Sukses

Aset Bank Ganesha Tumbuh 11,35 Persen pada 2020

Bank Ganesha mencatatkan penyaluran kredit sebesar Rp 2,63 triliun, atau menurun sebesar 11,78 persen.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Ganesha Tbk (BGTG) mencatatkan kinerja cukup baik pada 2020. Hingga akhir Desember, pencapaian total aset Bank Ganesha meningkat menjadi sebesar Rp 5,3 triliun atau meningkat 11,35 persen year on year (yoy).

Bank Ganesha mencatatkan penyaluran kredit sebesar Rp 2,63 triliun, atau menurun sebesar 11,78 persen.

"Hal ini disebabkan karena menurunnya bisnis debitur, bahkan ada yang melunasi kreditnya. Sementara untuk permintaan kredit baru masih terbatas,” ujar Presiden Direktur Bank Ganesha, Lisawati dalam Public Expose Insidentil, Jumat (5/3/2021).

Sementara itu, untuk pencapaian dana pihak ketiga (DPK) menjadi sebesar Rp 4,122 triliun, atau meningkat 14,8 persen. Lisawati mengatakan, hal ini menandakan kepercayaan nasabah semakin meningkat dan bank memiliki likuiditas yang sangat baik.

Dari sisi laba, sebelum cadangan kerugian penurunan nilai, laba Bank Ganesha mencapai Rp 63,86 miliar osisi Desember 2020.

Namun, dalam upaya meningkatkan kehati-hatian untuk mengantisipasi risiko kredit, bank secara konservatif telah membentuk cadangan kerugian penurunan nilai atau CKPN sebesar Rp 58,12 miliar.

"Pada posisi September 2020 telah membukukan laba sebelum pajak sebesar Rp 16,42 miliar yang telah melampaui posisi Desember 2019. Namun karena Bank secara konservatif membentuk CKPN, jadi laba sebelum pajak menjadi Rp 5,7 miliar,” ujar Lisawati.

 

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Rasio Kecukupan Modal

Dari sisi rasio, rasio kecukupan modal atau CAR mencapai 36,04 persen yang sangat memadai dan masih bisa berkembang lebih jauh. Sementara rasio NPL Gross sebesar 5,49 persen, dan NPL Nett 2,86 persen.

"Hal ini disebabkan karena dampak dari pandemi covid-19. Serta adanya penurunan portofolio kredit,” kata Lisawati.

"Untuk rasio BOPO menjadi sebesar 98,2 persen sejalan dengan adanya pembentukan CKPN. Sedangkan untuk LDR mengalami penurunan menjadi 64 persen. Hal ini sejalan dengan meningkatnya dana pihak ketiga namun outstanding kredit menurun,” ia menambahkan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.