Sukses

Dharma Polimetal Bakal Akuisisi 72,75 Persen Saham TCH

PT Dharma Polimetal Tbk telah menandatangani perjanjian jual beli bersyarat (PPJB) dengan Kuroda pada 21 Desember 2022.

Liputan6.com, Jakarta - PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) berencana mengambil alih 72,75 persen saham PT Trimitra Chitrahasta (TCH) dari Kuroda Group Co.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Kamis (22/12/2022), PT Dharma Polimetal Tbk telah menandatangani perjanjian jual beli bersyarat (PPJB) dengan Kuroda pada 21 Desember 2022.

Penandatangan perjanjian jual beli bersyarat itu berkaitan dengan rencana pengambilalihan 5.820 saham atau 72,75 persen kepemilikan pada TCH. PT Trimitra Chitrahasta (TCH) bergerak dalam kegiatan usaha pembuatan suku cadang mobil dan sepeda motor dari Kuroda Group Co Ltd.

"Jual beli tersebut akan efektif berlaku setelah seluruh kewajiban berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan kontrak-kontrak TCH terpenuhi serta didapatkannya hasil penilaian dari Kantor Jasa Penilai Publik terkait opini kewajaran atas transaksi,” tulis perseroan.

Adapun transaksi ini diperkirakan merupakan suatu transaksi material sesuai Peraturan OJK Nomor 17/POJK.04/2022 tentang transaksi material dan perubahan kegiatan usaha (POJK 17/2020).

Setelah transaksi dilaksanakan, perseroan akan memiliki tambahan anak perusahaan terkonsolidasi karena 72,75 persen kepemilikan pada TCH. Perseroan berharap transaksi tersebut akan memberikan nilai tambah bagi perseroan serta berdampak positif bagi kelangsungan kegiatan usaha perseroan.

Pada penutupan perdagangan saham Kamis, 22 Desember 2022, saham DRMA naik 2,68 persen ke posisi Rp 575 per saham.

Saham DRMA dibuka naik 10 poin ke posisi Rp 570 per saham. Saham DRMA berada di level tertinggi Rp 580 dan terendah Rp 560 per saham. Total frekuensi perdagangan 509 kali dengan volume perdagangan 135.203 saham. Nilai transaksi Rp 7,7 miliar.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Dharma Polimetal Incar Pertumbuhan Pendapatan 20 Persen pada 2023

Sebelumnya, PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) optimis dapat mencatatkan kinerja cemerlang pada tahun depan. Perseroan bahkan mematok target pertumbuhan penjualan 20 persen pada 2023.

Adapun untuk tahun ini, Dharma Polimetal optimistis target pertumbuhan penjualan 20 persen dan pertumbuhan laba bersih 50 persen pada 2022 dapat tercapai.

"Perseroan melihat prospek bisnis otomotif tahun 2023 masih akan tetap menjanjikan. Oleh karena itu, Perseroan optimis dan menargetkan penjualan tahun depan bisa tumbuh 20 persen," kata President Director of Dharma Polimetal, Irianto Santoso dalam keterangan tertulis, Jumat (25/11/2022).

Dalam upaya mendongkrak kinerja perseroan, tahun ini DRMA melakukan ekspansi dengan membangun tiga pabrik baru dan satu proyek perluasan pabrik. Proyek pembangunan pabrik tersebut terutama untuk menggenjot produksi komponen kendaraan roda empat, di mana permintaan komponen dari produsen otomotif terus meningkat seiring peningkatan penjualan mobil di Indonesia.

Menurut data Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia), penjualan kendaraan bermotor sepanjang periode Januari hingga Oktober mengalami peningkatan 21,4 persen menjadi 822.013 unit dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 677.346 ribu unit.

Adapun untuk sepeda motor, AISI (Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia) mencatat penjualan sepeda motor di Indonesia sepanjang Oktober 2022 lalu mencapai 537.587 unit atau naik 15,6 persen dibandingkan periode sama tahun lalu. Secara kumulatif, total penjualan sepeda motor sepanjang Januari-Oktober telah mencapai 4.149.947 unit.

3 dari 4 halaman

Garap Motor Listrik

Mengantisipasi tren kendaraan listrik di masa mendatang, DRMA menyiapkan investasi dengan merancang prototipe kendaraan listrik roda tiga dengan merek PowerAce yang akan diluncurkan 2023.

Selain itu, perseroan juga mengembangkan battery pack dan battery management system, serta investasi pada mesin-mesin baru untuk existing products, yang nantinya dapat digunakan untuk menunjang pembuatan body dan chasis part untuk kendaraan listrik.

"Sebagai entitas bisnis, kami harus selalu antisipatif terhadap perkembangan industri yang digeluti. Melihat tren kendaraan listrik yang ke depan akan semakin cerah, DRMA akan berupaya menangkap peluang dengan melakukan berbagai persiapan investasi untuk pengembangan kendaraan listrik,” imbuh Irianto.

4 dari 4 halaman

Kinerja Kuartal III 2022

Sebelumnya, PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) mengumumkan kinerja perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada 30 September 2022. Pada periode tersebut, perseroan berhasil mengantongi laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 249,94 miliar.

Laba itu naik 70,10 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 146,93 miliar. Capaian laba itu sejalan dengan penjualan Dharma Polimetal yang naik 27,91 persen menjadi Rp 2,66 triliun dari Rp 2,08 triliun hingga September 2022.

Bersamaan dengan itu, beban pokok penjualan naik menjadi Rp 2,25 triliun dari Rp 1,75 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Meski begitu, laba kotor perseroan masih tumbuh 24,43 persen menjadi Rp 404,07 miliar.

Pada periode ini, beban penjualan dan pemasaran tercatat sebesar Rp 32,35 miliar, beban umum dan administrasi Rp 136,78 miliar, pendapatan operasi lain-lain menjadi Rp 114,95 miliar dan beban operasi lain-lain sebesar Rp 3,18 miliar. Dari rincian tersebut laba usaha tercatat sebesar Rp 346,71 miliar, naik 49,22 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 232,35 miliar.

Sementara pendapatan keuangan dan beban keuangan masing-masing tercatat sebesar Rp 3,75 miliar dan Rp 32,99 miliar. Setelah dikurangi beban pajak, perseroan mencatatkan laba periode berjalan sebesar Rp 251,74 miliar, naik 69,84 persen dibandingkan September 2021 sebesar Rp 148,22 miliar.

Dari sisi aset perseroan hingga September 2022 tercatat sebesar Rp 2,49 triliun, naik dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 982,21 miliar. Terdiri dari aset lancar Rp 1,43 triliun dan aset tidak lancar Rp 1,06 triliun.

Liabilitas hingga September 2022 tercatat sebesar Rp 1,24 triliun, naik dibanding posisi akhir tahun lalu sebesar Rp 1,45 triliun. Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 979,07 miliar dan liabilitas jangka panjang Rp 256,27 miliar. Sementara ekuitas sampai dengan September 2022 naik menjadi Rp 1,26 triliun dari Rp 1,08 triliun pada Desember 2021.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.