Sukses

Krakatau Sarana Infrastruktur Bakal Optimalkan Kinerja KRAS

Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk, Silmy Karim menuturkan, subholding sarana infrastruktur memiliki fondasi kuat secara keuangan.

Liputan6.com, Jakarta - PT Krakatau Sarana Infrastruktur (KSI), kini menjadi induk subholding PT Krakatau Daya Listrik (PT KDL), PT Krakatau Tirta Industri (PT KTI), dan PT Krakatau Bandar Samudera (PT KBS) diharapkan dapat hasilkan pendapatan hingga Rp 7,8 triliun dalam lima tahun mendatang.

Subholding Krakatau Sarana Infrastruktur ini akan bergerak di layanan kawasan industri terintegrasi dengan empat area utama antara lain kawasan industri, penyediaan energi, penyediaan air industri dan pelabuhan. Area pengelolaan kawasan KSI pun terbesar di Indonesia.

Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk, Silmy Karim menuturkan, subholding sarana infrastruktur memiliki fondasi kuat secara keuangan.

Empat perusahaan itu memiliki total pendapatan Rp 3,4 triliun dan nilai earning before interest, tax, depreciation, and amortization (EBITDA) sebesar Rp 1 triliun pada 2020. Diharapkan target pencapaian secara bisnis keseluruhan akan terus berkembang seiring dengan pertumbuhan kawasan industri di Indonesia.

"Subholding Sarana Infrastruktur Krakatau Steel ini diproyeksikan dapat menghasilkan pendapatan hingga Rp 7,8 triliun pada lima tahun mendatang. Sementara itu, EBITDA subholding sarana infrastruktur diproyeksikan meningkat mencapai Rp 2,2 triliun pada 2025,” ujar Silmy dikutip dari Antara, Kamis (15/7/2021).

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bakal Optimalkan Kinerja Krakatau Steel

Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir yakin KSI sebagai anak perusahaan PT Krakatau Steel dapat memaksimalkan kinerja pencapaian bisnis dari BUMN itu.

“Saya mendukung pembentukan Subholding Sarana Infrastruktur sebagai bagian transformasi Krakatau Steel untuk meningkatkan nilai dan mengoptimalkan kinerja perusahaan,” ujar Erick.

Ia mencontohkan, seperti potensi Hot Strip Mill# 2 Krakatau Steel yang memiliki kapasitas produksi 1,5 juta ton per tahun dan juga unit bisnis lainnya.

KSI, perusahaan dengan bidang usaha utama pengelolaan kawasan industri, kompensasi utama KSI adalah menyediakan dan mengelola kawasan industri dengan layanan lengkap dan terintegrasi seperti infrastruktur, dan utiitas kawasan yang mencakup Pelabuhan, jalan, listrik, air dan gas, serta fasilitas pendukung lainnya seperti hotel, sarana perumahan dan lainnya.

KSI menawarkan keterpaduan dan kelengkapan melalui “An Integrated Investment Solution” untuk menopang pengembangan usaha dan menarik investor.

"Subholding ini juga harus dapat memanfaatkan peluang investasi ke Indonesia yang memerlukan dukungan kawasan industri dengan fasilitas terintegrasi dan berstandar internasional,” kata Erick.

Di sisi lain, Direktur Utama PT Krakatau Sarana Infrastruktur Priyo Budianto menyambut baik pembentukan subholding tersebut. Priyo harap dengan sinergi tersebut, pencapaian target yang diproyeksikan dalam lima tahun bisa tercapai dengan baik.

"Pembentukan subholding KSI merupakan tantangan dan menjadi semangat baru bagi kami untuk lebih memberikan kontribusi positif bagi pembangunan industri di Indonesia dan saya yakin semua target yang direncanakan dapat tercapai sesuai arahan dan harapan Bapak Menteri BUMN dan juga Bapak Silmy Karim,” ujar dia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.