Sukses

Data Ekonomi Positif Bawa IHSG Menghijau

IHSG sempat berada di level tertinggi 5.623,5 dan terendah 5.610,14 pada awal sesi perdagangan.

Liputan6.com, Jakarta Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menguat pada perdagangan saham hari ini. Pergerakan IHSG ini berbeda dengan bursa Asia dan Wall Street.

Pada pra pembukaan perdagangan saham, Selasa (4/4/2017), IHSG naik 38,6 poin atau 0,09 persen ke level 5.611,66. Indeks saham LQ45 naik 0,32 persen ke level 934. Seluruh indeks saham acuan kompak menghijau.

Pada pembukaan pukul 09.00 WIB, IHSG kembali menguat. IHSG mendaki 13,12 poin atau 0,23 persen ke level 5.619.

Ada sebanyak 71 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Sedangkan 34 saham melemah. Sebanyak 84 saham lainnya diam di tempat.

IHSG sempat berada di level tertinggi 5.623,5 dan terendah 5.610,14 pada awal sesi perdagangan.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 4.925 kali dengan volume 139,7 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 139,3 miliar.

Investor asing melakukan aksi jual bersih Rp 18,84 miliar di pasar reguler. Sedangkan posisi dolar Amerika Serikat di kisaran Rp 13.318. Secara sektoral, hampir semua sektor saham menghijau, kecuali konstruksi.

Sektor saham pertambangan menguat 1,78 persen dan catatkan penguatan terbesar. Saham sektor aneka industri naik 0,79 persen, disusul sektor saham perdagangan mendaki 0,74 persen.

Adapun saham yang menguat antara lain milik TRST yang naik 9,68 persen ke level Rp 340, saham BAPA mendaki 9,32 persen ke level Rp 129, dan saham TRIM mendaki 7,95 persen ke level Rp 95 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham MCOR turun 5,76 persen ke level Rp 264 per saham, saham BTPN merosot 4,76 persen ke level Rp 2.600 per saham, dan saham APLI tergelincir 3,17 persen ke level Rp 122 per saham.

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memang diprediksi menguat pada perdagangan saham Selasa pekan ini. Penguatan IHSG tersebut didukung data ekonomi Indonesia yang positif.

Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya menuturkan, IHSG masih memiliki pergerakan yang akan terus menguat. Ini mengingat rekor baru yang terus tercipta diiringi aliran dana investor asing dan kondisi ekonomi yang masih terkendali masih jadi penopang pergerakan IHSG.

Ini terlihat dari data ekonomi yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada awal April 2017. Tercatat deflasi Maret 2017 di kisaran 0,02 persen. Namun, William menuturkan yang perlu dipahami oleh investor adalah tingkat fokus sebaiknya terhadap saham-saham memiliki likuiditas tinggi dan jajaran lapis pertama.

Kondisi IHSG berbeda dengan Bursa Asia yang melemah di awal perdagangan Selasa pekan ini mengikuti penurunan Wall Street. Pelaku Pasar menunggu keputusan kebijakan moneter dari Reserve Bank of Australia (RBA).

Mengutip CNBC, Indeks ASX 200 Australia turun 0,24 persen. Sebagian besar sektor melemah di awal perdagangan ini. Saham-saham industri keuangan terutama bank tertekan. ANZ turun 0,5 persen, Commonwealth Bank melemah 0,57 persen dan Westpac turun 0,71 persen.

Reserve Bank of Australia akan mengumumkan kebijakan moneter pada pukul 14.30 waktu setempat. Sebagian besar ekonom memperkirakan bahwa bank sentral tersebut akan tetap menjaga suku bunga pada rekor terendah yaitu 1,50 persen.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Saham adalah hak yang dimiliki orang (pemegang saham) terhadap perusahaan berkat penyerahan bagian modal sehingga dianggap berbagai dalam pe

    Saham

  • IHSG

Video Terkini