Sukses

Wall Street Melemah Terbebani Data Tenaga Kerja

Data tenaga kerja yang tak sesuai harapan dan fokus pelaku pasar terhadap rencana kenaikan suku bunga bank sentral AS pengaruhi bursa saham.

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan saham menjelang akhir pekan ini didorong saham sektor keuangan. Rilis data tenaga kerja melemah secara mengejutkan membuat pelaku pasar ragu terhadap kondisi ekonomi AS dan kenaikan suku bunga bank sentral AS/the Federal Reserve dalam waktu dekat ini.

Pada penutupan perdagangan saham, Jumat (Sabtu pagi WIB), indeks saham Dow Jones melemah 31,5 poin atau 0,18 persen ke level 17.807,06. Indeks saham S&P 500 merosot 6,13 poin atau 0,29 persen ke level 2.099,13. Indeks saham Nasdaq tergelincir 28,85 poin atau 0,58 persen ke level 4.942,52.

Ada pun enam dari 10 sektor saham di indeks saham S&P 500 pun cenderung tertekan. Sentimen rilis data ekonomi mempengaruhi bursa saham.

Ekonomi AS hanya mampu menciptakan jumlah tenaga kerja sedikit, bahkan terendah lebih dari 5,5 tahun. Lantaran penerimaan tenaga kerja di sektor manufaktur dan konstruksi turun tajam. Jumlah tenaga kerja naik 38 ribu pada Mei, di bawah perkiraan ekonomi sekitar 164 ribu.


Pelaku pasar pun juga memangkas taruhan terhadap rencana kenaikan suku bunga pada pertemuan Juni dan Juli. Sentimen itu mempengaruhi sektor keuangan. Indeks sektor saham keuangan turun 1,38 persen didorong penurunan saham Bank of America dan Citigroup.

"Saya rasa ini menjadi pertanyaan jika bank sentral AS atau the Federal Reserve melakukan sesuatu pada tahun ini," ujar Mark Grant, Direktur Hilltop Securities seperti dikutip dari laman Reuters, Sabtu (4/6/2016).

Sementara itu, Direktur Wells Capital Management Jim Paulsen menuturkan laporan data tenaga kerja juga cukup mempengaruhi pasar. Pelaku pasar mungkin melepas portofolio di bursa saham, tetapi Jim memperkirakan tidak terlalu banyak.

Selain itu, pelaku pasar akan mencermati pernyataan pimpinan bank sentral AS Janet Yellen pada awal pekan depan untuk mencari petunjuk langkah bank sentral AS/the Federal Reserve selanjutnya.

Tercatat volume perdagangan saham sekitar 7 miliar saham, dan angka ini di atas rata-rata perdagangan saham harian sekitar 6,9 miliar saham. (Ahm/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini