Sukses

PPKM Dicabut, Bagaimana Dampaknya terhadap Emiten Ritel?

Pemerintah resmi cabut PPKM, lalu bagaimana dampaknya terhadap pasar modal Indonesia?

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah memutuskan mencabut pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Lantas, seperti apa dampak kebijakan tersebut terhadap emiten ritel?

PT Erajaya Swasembada Tbk atau Erajaya Group (ERAA) meyakini kebijakan tersebut menjadi tanda positif kondisi sudah kembali normal dan berdampak baik terhadap perekonomian secara keseluruhan.

"Kami meyakini hal ini merupakan pertanda positif bahwa kondisi sudah kembali normal dan juga berdampak baik terhadap perekonomian secara keseluruhan," kata VP Communication Erajaya Group, Dunadi Satrio saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (3/1/2023).

Ia menambahkan, pada saat yang sama perseroan juga akan mengikuti arahan dan aturan yang ada untuk memastikan kesehatan dari pelanggan.

Selain itu, di tengah bayangan resesi pada 2023, Erajaya Swasembada akan melakukan ekspansi. Perseroan akan melanjutkan ekspansi footprint ritel di Indonesia seperti yang sudah dilakukan pada tahun sebelumnya, begitu pula ekspansi pengembangan bisnis untuk melengkapi portofolio brand yang ada di bawah Erajaya Group. 

"Semua ini dilakukan dengan perhitungan dan analisa yang mendalam," kata dia.

Corporate Secretary PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA), Sandy Budiman mengatakan, pencabutan PPKM yang dilakukan oleh pemerintah pada 30 Desember 2022, salah satunya menjadi harapan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan karena berdasarkan hasil kajian selama 10 bulan menunjukan angka COVID-19 yang bisa terkendali. 

"Kami menyambut baik akan hal tersebut namun dalam kegiatan operasional, kami selalu mengingatkan untuk penerapan protokol kesehatan tetap dijaga," kata Sandy.

Sandy menuturkan, pihaknya masih melihat ke depannya terkait efek pencabutan PPKM tersebut. Hal itu karena kebijakan tersebut juga baru dikeluarkan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Dampak PPKM terhadap IHSG?

Sebelumnya, Pemerintah memutuskan mencabut pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Dengan sentimen PPKM dicabut tersebut, bagaimana dampaknya ke IHSG?

Research Analyst Infovesta Kapital Advisori, Arjun Ajwani menilai, pencabutan PPKM tidak berdampak terlalu signifikan ke IHSG. Hal ini seiring pemberlakuan PPKM level 1 lebih longgar.

"Karena sudah sejak lama berlaku PPKM level 1 yang dianggap sudah longgar hampir tidak ada pembatasan. Aktivitas industri dan perekonomian, serta wisata juga sudah normal, jadi sebenarnya PPKM tidak terlalu berdampak signifikan,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Minggu (1/1/2023).

Arjun prediksi, IHSG akan positif terdampak January Effect pada awal pekan ini. Adapun di tengah sentimen. pencabutan PPKM, Arjun menilai sektor saham yang dapat dicermati pelaku pasar antara lain sektor perbankan, energi dan konsumsi primer. Sektor saham tersebut jadi pilihan lantaran fundamental emiten kapitalisasi besar di sektor tersebut solid.

Adapun IHSG melemah tipis 0,14 persen ke posisi 6.850,61 pada penutupan perdagangan saham Jumat, 30 Desember 2022. Indeks LQ45 merosot 0,29 persen ke posisi 937,17. Sebagian besar indeks acuan melemah. Pada Jumat pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.888,73 dan terendah 6.838,58.

Arjun menilai, koreksi IHSG tersebut aksi perdagangan investor dan minim katalis. "Volume transaksi juga lebih rendah dibandingkan kemarin jadi pergerakan lebih dipengaruhi aksi trading investor saja,” kata dia.

 

3 dari 4 halaman

Penutupan IHSG pada 3 Januari 2023

Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau hingga penutupan perdagangan Selasa (3/1/2023). Sektor saham infrastruktur pimpin kenaikan di antara indeks sektor saham lainnya.

Mengutip data RTI, IHSG melonjak 0,55 persen ke posis 6.888,75. Indeks LQ45 bertambah 0,57 persen ke posisi 940,45. Seluruh indeks saham acuan menghijau. Pada perdagangan Selasa pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.908 dan terendah 6.838. Sebanyak 281 saham menguat dan 252 saham melemah. 173 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 1.129.018 kali dengan volume perdagangan 18,6 miliar saham. Nilai transaksi Rp 8 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.546.

Indeks sektor saham dominan menghijau kecuali indeks sektor saham keuangan turun 0,13 persen dan sektor saham properti terpangkas 0,50 persen. Sementara itu, sektor saham energi melambung 0,40 persen, sektor saham basic naik 1,75 persen, sektor saham industri bertambah 0,42 persen, dan sektor saham non siklikal bertambah 0,40 persen.

 

4 dari 4 halaman

Selanjutnya

Selain itu, sektor saham siklikal menanjak 0,20 persen, sektor saham kesehatan melonjak 1,51 persen, sektor saham teknologi menanjak 0,68 persen. Kemudian sektor saham infrastruktur naik 1,97 persen dan sektor saham transportasi bertambah 0,68 persen.

Bursa Saham Asia

Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan pekan pertama 2023, Selasa, 3 Januari 2023. Di Australia, indeks ASX 200 merosot 1,31 persen ke posisi 6.946,2. Indeks Kospi Korea Selatan terpangkas 0,31 persen  Indeks Kosdaq bertambah 0,51 persen ke posisi 674,95.

Di Hong Kong, indeks Hang Seng naik 1,71 persen. Indeks Shanghai menguat 0,88 persen ke posisi 3.116,51. Indeks Shenzhen menanjak 0,92 persen ke posisi 11.117,13. Indeks Manajer Pembelian Caixin menunjukkan penurunan lebih lanjut dalam aktivitas pabrik karena melonjaknya kasus COVID-19.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.