Sukses

Wall Street Kembali Lesu, Indeks Nasdaq Tergelincir 1,7 Persen

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melemah 146,51 poin atau 0,46 persen ke posisi 32.001,25.

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street anjlok pada perdagangan Kamis, 3 November 2022. Wall street melemah untuk sesi keempat berturut-turut.

Koreksi wall street terjadi setelah the Federal Reserve (the Fed) menyampaikan kenaikan suku bunga acuan 75 basis poin dan isyaratkan pivot atau penurunan suku bunga tidak akan datang dalam waktu dekat.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melemah 146,51 poin atau 0,46 persen ke posisi 32.001,25. Indeks S&P 500 tergelincir 1,06 persen ke posisi 3.719,89. Indeks Nasdaq melemah 17,3 persen ke posisi 10.342,94.

Di sisi lain, imbal hasil obligasi melonjak seiring pelaku pasar mencerna kenaikan suku bunga terbaru memberi tekanan ke saham. Imbal hasil obligasi bertenor dua tahun mencapai level tertinggi sejak Juli 2007. Sementara itu, imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun naik 9 basis poin menjadi 4,15 persen.

“The Fed terus menekan saham AS karena dampak dari putaran pertama kenaikan akhirnya terasa. Saham tidak akan terlalu menyakitkan di sini, tetapi mereka akan melunak hingga pasar sedikit lebih hawkish dari the Fed,” ujar Analis Oanda Ed Moya, dikutip dari CNBC, Jumat (4/11/2022).

Pelaku pasar telah mengantisipasi kenaikan suku bunga 0,75 persen dan awalnya membaca pernyataan the Fed sebagai dovish. Pelaku pasar juga menyarankan kenaikan yang lebih kecil di masa depan.

Pergerakan saham sempat menguat pada Rabu, 2 November 2022. Namun, kenaikan tersebut berbalik ketika ketua the Fed Jerome Powell mengatakan “prematur” untuk membahas jeda kenaikan suku bunga dan apa yang disebut tingkat terminal, atau tingkat di mana suku bunga mencapai puncak kemungkinan akan lebih tinggi dari yang dinyatakan the Fed sebelumnya.

“Kami masih memiliki beberapa cara untuk pergi dan data yang masuk sejak pertemuan terakhir menunjukkan tingkat bunga tertinggi akan lebih tinggi dari yang diperkirakan sebelumnya,” ujar dia.

Banyak yang memperkirakan pasar akan terus jungkir balik hingga jelas inflasi telah melunak dan the Fed akan berhenti menaikkan suku bunga.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Laporan Pekerjaan Oktober 2022

Perhatian investor pada Kamis 3 November 2022 juga beralih ke nonfarm payrolls Oktober yang dijadwalkan rilis pada Jumat pekan ini. Jumlah pekerjaan yang kuat dan tingkat pengangguran yang rendah meski bagus untuk ekonomi dapat menandakan lebih banyak pekerjaan ke depan untuk the Fed.

“Retakan mulai terlihat dalam ekonomi yang tangguh, tetapi the Fed perlu melihat lebih banyak keterpaksaan untuk mendukung poros,” ujar CEO 50 Park Investments, Adam Sarhan.

Ia menilai, pengangguran perlu naik agar inflasi turun. “Itulah kenyataannya, orang-orang akan berhenti membeli dan konsumsi barang dan jasa sebanyak-banyaknya ketika mereka tidak memiliki pekerjaan,” kata dia.

Selain itu, petunjuk lain dari inflasi dan ekonomi yang akan datang yaitu laporan indeks harga konsumen pekan depan. Rilis musim laporan keuangan juga berlanjut. Qualcomm, Roku dan Fortinet melemah seiring hasil kuartalan yang mengecewakan dan prospek ke depan. Saham Kellogg turun lebih dari 8 persen meski kuartal yang kuat dan terangkat prospek.

Pada pekan ini, indeks rata-rata acuan melemah. Indeks Dow Jones dan S&P 500 masing-masing turun 2,62 persen dan 4,64 persen. Indeks Nasdaq susut 6,84 persen menempatkannya pada kecepatan untuk kinerja mingguan terburuk sejak Januari 2022.

3 dari 4 halaman

Amazon Hentikan Perekrutan

Sementara itu, Amazon mengatakan membekukan perekrutan karyawan. Pada Oktober 2022, Amazon mengatakan akan hentikan perekrurtan di bisnis ritelnya. Saham Amazon pun turun dua persen pada Kamis pekan ini.

CEO Stripe Patrick Collison menuturkan, Stripe memberhentikan sekitar 14 karyawannya seiring bergulat dengan makro yang sulit. Dalam memo disebutkan kenaikan inflasi dan suku bunga di antara alasan PHK. Pemangkasan karyawan tersebut akan hilangkan sekitar 1.100 karyawan sehingga total tenaga kerja menjadi sekitar 7.000. Sebagian besar diperkirakan berdampak pada divisi perekrutan perusahaan.

Collison juga mengatakan Stripe menaikkan biaya operasi terlalu cepat dan terlalu antisipasi pertumbuhan ekonomi internet.

Stripe bergabung dengan banyak perusahaan termasuk Netflix, Spotify, dan Coinbase yang telah umumkan PHK di tengah iklim ekonomo yang sulit. Perusahaan teknologi telah umumkan pembekuan yang lebih tinggi untuk atasi prospek yang memburuk yaitu Amazon dan Meta Platforms.

4 dari 4 halaman

Penutupan Wall Street 2 November 2022

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street anjlok pada perdagangan Rabu, 2 November 2022. Hal ini setelah ketua the Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell mengatakan, inflasi masih terlalu tinggi dan mengindikasikan bank sentral AS memiliki lebih banyak kenaikan suku bunga ke depan.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melemah 505,44 poin atau 1,5 persen ke posisi 32.147,76. Indeks S&P 500 anjlok 2,5 persen ke posisi 3.759,69. Indeks Nasdaq merosot 3,36 persen ke posisi 10.524,80.

The Fed menerapkan kenaikan suku bunga 0,75 persen lagi pada Rabu, 2 November 2022. Powell menuturkan, pertarungan inflasi masih jauh dari selesai.

"Kami masih memiliki beberapa cara untuk pergi dan data yang masuk sejak pertemuan terakhir kami menunjukkan tingkat suku bunga tertinggi akan lebih tinggi dari yang diperkirakan sebelumnya,” ujar dia.

Powell menuturkan, “terlalu dini” untuk berbicara tentang menghentikan kenaikan. “Kami memiliki cara untuk pergi,” ujar dia.

Pada awalnya saham reli menyusul kenaikan suku bunga ketika pernyataan yang menyertai the Fed mengisyaratkan kemungkinan perubahan kebijakan pada masa depan.

"Dalam menentukan laju kenaikan pada masa depan dalam kisaran target, Komite akan mempertimbangkan pengetatan kumulatif kebijakan moneter, kelambatan yang mempengaruhi kebijakan moneter terhadap kegiatan ekonomi dan inflasi, dan perkembangan ekonomi dan keuangan,” bunyi pernyataan itu.

Namun, harapan pelaku pasar pupus oleh pembicaraan Powell yang masih keras tentang inflasi. “Nada komentar ketua the Fed Powell cukup hawkish, yang berarti the Fed masih memiliki cara untuk melawan inflasi, dan tingkat suku bunga akan lebih tinggi dari yang diperkirakan sebelumnya,” ujar Portfolio Manager Brandywine Global, Jack McIntyre dikutip dari laman CNBC, Kamis (3/11/2022).

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.