Sukses

Saat Kapitalisasi Pasar Saham Grup Adani Terpangkas Rp 1.670 Triliun

Tuduhan manipulasi saham dan penipuan akuntansi telah menekan saham grup Adani. Hal itu memangkas kapitalisasi pasar grup Adani mencapai USD 110 miliar.

Liputan6.com, Jakarta - Krisis yang melanda Grup Adani meningkat pada Senin, 6 Februari 2023, ketika puluhan anggota dari partai oposisi utama India ditahan oleh polisi selama protes, dan parlemen ditangguhkan lagi karena gangguan atas saga tersebut.

Melansir Channel News Asia, Selasa (7/2/2024), saham Adani terus terjun bebas, dengan kerugian kapitalisasi pasar kumulatif konglomerat tersebut kini mencapai USD 110 miliar atau setara dengan Rp 1.670 triliun (asumsi Rp 15.186 per dolar AS)

Krisis dipicu oleh laporan short-seller Hindenburg Research yang berbasis di Amerika Serikat menuduh Grup Adani melakukan manipulasi saham, utang yang tidak berkelanjutan, dan penggunaan suaka pajak pada 24 Januari lalu.

Grup Adani, salah satu konglomerat top India, telah menolak kritik tersebut dan membantah melakukan kesalahan dalam sanggahan terperinci, tetapi gagal menahan penurunan saham yang tak kunjung reda.

Di Jantar Mantar di New Delhi, sebuah observatorium era Mughal yang merangkap sebagai tempat protes untuk semua alasan, pengunjuk rasa mengangkat spanduk dan meneriakkan slogan-slogan menentang pendiri miliarder Adani Group, Gautam Adani. Beberapa menerobos barikade, memaksa polisi untuk menahan mereka.

Ratusan anggota Partai Kongres berkumpul untuk memprotes di seluruh negeri, termasuk di luar beberapa kantor perusahaan asuransi milik negara Life Insurance Corporation (LIC) dan State Bank of India (SBI), yang keduanya memiliki eksposur ke perusahaan Grup Adani. Di Jantar Mantar, beberapa anggota membakar koper berlogo SBI.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Terpaksa Batalkan Penjualan Saham

Kedua majelis parlemen India juga ditunda pada Senin, hari ketiga berturut-turut, di tengah slogan dan tuntutan untuk melakukan penyelidikan.

Akibat laporan Hindenburg yang brutal, perusahaan andalan Adani Group, Adani Enterprises, terpaksa membatalkan penjualan saham senilai USD 2,5 miliar minggu lalu.

Adani telah kehilangan mahkotanya sebagai orang terkaya di Asia. Bahkan masuk ke posisi 17 orang kaya dunia dari sebelumnya orang terkaya ketiga dunia pada 17 Januari 2023.

Kritikus mengatakan dia memiliki hubungan dekat dengan Perdana Menteri India Narendra Modi dan mereka berdua berasal dari negara bagian Gujarat yang sama.

Namun, Adani membantah tuduhan lawan Modi dia mendapat keuntungan dari hubungan dekat mereka, dan pemerintah Modi juga membantah tuduhan itu.

3 dari 3 halaman

Grup Adani Berjuang Tingkatkan Modal

Kejatuhan pasar saham memicu serangkaian peringatan peringkat kredit pada Jumat lalu dengan Moody's mengatakan Grup Adani mungkin berjuang untuk meningkatkan modal, dan perusahaan pemeringkat kredit S&P memangkas prospeknya pada dua perusahaannya.

Bahkan upaya regulator dan pemerintah India untuk menenangkan investor yang ketakutan tampaknya tidak berhasil.

Reserve Bank of Indiab atau Bank Sentral India mengatakan pada Jumat lalu, sistem perbankan negara itu tetap tangguh dan stabil. Regulator pasar India menambahkan pada Sabtu, pasar keuangan negara tetap stabil dan terus berfungsi secara transparan dan efisien.

SBI mengatakan tidak khawatir tentang eksposur ke grup Adani, tetapi pembiayaan lebih lanjut untuk proyek-proyeknya akan dievaluasi berdasarkan kemampuannya sendiri pada Jumat lalu.

Sekretaris Divestasi India Tuhin Kanta Pandey mengatakan, pemegang saham dan pelanggan LIC tidak perlu khawatir tentang eksposurnya ke Grup Adani. Hal itu diungkapkan kepada Reuters pada Jumat.

Saham Adani Enterprises merosot 9,6 persen pada Senin, mengakibatkan kerugian terhadap kapitalisasi pasarnya menjadi hampir USD 28 miliar, sejak rilis laporan Hindenburg.

Adani Transmission Ltd turun 10 persen, sementara Adani Green Energy, Adani Total Gas, Adani Power, dan Adani Wilmar turun sekitar 5 persen. Adani Ports dan Special Economic Zone adalah satu-satunya saham yang melawan tren, naik 1,2 persen.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.