Sukses

Banjir Terjang Rumah dan Lahan Pertanian di Bombana, Pihak BPBD Mengaku Belum Terima Laporan

Banjir di Bombana menerjang dua lokasi, Desa Tongkoseng dan Desa Karya Baru merendam puluhan unit rumah dan lahan pertanian waega terancam gagal panen.

Liputan6.com, Kendari - Bencana banjir melanda wilayah Bombana, Selasa (9/4/2024) hingga Rabu (10/4/2024) pagi. Banjir Bombana setinggi setengah meter merendam dua wilayah, Desa Tongkoseng Kecamatan Tonto Nunu dan Desa Karya Baru Kecamatan Poleang Utara. 

Banjir paling parah terjadi di Desa Tongkoseng. Hingga pukul 21.59 Wita, air luapan Sungai Poelang dan Toluto masih merendam pemukiman warga. Salah seorang warga Desa Tongkoseng Enta Makmur mengatakan, banjir terjadi akibat luapan Sungai Toluto dan Poleang. 

"Hujan deras sejak Selasa (9/4/2024) pukul 23.00 Wita, tidak berhenti sampai jam 05.00 Wita dinihari," ujar Enta, dihubungi via telepon seluler.

Kata dia, sekitar pukul 06.00 Wita, air mulai naik hingga ke pemukiman warga. Tidak hanya itu, air ikut merendam puluhan hektar lahan persawahan. 

"Warga sebagian masih shalat Idul Fitri di masjid, sebagian di jalan," ujar Enta.

Kata dia, hingga Rabu (10/4/2024) malam, warga masih siaga. Sebab, banjir belum surut dan masih merendam pemukiman. 

"Sebagian sudah ada yang mengungsi," ujar Enta.

Kepala Desa Tongkoseng Bombana Rahman menjelaskan, banjir merendam hingga sekitar 70 rumah warga desa. Saat ini, sudah ada sekitar 20 kepala keluarga memutuskan meninggalkan rumah. 

Selain itu, ada sekitar 70 hektar lahan sawah warga hampir panen kini terendam banjir. Menurut Rahman, jika banjir tidak surut hingga 3 hari kedepan, dipastikan petani terancam gagal panen akibat padi membusuk terendam banjir. 

"Air masih setinggi perut orang dewasa, sekitar 20 kepala keluarga mengungsi ke tetangga atau lokasi yang tak terendam banjir," ujar Rahman.

Kata Rahman, ada tiga dusun yang ikut terkena dampak banjir Bombana. Ketiganya yakni Dusun Emoico, Ranongkoeya dan Toluto.

Rahman melanjutkan, banjir di Bombana terjadi akibat tanggul Sungai Poleang jebol. Hal ini menyebabkan, air sungai meluap keluar hingga masuk ke wilayah perkampungan. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kondisi Desa Lain

Selain Tongkoseng, Desa Karya Baru di Kecamatan Poleang Utara juga terdampak. Sekitar 70 hektar sawah petani berisi tanaman padi dan holtikultura terendam banjir. 

Jumardin, warga Desa Karya Baru menjelaskan, air mulai masuk ke desa sejak Rabu (10/4/2024) sekitar pukul 5.00 Wita. Kata dia, hujan deras terjadi sejak malam sebelumnya. 

"Ada sebanyak tiga dusun di Desa Karya Baru yakni Kapukapura, Samalewa dan Padang Lampe ikut terdampak," ujar Jumardin. 

Dia menjelaskan, sebanyak 5 rumah dan 1 masjid terendam. Meskipun tidak ada warga yang mengungsi, namun lahan pertanian warga menjadi korban. 

3 dari 3 halaman

BPBD Belum Turun ke Lokasi Bencana

Badan Penanggulangan Bencana Alam Daerah Kabupaten Bombana sampai Rabu (10/4/2024) malam, belum menyentuh lokasi terendam banjir. Kepala BPBD Bombana Hasdin Ratta mengatakan, pihaknya belum mendapat laporan dari pihak desa atau Kecamatan. 

"Sesuai SOP kami, kami akan turun ketika ada laporan dari pihak camat atau desa untuk segera ditindaklanjuti," Ujar Hasdin Ratta, dihubungi via telepon seluler.

Namun, hal berbeda disampaikan kepala Desa Tongkoseng Rahman. Kata dia, laporan sudah diberikan kepada pihak Kecamatan sejak Rabu (10/4/2024) sekitar pukul 8.49 Wita. Namun, hingga pukul 23.25 Wita, belum ada tindak lanjut di wilayah bencana.

"Belum ada tindak lanjut bantuan evakuasi dari Pemda. Namun, warga kami sarankan agar tetap siaga. Laporan sudah sejak pagi kami berikan ke grup yang ada pihak Pemda di dalamnya," ujar Rahman. 

Diketahui sebelumnya, Pemprov Sulawesi Tenggara sudah mengeluarkan sejumlah arahan untuk waspada musim hujan dan bencana banjir. Pemprov melalui Pj Gubernur Sultra Andap Budhi Revianto kerap meminta Pemkot dan Pemkab di Sultra agar waspada dan memantau kondisi cuaca sehingga bisa menyiapkan langkah mitigasi bagi warga di lokasi rawan bencana. 

Pemprov juga terus melakukan koordinasi dengan BMKG Kendari dan pusat untuk memantau kondisi cuaca di wilayah Sulawesi Tenggara setiap saat. Selain itu, pihak Pemkab juga diminta agar berkoordinasi dengan BMKG agar bisa menyiapkan langkah antisipasi dengan adanya laporan kondisi cuaca yang bisa diakses setiap saat. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.