Sukses

Alasan Adaro Energy Kembangkan Proyek Industri Aluminium

PT Adaro Energy Tbk (ADRO) ingin menangkap peluang dengan tidak hanya mengembangkan batu bara tetapi juga produk lain seperti aluminium.

Liputan6.com, Jakarta - PT Adaro Energy Indonesia  Tbk (ADRO) melalui PT Adaro Aluminium Indonesia mengembangkan smelter aluminium. Melalui Adaro Aluminium ini juga akan memasok komponen dari kendaraan listrik.

Presiden Direktur PT Adaro Energy Indonesia Tbk, Garibaldi Thohir menuturkan, komponen material dari mobil Tesla, Lucid dan mobil listrik lainnya akan datang dari Indonesia. Perseroan pun ingin menangkap peluang dengan tidak hanya mengembangkan batu bara tetapi juga produk lain seperti aluminium. Garibaldi yakin, kebutuhan kendaraan listrik akan diproduksi di Indonesia.

"Kenapa Adaro masuk ke Adaro Aluminium, semua dibuat dari aluminium dari chasis, semua ada komponen aluminium, makanya Adaro bertransformasi bukan hanya coal based company, kita masuk other product,” ujar dia, ditulis Minggu (3/4/2022).

Perseroan sedang proses membangun industri aluminium di Kalimantan Utara. Saat ini Adaro Aluminium membangun smelter aluminium. Hal ini sebagai komitmen perseroan untuk bertransformasi bisnis melalui inisiatif proyek hijau dalam jangka panjang. "Seperti kita ketahui semua produk chasis, body itu akan dibuat memakai bahan aluminium,” kata dia.

Adapun smelter aluminium itu akan selesai dalam waktu dua tahun, dan paling lambat 2,5 tahun. Nilai investasi sekitar USD 800 juta atau sekitar Rp 11,48 triliun (asumsi kurs Rp 14.362 per dolar AS). Perseroan pun menggandeng investor asal China dalam membangun industri tersebut. “Kita partner ada dari China sudah pengalaman di industri aluminium. (Komposisi-red) kita 65 persen dan partner 35 persen,” kata dia.

Garibaldi mengatakan. Pihaknya berupaya produksi kendaraan listrik dari energi ramah lingkungan. Hal ini seiring konsumen yang akan lebih kritis mengenai lingkungan.

"Mimpi saya ke depan, mobil-mobil akan ditanya lagi customer-nya, aluminium dapat dari mana, baterai dari mana, ban produce di mana. Makin lama customer itu makin kritis,” kata dia.

Ia menambahkan, komponen kendaraan listrik yang dibangun di Indonesia ini pun memiliki nilai tambah karena diproduksi dengan konsep renewable. "Itu akan premium harganya,” ujar dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Adaro Bangun Aluminium Smelter Setara Rp 10,37 Triliun

Sebelumnya, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) akan membangun aluminium smelter di kawasan industri hijau Indonesia Smelter adaroitu sedang dibangun oleh PT Kalimantan Industrial Park Indonesia.

PT Adaro Energy Tbk (ADRO) melalui PT Adaro Aluminium Indonesia teken surat pernyataan maksud investasi atau letter of intention to invest sebesar USD 728 juta atau sekitar Rp 10,37 triliun (asumsi kurs Rp 14.253 per dolar AS) pada 21 Desember 2021) pada 21 Desember 2021.

Wakil Presiden Direktur Adaro Ario Rachmat menuturkan, sejalan dengan komitmen Adaro untuk bertransformasi bisnis melalui green initiative jangka panjang, perseroan investasi untuk membangun aluminium smelter. Smelter ini untuk mendukung program hilirisasi industri yang dicanangkan pemerintah.

"Melalui investasi ini, kami berharap dapat membantu mengurangi impor aluminium, memberikan proses dan nilai tambah terhadap alumina serta meningkatkan penerimaan pajak negara,” ujar dia dikutip dari keterangan tertulis, Kamis, 23 Desember 2021.

Ia berharap keberadaan industri aluminium di Kalimantan Utara ini dapat mendatangkan banyak investasi lanjutan dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat.

3 dari 3 halaman

Gandeng Mitra Kerja dari Luar Negeri

Untuk mengembangkan industri ini, Adaro juga akan menggandeng mitra kerja dari luar negeri yang sudah memiliki rekam jejak, pengalaman, teknologi terkini dan pengetahuan secara menyeluruh di industri aluminium.

"Kami optimis permintaan dunia atas produk aluminium akan terus meningkat, terutama untuk kabel, baterai, dan sasis. Kami juga berharap di masa mendatang, industri lainnya seperti industri panel surya dan mobil listrik yang membutuhkan aluminium juga bisa diproduksi di sini,” kata dia.

Dalam tahapan proses produksi dan pengembangan selanjutnya, aluminium smelter Adaro ini juga akan memanfaatkan energi baru dan terbarukan (EBT) dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan standar konstruksi modern yang ramah lingkungan, dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

Adapun penandatanganan dilakukan oleh Wakil Presiden Direktur Adaro Ario Rachmat di Tanah Kuning, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, dan disaksikan secara langsung oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.

Penandatanganan ini juga disaksikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Ketua Konsorsium Indonesia Garibaldi Thohir, Gubernur Kalimantan Utara Zainal Arifin Paliwang, serta Bupati Bulungan Syarwani.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.