Sukses

Bos GMF: Dalam 17 Tahun Belum Ada Bengkel Pesawat IPO

GMF akan melepas 30 persen sahamnya ke publik dengan harga saham yang ditawarkan Rp 390-Rp 510 per lembar saham.

Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMF) akan segera tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Anak usaha maskapai PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) ini akan memperoleh catatan penting karena selama 17 tahun terakhir belum ada industri maintenance, repair, and overhaul (MRO) atau bengkel pesawat yang menawarkan sahamnya ke publik atau initial public offering (IPO).

"Kalau boleh disinggung selama kurun waktu 17 tahun belum ada MRO yang melakukan IPO," kata Direktur Utama GMF Iwan Joeniarto di Jakarta, Senin (11/9/2017). Terakhir, kata dia, IPO perusahaan sejenis dilakukan oleh perusahaan Singapura yakni SIA Engineering Company Limited.

"Ini adalah pertama kali setelah 17 tahun yang lalu, Singapura Airlines Engineering melakukan IPO," ujar dia.

Lebih lanjut, GMF sendiri melepas 30 persen sahamnya ke publik. Adapun harga saham yang ditawarkan Rp 390-Rp 510 per lembar saham. Perseroan menargetkan perolehan dana dari IPO sebesar US$ 200 juta-250 juta.

Dengan aksi korporasi ini, perseroan berharap bisa menjadi salah satu bengkel pesawat terbesar di dunia dengan pendapatan US$ 1 miliar pada tahun 2021.

"Visi kita top ten MRO in the world dan tahun 2021 mencatatkan revenue US$ 1 miliar," tandas dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perluas pasar

GMF AeroAsia terus memperluas pasar ke Wilayah Afrika. Setelah Nigeria, tiga negara yang target GMF AeroAsia adalah Senegal, Kenya dan Ethiopia.

SVP Marketing & Business Development GMF AeroAsia Leonardus Andriyanto menjelaskan, untuk Nigeria, GMF AeroAsia telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan Max Air, maskapai asal negara tersebut yang merupakan penguatan kerja sama yang sudah dilakukan tahun 2013.

Dalam kerja sama ini Max Air mempercayakan perawatan C-Check & D-Check tiga pesawat Boeing 747-400 miliknya serta program engineering and maintenance planning kepada AeroAsia.

Kerja sama dengan Max Air merupakan salah satu upaya GMF AeroAsia dalam menambah international footprint di kawasan Afrika. "Kami juga berharap kerja sama ini akan diikuti oleh kerja sama lainnya di kawasan Afrika ini," katanya Juni lalu.

GMF AeroAsia juga terus mencoba membuka peluang baru dengan maskapai dari Senegal, Kenya dan Ethiopia yang notabene merupakan negara-negara yang akan dikunjungi rombongan kementerian luar negeri Republik Indonesia.

Peluang peluang ini tidak lepas dari strategi perusahaan yaitu Business Expansion demi menyokong pencapaian visi menjadi sepuluh besar perusahaan Maintenance Repair & Overhaul (MRO) di dunia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.