Sukses

BRIS Digadang Masuk 10 Besar Bank Syariah Terbesar di Dunia

Pekan ini, surat izin penggabungan tiga bank syariah BUMN akan dikeluarkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kinerja lembaga keuangan syariah lebih baik jika dibandingkan dengan lembaga keuangan konvensional di tengah pandemi COVID-19.

"Khusus keuangan syariah, kami sampaikan ini lebih baik daripada konvensional. Aset tumbuh cukup tinggi sebesar 21,48 persen di mana sebelumnya ialah 13,84 persen di tahun 2019," ujar Wimboh dalam Webinar Sharia Economic Outlook 2021, Selasa (19/1/2021).

Seperti diketahui, melihat potensi ini, Kementerian BUMN mantap untuk menggabungkan (merger) tiga bank syariah BUMN yakni PT Bank BRISyariah Tbk (BRIS), PT Bank Syariah Mandiri (BSM), dan PT BNI Syariah (BNIS), ke dalam BRIS menjadi PT Bank Syariah Indonesia (BSI) yang akan efektif Februari mendatang.

Deputi Keuangan dan Manajemen Risiko Kementerian BUMN, Nawal Nelly mengatakan, penggabungan tiga bank syariah BUMN akan mempercepat terwujudnya multiplier effect ke perekonomian nasional dan masyarakat secara khusus.

"Dengan adanya penggabungan ini dari skala baik nasabah yang dilayani maupun produk dari masing-masing bank akan lebih terkonsolidasi dan variasi produknya akan lebih matching," ujar dia.

Dalam catatannya, BSM saat ini melayani sekitar 8 juta nasabah, BNIS sekitar 3 juta nasabah dan BRIS menangani 4 juta nasabah.

Adapun dari segi aset penggabungan bank syariah ini, totalnya mencapai Rp 220 triliun. Antara lain terdiri dari Rp 120 triliun oleh BSM, dan Rp 100 triliun merupakan aset kolektif BRI dan BNI Syariah.

"Dalam skala aset yang Rp 200 triliun ini baik dari skala operasi, economic skill perbankan maupun dari segi present in the market juga diharapkan bisa meningkat,” ujar Nawal.

Bahkan, Nawal mengatakan nantinya Bank Syariah Indonesia (BSI/BRIS) akan bisa disandingkan dengan sejumlah bank syariah dunia, seperti Al-Rajhi Bank di Arab Saudi, Kuwait Finance House di Kuwait  dan Bank Albilad di Saudi.

"BSI akan menduduki rangking 7 atau 8 berdasarkan skala asetnya dan secara global ini yang lebih penting BSI akan menjadi satu dari top 10 global bank islamic,” ujar dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

OJK Bakal Terbitkan Izin Merger 3 Bank Syariah

Sebelumnya, pekan ini, surat izin penggabungan tiga bank syariah BUMN akan dikeluarkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dengan diterbitkannya izin tersebut, Bank Syariah Mandiri, Bank BNI Syariah dan Bank BRI Syariah resmi bergabung dan berganti nama menjadi PT Bank Syariah Indonesia.

"Izin merger dari OJK, ini bisa terima minggu ini," kata Ketua PMO Merger Bank Syariah Milik BUMN, Hery Gunardi dalam Webinar Sharia Economic Outlook 2021, Jakarta, Selasa, 19 Januari 2021.

Proses merger tiga bank tersebut telah dilakukan sejak Maret 2020. Setelah menjalani berbagai macam proses, akhirnya, dalam waktu dekat surat izin dari OJK tinggal menghitung hari.

"Proyek ini dari Maret tahun lalu, ini berproses dari bulan ke bulan, dan saat ini makin dekat jelang 1 Februari," kata dia.

Setelah surat izin tersebut sudah ditangan, pihaknya akan langsung mengurus syarat-syarat administratif ke Kementerian Hukum dan HAM untuk memproses beberapa hal lainnya. Diharapkan semua proses tersebut bisa selesai sebelum tanggal 1 Februari.

"Setelah itu kita lanjutkan dengan pengesahan nama baru Bank Syariah Indonesia di Kemenkumham dan juga untuk logo barunya," kata dia.

Bila proses tersebut selesai dilakukan, maka pada tanggal 1 Februari akan dilakukan prosesi merger secara resmi. Dalam waktu yang bersamaan kata Hery, pihaknya akan me-disclaimer hasil penggabungan bank syariah plat merah sebagai bank syariah terbesar di Indonesia.

"Semoga tanggal 1 Februari ini bisa dilakukan legal merger dan kami bisa declare telah lahir bank syariah terbesar di Indonesia yaitu Bank Syariah Indonesia," kata dia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.