Sukses

5 Aktivitas Seru yang Bisa Dilakukan di Desa Panglipuran Bali

Desa Panglipuran terletak di selatan Kabupaten Bangli, sekitar 35 km dari kota Denpasar. Saat berkunjung ke sini, wisatawan akan dimanjakan dengan kondisi desa yang bersih, asri, warganya yang ramah, dan indahnya arsitektur tradisional rumah-rumah di sekitar.

Liputan6.com, Bali - Desa Panglipuran merupakan salah satu destinasi wisata Bali yang banyak diburu wisatawan. Berkunjung ke desa ini akan memberikan pengalaman hidup tradisional ala masyarakat Bali.

Desa Panglipuran terletak di selatan Kabupaten Bangli, sekitar 35 km dari kota Denpasar. Saat berkunjung ke sini, wisatawan akan dimanjakan dengan kondisi desa yang bersih, asri, warganya yang ramah, dan indahnya arsitektur tradisional rumah-rumah di sekitar.

Mengutip dari indonesia.travel, rumah-rumah di desa ini masih mempertahankan konsep dan ajaran tradisional yang disebut Tri Hita Karana. Filosofi Hindu Bali ini mengajarkan tentang keharmonisan atau keseimbangan antara hubungan Tuhan, manusia, dan lingkungan.

Tri Hita Karana juga diterapkan dalam struktur desa itu sendiri melalui konsep Tri Mandala. Tata letak desa dibagi menjadi tiga bagian, yakni parhyangan (daerah suci), pawongan (daerah pemukiman), dan paleman (kuburan, daerah pertanian, dan lainnya).

Berbagai aktivitas menarik bisa dilakukan di desa terbersih ke-3 di dunia ini. Apa saja?

1. Mempelajari budaya Hindu Bali

Desa Panglipuran menjadi destinasi wisata yang pas untuk mempelajari budaya Hindu Bali melalui kuil-kuilnya. Terdapat tiga kuil di desa ini, yaitu Pura Penataran, Pura Dalem, dan Pura Puseh.

Pengunjung dapat melihat berbagai tradisi menarik, salah satunya galungan tahunan yang dirayakan setiap 210 hari. Ada iuga ritual ngusaba yang dilaksanakan untuk merayakan ulang tahun desa. Setiap harinya, warga desa juga rutin menggelar ritual doa di kuil-kuil desa.

2. Mempelajari proses pembuatan kerajinan tangan

Wisatawan bisa melihat proses pembuatan berbagai kerajinan tangan yang diproduksi warga setempat. Beberapa kerajinan tangan tersebut di antaranya tenun bambu, keben lukis (anyaman bambu yang dicat), topeng bambu berukir, miniatur Desa Penglipuran, serta kerajinan kayu tradisional lainnya.

Para wisatawan juga bisa membeli kerajinan tangan tersebut sebagai oleh-oleh. Kerajinan tangan ini dijajakan di depan rumah pengrajin.

 

2 dari 2 halaman

Rumah Tradisional Warga

3. Tinggal di rumah tradisional warga

Tak hanya datang sebagai wisatawan, pengunjung juga bisa mendapat pengalaman baru dengan tinggal di rumah tradisional warga setempat. Ada beberapa jenis pilihan tinggal, mulai dari rumah berukuran kecil, rumah berukuran sedang, atau guest house.

4. Menikmati cita rasa masakan lokal

Kuliner menjadi salah satu hal yang harus dicoba saat berlibur ke sebuah daerah, tak terkecuali di Desa Panglipuran. Kamu bisa mencoba tipat cantok dan loloh cemcem.

Tipat cantok adalah makanan yang terbuat dari ketupat yang dipotong dan dicampur dengan berbagai sayuran rebus. Bahan-bahan tersebut kemudian diaduk dengan saus kacang.

Adapun loloh cemcem adalah minuman tradisional Desa Penglipuran yang terdiri dari berbagai macam bahan herbal. Bahan-bahan alami dalam minuman ini menghasilkan warna hijau yang menggoda.

5. Menjelajahi hutan bambu suci

Tak jauh dari Desa Panglipuran, terdapat hutan bambu seluas 45 hektare. Hutan yang berjarak sekitar 100 meter di luar desa ini bisa ditempuh dengan berjalan kaki atau mengendarai sepeda.

Hutan bambu menawarkan banyak tempat foto yang luar biasa. Sebagai bagian dari Parhyanganarea, penduduk setempat menganggap hutan bambu ini sebagai tempat suci.

(Resla)