Sukses

Indo Tambangraya Megah Siapkan Belanja Modal Setara Rp 1,25 Triliun pada 2023

PT Indo Tambangraya Megah menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) senilai USD 84,3 juta atau setara dengan Rp 1,25 triliun Dana belanja modal itu untuk pengembangan anak usaha.

Liputan6.com, Jakarta - Emiten batu bara, PT Indo Tambangraya Megah menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) senilai USD 84,3 juta atau setara dengan Rp 1,25 triliun (asumsi kurs Rp 14.879 per dolar AS) pada 2023. Ini mengingat, Indo Tambangraya Megahakan melakukan ekspansi. 

"Kami menyiapkan capex sekitar USD 80 juta untuk tahun ini, angka tersebut belum termasuk untuk akuisisi," kata Direktur Komunikasi Korporat dan Hubungan Investor Yulius Kurniawan Gozali kepada awak media, Rabu (17/5/2023).

Dia bilang, belanja modal tersebut akan digunakan untuk mengembangkan anak usahanya, yakni Indominco, Trubaindo, Bharinto, dan Jorong.  

Adapun, rincian belanja modal untuk pengembangan batu bara tersebut, yakni sekitar USD 11,7 juta untuk Indominco, USD 11,9 juta untuk Trubaindi, USD 14,7 juta untuk Bharinto, USD 1,6 juta untuk Jorong. 

Kemudian, sekitar USD 18,7 juta akan dialokasikan untuk anak usahanya, PT Tambang Raya Usaha Tama (TRUST) yang bergerak di bidang kontraktor pertambangan.

Selain itu, Indo Tambangraya Megah menyiapkan sekitar USD 18 juta untuk Greenfield project, sekitar USD 5,9 juta untuk renewable dan sisanya USD 1,8 juta untuk kebutuhan lainnya. 

Saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) melemah 4,36 persen ke posisi Rp 26.300 per saham. Saham ITMG dibuka stagnan di posisi Rp 27.500 per saham. Saham ITMG berada di level tertinggi Rp 27.525 dan terendah Rp 26.150 per saham. Total frekuensi perdagangan 7.198 kali dengan volume perdagangan 43.452 lot saham. Nilai transaksi Rp 115,6 miliar.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Indo Tambangraya Megah Incar Produksi Batu Bara 17 Juta Ton pada 2023

Sebelumnya, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) menargetkan produksi batu bara mencapai 17 juta ton pada tahun ini. Target itu lebih tinggi dari realisasi produksi batu bara tahun lalu sebesar 16,6 juta ton.

"Untuk tahun 2023, perusahaan menargetkan volume produksi antara 16,6-17,0 juta ton dengan volume penjualan sebesar 21,5-22,2 juta ton," ungkap Direktur Utama PT Indo Tambangraya Megah Tbk, Mulianto dalam keterangan resmi, Rabu (1/3/2023).

Dari target volume penjualan tersebut, sebanyak 20 persen harga jualnya telah ditetapkan dan 45 persen mengacu pada indeks harga batubara. Sedangkan sisa 35 persen belum terjual.

Sepanjang 2022, perusahaan memproduksi batu bara sebanyak 16,6 juta ton di tengah curah hujan yang tinggi. Sementara itu, volume penjualan tercapai sebanyak 18,9 juta ton, yang dipasarkan ke Tiongkok 5,9 juta ton, Indonesia 4,2 juta ton, Jepang 2,9 juta ton, Filipina 1,5 juta ton, India 1,1 juta ton, negara-negara lain di Asia Pasifik, dan Eropa.

 

 

3 dari 4 halaman

Harga Jual Batu Bara

Pada periode tersebut, perusahaan mencatat penguatan perolehan rata-rata harga jual batu bara sebesar USD 192 per ton, naik 86 persen dari USD 103 per ton pada tahun sebelumnya. Kenaikan yang signifikan ini memungkinkan Perusahaan untuk membukukan penjualan bersih sebesar USD 3,6 miliar atau 75 persen lebih tinggi dari tahun sebelumnya.

Marjin laba kotor naik dari 44 persen menjadi 52 persen pada tahun ini di tengah kenaikan harga bahan bakar global, kenaikan royalti, dan berbagai ketidakpastian serta tantangan sepanjang 2022.

"Seiring dengan kenaikan perolehan rata-rata harga batu bara, Perusahaan mencatat penguatan arus kas dengan EBITDA mencapai USD 1,8 miliar selama tahun 2022, naik 101 persen dari tahun sebelumnya. Sementara itu, laba bersih naik 152 persen dari USD 475 juta pada 2021 menjadi USD 1,2 miliar pada 2022,” beber Mulianto.

Dengan menerapkan manajemen kas yang bijak, Perusahaan berhasil mempertahankan neraca yang semakin solid. Hingga pada akhir Desember 2022, total aset perusahaan tercatat sebesar USD 2,6 miliar dengan total ekuitas USD 2,0 miliar.

Sejalan dengan arus kas dan EBITDA yang semakin menguat, Perusahaan juga memiliki posisi kas dan setara kas yang solid sebesar USD 1,4 miliar. Adapun laba bersih per saham dibukukan sebesar USD 1,07 per saham.

4 dari 4 halaman

Terjun ke Bisnis Nikel

Sebelumnya, emiten batu bara, PT Indo Tambangraya Megah bakal terus menggenjot diversifikasi bisnis di luar segmen batu bara. 

Direktur Komunikasi Korporat dan Hubungan Investor Yulius Kurniawan Gozali mengatakan, pihaknya akan terjun ke sektor pertambangan nikel guna mendukung ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/EV). 

"Kami akan masuk ke sektor nikel, mineral lain yang bisa mensupport kendaraan listrik," kata Yulius kepada awak media, Rabu (17/5/2023).

Selain itu, perseroan juga berencana akan melakukan akuisisi perusahaan nikel ke depannya. Hingga saat ini, perseroan tengah melakukan diskusi dengan perusahan nikel yang potensial. 

Di sisi lain, ia juga mengaku, perseroan mendapatkan dukungan dari Banpu Minerals (Singapore) Pte Ltd selaku pemegang saham pengendali ITMG dalam melakukan diversifikasi bisnis ke sektor pertambangan nikel.

Dengan demikian, Indo Tambangraya Megah mengincar pertambangan potensial untuk bisa menghasilkan bahan baku baterai kendaraan listrik yang dibutuhkan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini