Sukses

Pengawas Periklanan Inggris Tegur Arsenal Tayangkan Iklan Aset Kripto

Iklan fan token memungkinkna para penggemar Arsenal dan klub olahraga lainnya untuk memberikan kesempatankecil untuk perluasan informasi token.

Liputan6.com, Jakarta - Pengawas periklanan Inggris memperingatkan Arsenal terkait iklan untuk “fan token”, sejenis aset kripto yang mensponsori klub bola ini pada 2021 imbas COVID-19 memukul pendapatan Arsenal.

Pada Rabu, 22 Desember 2021, Advertising Standards Agency (ASA) menyentil Arsenal atas unggahan dua iklan di laman resmi dan Facebook Arsenal pada Agustus.

Iklan tersebut "menyesatkan” karena pihak klub bola tidak memberikan penjelasan risiko perdagangan kripto dan implikasi pajak potensial karena pemerintah Inggris tidak mengatur token tersebut. Agen mengatakan iklan tidak boleh muncul dalam bentuk yang sama.

Iklan fan token memungkinkna para penggemar Arsenal dan klub olahraga lainnya untuk memberikan kesempatankecil untuk perluasan informasi token itu. Contohnya  dari pemutaran iklan setalah pertandingan sepak bola dan gambar yang tersebar di media sosial Arsenal.

Token yang diperdagangkan di bursa seperti aset kripto jelas rentan terhadap perubahan harga. Bahkan pergerakannya sangat liar, artinya memungkinkan berpengaruh terhadap koneksi ke kinerja di lapangan (pendapatan Arsenal untuk operasional klub).

Tindakan AS merupakan bagian dari fokus yang lebih luas terkait pengawasan iklan aset kripto di Inggris.

"Aset kripto adalah masalah prioritas peringatan merah bagi kami (Inggris). Kami tidak akan ragu untuk mengambil tindakan terhadap iklan yang melanggar aturan kami,” ujar Juru Bicara ASA, dikutip dari laman Channel News Asia, dikutip Jumat (24/12/2021).

Dia menambahkan, iklan Arsenal yang berbasis di London tidak bertanggung jawab. Lantaran mereka (pihak Arsenal) hanya mengambil keuntungan dari pengalaman atau kepercayaan konsumen dan terkesan meremehkan da tidak peduli risiko investasi dalam aset kripto.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Arsenal Angkat Bicara

Juru bicara Arsenal angkat bicara, pihaknya sedang mencari tinjauan independen atas putusan tersebut. Klub bola yang bermarkas di London terus berupaya untuk mematuhi pedoman pengawas.

"Kami mengambil tanggung jawab kami sehubungan dengan pemasaran kepada penggemar kami dengan sangat serius. Kami secara seksama mempertimbangkan komunikasi (iklan) kepada penggemar mengenai promosi kami dan memberikan informasi mengenai risiko keuangan,” ujar Juru Bicara Arsenal.

Arsenal telah memberi tahu ASA terkait fan token yang dirancang demi meningkatkan partisipasi para pendukung. Sementara dari sisi material berbeda dengan aset kripto lain yang digunakan sebagai alat pembayaran.

Banyak penggemar mengabaikan token karena hanya menawarkan partisipasi dangkal yang menambah biaya mengikuti tim mereka. Penggemar lain mengatakan menghargai cara baru untuk terlibat dengan tim mereka.

3 dari 3 halaman

Bukan Hanya Arsenal yang Luncurkan Fan Token

Arsenal merupakan salah satu dari beberapa tim olahraga yang beralih ke sumber pendapatan alternatif setelah melanda kerugian akibat pandemi COVID-19. Menurut konsultan Deloitte, COVID-19 memicu penurunan pendapatan 12 persen di 20 klub top Eropa selama musim lalu.

Lebih dari 40 klub dari Eropa hingga Amerika Selatan meluncurkan fan token (token penggemar). Klub Liga Premier Inggris lainnya telah meluncurkan dan sebagain dalam tahap perencaan. Termasuk token penggemar dari para tim juara bertahan seperti Manchester City, Crystal Palace, Leeds, Everton dan Aston Villa.

Token penggemar terbesar dalah milik Paris Saint-Germain. Fan token tersebut memiliki nilai total sekitar USD 49 juta atau Rp 698,1 miliar (asumsi kurs Rp 14.248 per dolar AS), menurut CoinMarketCap. Sementara token penggemar Arsenal baru sebesar USD 7 juta setara Rp 99,7 miliar. Nilai ini memang sangat jauh atas pencapaian bitcoin senilai USD 929 miliar sebanding Rp 13,2 kuadriliun.

 

Reporter: Ayesha Puri

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.