat 21,46 persen menjadi Rp 400,43 miliar hingga akhir Maret 2023 dibanding periode yang sama 2022 sebesar Rp 329,66 miliar.

Sepanjang kuartal I 2023, perseroan membukukan rugi periode berjalan sebesar Rp 395,36 miliar susut 54,86 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 967,71 miliar.

Rugi bersih pada kuartal I 2023 susut 54,86 persen sebesar Rp 374,93 miliar dari Rp 830,63 miliar pada periode yang sama 2022.  Aset perseroan sampai dengan Maret 2023 turun menjadi Rp 98,22 triliun dari Rp 98,23 triliun pada Desember 2022. Liabilitas naik menjadi Rp 84,37 triliun pada kuartal I 2023 dari tahun sebelumnya Rp 83,98 triliun. 

Sementara ekuitas hingga Maret 2023 naik menjadi Rp 13,84 triliun dibandingkan posisi Desember 2022 sebesar Rp 14,24 triliun.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.