Sukses

Sisa Utang Bakrie & Brother Rp 12 Triliun Bakal Dirampungkan Tahun Depan

Pada kuartal III-2022, Bakrie & Brother mampu membukukan laba bersih sebesar Rp 140 miliar dibandingkan rugi Rp 45 miliar pada periode yang sama tahun lalu

Liputan6.com, Jakarta PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) berencana melunasi seluruh utang perseroan senilai Rp 12 triliun pada tahun depan. Angka itu tercatat pada laporan keuangan perseroan per September 2022 dan sedang memasuki tahap akhir penyelesaian.

"Jadi tadinya kita targetkan selesai akhir tahun ini. Tapi karena ada beberapa penyelesaian dari sisi teknis maka kita targetkan selesai restrukturisasi pada kuartal pertama tahun depan," kata Direktur Keuangan PT Bakrie & Brothers Tbk, Roy Hendrajanto M. Sakti dalam paparan publik perseroan, Selasa (13/12/2022).

Hingga saat ini, total utang yang telah direstrukturisasi mencapai Rp 11 triliun. Bersamaan dengan restrukturisasi, perseroan juga genjot ekspansi. Perseroan bahkan berencana mengantar anak usahanya, PT VKTR Teknologi Mobilitas (VKTR) untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun depan.

"Dari 2016 sampai sekarang kuta sudah restrukturisasi Rp 11 triliun, itu sudah berhasil selesai. Itu meunjukkan komitmen kita dalam selesaikan utang sampai 2022 ini," imbuh Roy.

Pada kuartal III-2022, perseroan mampu membukukan laba bersih sebesar Rp 140 miliar dibandingkan rugi Rp 45 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Perseroan meraih pendapatan sebesar Rp 1,56 triliun pada 2021, dan kini telah tumbuh hampir 49 persen menjadi Rp 2,3 triliun secara year-on-year (yoy).

“Pandemi Covid-19 menyisakan dampak yang signifikan terhadap pendapatan perusahaan di 2020 dan 2021 lalu. Tahun 2022 adalah saat bagi kami menjalankan program recovery. Alhamdulillah, langkah cost management yang kami jalankan turut berperan dalam membuahkan laba bersih bagi perusahaan sepanjang Januari-September tahun ini,” terang Roy.

Roy yakin, pihaknya akan mampu secara konsisten melakukan berbagai terobosan untuk memperbaiki posisi keuangan, terutama dengan menyelesaikan proses restrukturisasi utang serta menjalankan program efisiensi di tingkat operasional anak usaha.

“Upaya kami merevitalisasi neraca keuangan menunjukkan tanda-tanda menggembirakan. Prioritas saat ini adalah merampungkan program restrukturisasi utang yang telah dimulai sejak beberapa waktu lalu. Semoga bisa segera kami selesaikan,” ujar Roy.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ipo

 

PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) memantapkan rencana untuk mengantarkan anak usahanya, PT VKTR Teknologi Mobilitas (VKTR) untuk gelar penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun depan.

Direktur Utama sekaligus CEO Bakrie & Brothers, Anindya Bakrie mengatakan aksi tersebut sekaligus menjadi langkah ekspansi perseroan pada bisnis berkelanjutan yang ditandai dengan pengembangan industri kendaraan listrik. Aksi ini ditempuh bersamaan dengan perbaikan keuangan dari aksi utang yang ditargetkan rampung tahun depan. Sehingga ke depannya perseroan bisa fokus untuk ekspansi.

"VKTR berupaya untuk melakukan IPO pada waktu sudah cocok. Bukan saja dengan investor yang animonya besar, tapi juga approval dari BEI dan OJK," kata pria yang akrab disapa Anin itu dalam paparan publik perseroan, Selasa (13/12/2022).

Perseroan melihat awal tahun depan adalah waktu yang pas, bersamaan dengan momentum pergantian tahun dan semangat baru. Perseroan enggan IPO-kan VKTR pada tahun ini lantaran masih terdapat beberapa pertimbangan seperti Covid-19, konflik Rusia-Ukraina, dan perubahan iklim.

"Kami melihat awal tahun depan adalah saat yang tepat karena tahun baru, semangat baru, animo baru. Di 2022 BNBR fokus untuk restrukturisasi. Begitu pula 2023 awal. Dan saat itulah yang tepat untuk IPO saat pasar semakin jelas arahnya seperti apa," imbuh Anin.

Lebih lanjut, perseroan telah menunjuk penjamin emisi efek terkait rencana IPO VKTR. Antara lain, Samuel Sekuritas, Ciptadana Sekuritas Asia, dan Trimegah Sekuritas. Selain itu, seluruh penunjang IPO, baik dari sisi legal mapun pajak juga sudah dibentuk dan insentif berkomunikasi dengan otoritas terkait.

"Semuanya sudah dibentuk dan sudah komunikasi secara insentif dan dapat masukan-masukan yang baik dari BEI dan OJK. Jadi sekarang hanya menuju IPO," tutup Anin.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini